Hari ini Siska sudah diizinkan pulang, sebenarnya dari kemarin Ia sudah meminta pulang. Namun sang Ibu tetap kekeuh agar putrinya bermalam terlebih dahulu disana, untuk memastikan keadaannya.
Rencananya hari ini Ia akan melayat ke kediaman bang Agung, namun karena ada chat dari grup osis bahwa dia harus hadir dirapat osis hari ini, Ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi berkunjung.
Pagi-pagi sekali Siska dan sang Ibu pulang dari klinik. Siska bergegas mandi dan memakai seragamnya. Seperti biasa Ia akan pergi berjalan kaki. Berhubung sekolah yang tak jauh dari rumahnya membuat Ia tak perlu menaiki kendaraan untuk berangkat.
"Aku berangkat dulu ya bu! Assalamualaikum!" Pamitnya menyalimi takzim tangan sang Ibu dan dijawab salam pula oleh ibunya.
**
Karena jarak yang dekat hanya butuh beberapa menit untuknya sampai disekolah. Baru masuk gerbang sekolah Ia sudah disambut heboh sahabat satu servernya itu.
"Siska my bestie!!!" Teriak Lia dengan merentangkan kedua tangannya menyambut sahabatnya itu.
Bukan mendapat pelukan Lia malah mendapat toyoran dari sahabat lucknut nya itu. "Lebay lu!"
"Ck. Gak peka amat sih. Gue itu nyambut lu." Protes Lia cemberut membuat Siska tergelak.
"Iya deh iya. Lagian sih lu, lebay banget!" Timpalnya disela tawanya.
Ketika keduanya tengah asyik bercanda, seorang pemuda dengan seragam yang sama menghampiri keduanya. "Kalian belum masuk? Cepetan masuk!" Ucapnya.
"Iya ini juga mau masuk, belum bel juga!" Protes Siska. Hanya Siska yang berani dengan pemuda satu ini.
"Kita harus masuk ruang osis sekarang. Ayo!" Ajaknya menggandeng tangannya dan berjalan menyeretnya.
"Ehh! Rangga! Tunggu! Ya ampun udah kek anak kucing gue, main seret aja." Protesnya, namun tak ayal mengikuti langkhnya juga.
Lia geleng-geleng kepala melihat si ketua osis yang dingin dengan setiap perempuan, kecuali Siska. Terkadang merasa heran dengan sikapnya itu, namun Ia tak mau ambil pusing dan hanya mengikuti keduanya.
Ketiganya sampai diruang osis. Siska dan Lia memang salah satu anggota osis disana. Ketika masuk semua anggota sudah hadir disana. Ternyata tinggal menunggu si ketos dan kedua anggotanya.
Rapat pun dimulai, banyak hal yang dibahas mengenai penerimaan calon siswa baru disana. Semua fokus dengan penuturan ketua osis mereka. Namun tidak dengan gadis satu ini, Ia malah fokus pada layar Hp nya. Entah apa yang tengah Ia lihat. Hingga Lia menyenggol lengan sahabatnya itu.
"Baiklah sepertinya kita tunda dulu rapatnya terlebih dahulu. Kita akan lanjut nanti setelah jam istirahat!" Tutur Rangga si ketua osis mengakhiri rapat pagi ini.
Semua bubar meninggalkan ruangan itu, termasuk kedua sahabat yang masih duduk dan hendak berdiri. Namun si ketua osis menahannya. "Lu kenapa sih Sis? Gue lihat lu ngelamun terus dari tadi?" Tanyanya.
Siska tersenyum manis menanggapinya. "Gak! Gue lagi kurang mood aja!" Timpalnya. Entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada foto seseorang di layar Hpnya tadi.
"Lu masih sakit?" Tanya Rangga khawatir, bahkan Ia sampai menempelkan punggung tangannya didahi gadis didepannya.
Alih-alih baper dengan perhatian cowok tampan, most wanted sekolah yang menjadi idaman kaum hawa ini, Siska malah terkesan cuek saja.
Ia ambil tangan si ketos didahinya. "Gue gak papa. Gue keluar duluan yah. Bye!" Pamitnya. Dan menggandeng tangan bestienya. "Ayo Ya!"
Keduanya berlenggang keluar meninggalkan si ketos itu sendirian. Rangga menggebrak meja didepannya keras dengan decakan kesal. "Kenapa lu gak peka-peka sih Sis?"
**
Sementara itu kedua bestie yang tadi keluar tengah duduk di sebuah bangku, dibelakang sekolah. Karena waktu menunjukkan istirahat pertama. Keduanya menghabiskan waktunya disana dengan berbagai macam jajanan ditengah mereka. Kalau ditanya itu jajanan siapa, sudah dipastikan itu jajanan Lia si pemborong cemilan bi lastri. Dari mulai Cimol, cireng, cilok, cimin, pokoknya seraba serbi CI dibelinya. Dan tentu saja Ia tak makan itu sendiri. Selain menjadi teman berbagi cerita, Siska juga menjadi teman berbagi makanannya.
Namun kali ini, kayanya sahabatnya ini sedang tak berselera makan. Terbukti dari semua makanan yang ia anggurkan dan hanya menahan dagunya dengan sebelah tangan seraya melamun dan terus menatap benda pipih ditangannya.
"Lu kenapa sih Sis? Kek nya hari ini, nyawa lu hilang entah kemana?" Tanyanya seraya meledek.
"Mati dong gue!" Timpal Siska namun matanya masih fokus ke benda ditangannya.
Lia tergelak menananggapinya. "Ya lagian sih lu, hari ini aneh banget!" Timpalnya disela gelak tawanya.
"Kenapa sih?" Tanyanya lagi namun tak ditanggapi bestienya itu. Lia yang merasa kesal karena rak ditanggapi, mengambil benda ditangannya dengan paksa. Membuat si empunya gelagapan dan ingin mengambilnya, namun segera dihadang Lia.
Lia melihat apa yang sahabatnya itu lihat. Matanya membola kala apa yang Ia lihat. "Ya ampun Sis? Jadi dari tadi lu mikirin abang-abangan lu ini?" Tanyanya.
Siska kembali mengambil Hpnya, Ia lihat sekejap foto seseorang yang tengah senyum bahagia itu. Foto yang tak sengaja Ia ambil dengan posisi tak fokus namun malah membuatnya begitu tampan, terpampang jelas memenuhi layar Hpnya.
"Abang-abangan cenah. Namanya bang Agung woy!" Protes Siska.
"Ya deh iya, gue lupa namanya. Kenapa sih? Cerita dong!"
"Gue juga gak tau, gue terus kepikiran dia. Bayangan-bayangan dia sedih selalu memenuhi otak gue." Curhatnya seraya menghembuskan nafasnya berat.
"Apa karena gue belum melayat ya?" Tanyanya sendu.
Lia menepuk pundaknya. "Iya mungkin itu salah satu alasannya, Tapi ada satu alasan lagi yang membuat lu kek gini" Tuturnya.
Siska menoleh dan mengerenyitkan dahinya seolah bertanya apa?
"Hati lu! Yang gue lihat, hati lu udah buat abang lu itu." Timpal Lia membuat Siska terdiam dengan pikirannya yang entahlah.
"Udah mending lu segera temuin dia. Siapa tau dia butuh lu buat jadi pengganti istrinya." Tutur Lia yang sukses mendapat tampolan dibahunya dari bestienya itu. Membuat Lia tergelak.
"Jangan gitu dong. Katanya ya, arwah seseorang yang belum empat puluh hari itu masih berkeliaran. Mungkin aja dia disamping lu." Ucap Siska membuat bestienya itu meringsek mendekat karena ketakutan. Bahkan Ia sampai menduduki aci-acinya.
"Eh.. Tuh si aci napa lu dudukin?" Tanya Ayra mencoba menahan bokongnya.
Lia dengan refleks berdiri mengusap bokongnya. "Lu sih nakut-nakutin."
Siska tertawa menanggapi tingkah sahabatnya itu. "Itu kan katanya. Iya dan enggaknya gue juga gak tau."
Lia kembali duduk dengan perasaannya yang masih dongkol. Pasalnya roknya sampai kena minyak dan berbekas disana.
"Udah gak usah cemberut gitu, diloker ada rok ganti gue, ntar lu pake!" Titah Siska dan dijawab anggukan olehnya.
"Terus kapan lu nemuin dia?" Tanya Lia.
"Entahlah."
"Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Gue belum siap melihat dia yang terluka." Lirihnya sendu.
*************
Mari ramaikan readers! Kasih vote, like dan komennya. Kasih hadiahnya juga boleh😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Kusii Yaati
memang Abang duda meresahkan...adek Siska yg imut sampai Gegana(gelisah,galau,merana)😝
2023-08-26
1
Aqiyu
cgghhhj
2022-10-17
1
heaven
aduhhh bang ketos kalah ama duda🤣
2022-04-16
1