Hari ini, hari pertama Siska melaksanakan ujian. Pagi ini Ia benar-benar dijemput pemuda yang kemarin kekeuh ingin menjemputnya itu. Si ketua osis yang terkenal dingin namun begitu hangat pada gadis yang tengah diboncengnya itu.
Tak membutuhkan waktu lama, karena memang jarak dari rumah Siska ke sekolah sangatlah dekat. Hingga motor pun sampai diparkiran sekolah.
Siska turun dari sana seraya melepas helmnya. Semua mata tertuju pada sepasang manusia yang baru turun itu. Apalagi kaum hawa sang pengagum ketos itu. Mereka menjerit histeris melihat idolanya memboncengi gadis untuk pertama kalinya.
"Omegaatt! Omegatt babang Rangga gue!"
"Aaahhh gue kena tikung."
"Patah hati berjamaah!"
"Ngiri gue njirrr!"
Dan masih banyak lagi celotehan para fans si most wanted itu. Namun itu tak berpengaruh untuk Siska. Tanpa menunggu Rangga, Ia sudah berlenggang sendiri meninggalkan parkiran.
"Sis! Tunggu!" Rangga hendak mengejarnya namun langkahnya terhadang para fansnya yang meminta penjelasan.
Siska berjalan dengan senyum yang begitu mengembang melewati setiap koridor. Hari ini akan jadi ujiannya yang sangat menyenangkan. Sudah dipastikan Ia akan mendapatkan nilai tertinggi diujian kali ini. Bagaimana tidak, pagi-pagi sekali Ia mendapatkan pesan dari sang pujaan.
Ia ambil Hpnya disaku dan kembali membuka pesan itu untuk kesekian kalinya.
Bang Age❄
Semangat ujiannya! Smoga lancar!
Hanya pesan singkat seperti itu, namun mampu membuat mood boosternya up ke level teratas.
Ia terus berjalan dengan terus menyunggingkan senyumnya. Ia melupakan sekitarnya yang tengah asyik mengghibahinya. Bahkan Ia melewati sahabatnya begitu saja didepan kelas.
"Woy! Nyelonong aja lu." Lia sampai menarik tas punggunggnya, membuat Siska mundur lagi kebelakang.
"Paan sih Ya?" Tanyanya. Lia yang sudah siap mengeluarkan kata diselak Siska. "Diem! Gue gak butuh komentar oke! Gue tau semua ciwi-ciwi disini bakal ghosting gue. Tapi, gue gak peduli. Yang penting gue lagi happy." Timpalnya dan nyelonong masuk begitu saja.
Lia melongo melihat bestienya itu. Apa dia bener-bener udah jadian sama si ketos? Sampe girang gitu? Pikirnya.
Tentu Lia belum tau apa yang membuat sahabatnya ini bisa sebahagia itu.
Ia pun mengikuti langakah gadis yang sudah seperti saudaranya itu masuk kedalam. Ia mendudukan dirinya disisi gadis itu, menghadapnya dan memegang kedua bahumya.
"Lu hutang penjelasan sama gue. Lu ceritain buruan!" Titah Lia.
"Iya! Iya bentar. Yang jelas bukan karena gue diboncengi Rangga yah. Gue happy karena ini!" Siska menyodorkan benda pipih miliknya pada sang sahabat.
Lia mengerenyitkan dahinya heran. "Terus ini hepinya dimana?" Tanyanya membuat Siska ikut mengerenyitkan dahinya.
Siska lihat kembali Hpnya. Eh ternyata layarnya bukan membuka chat dari abang kesayangannya, namun malah chat dari grup komunitas sekolah, yang tengah mengghibahinya. Karena Ia men silent nya, tentu tak mendengar notif yang sudah ratusan itu.
"Setdah! Ini sehari aja bisa jadi selebgram gue, viral bener." Siska geleng-geleng kepala, apalagi Ia melihat fotonya yang terpampang disana.
"Ck. Gara-gara si Rangga nih!" Siska mendumel dan Ia memilih membuka chat dari abangnya. "Nih! Lu lihat!" Siska menyodorkan Hpnya. "Meleleh gak? Meleleh banget gue!" Ucapnya berbinar.
Setelah melihat itu, Lia geleng-geleng kepala. Tak habis pikir dengan sahabatnya itu, baru aja ngedumel, eh langsung hepi lagi. Dan soal chat, itu biasa aja, tapi sahabatnya itu begitu bahagia. Pesona duda emang ya? Bener-bener tak diragukan lagi.
"Iya deh yang lagi hepi. PJ nya yaa!" Goda Lia.
"PJ paan? Emang gue abis jadian?" Pernyataan Siska yang satu itu terdengar salah satu teman sekelasnya dan disalah artikan.
"Wah Sis, kalo jadian bilang-bilang dong! Kita juga kan mau PJ. Ya gak?" Timpal salah satu teman sekelasnya.
"Iya Sis! Bener tuh!"
"Atau kita minta Rangga aja! Gimana?"
"Boleh tuh boleh!"
Kondisi yang tadi sepi kini riuh dengan suara teman-temannya yang tiba-tiba minta PJ padanya. Siska melongo melihat semua itu.
"STOP!!!!" Teriak Siska menggebrak meja.
"Lu denger semua yah! Gue-" Belum selesai ucapannya, guru masuk membuat semua bubar.
Siska hanya menghela nafasnya pasrah.
"Udah, gak usah dipikirin soal jadian! Sekarang kita fokus buat ujiannya. Lu harus inget tuh pesan bang Age buat semangat." Tutur Lia mengingatkan.
Siska kembli menrik nafasnya dan menghembuskannya panjang. "Oke! Demi bang Age, gue akan fokus!" Timpal Siska yakin dengan semangatnya.
Lia hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala. Sekarang Ia tau pawang sahabatnya ini, ternyata si abang duda.
**
Istirahat pun tiba, kini semua sudah berlari memasuki kantin untuk mengisi perut mereka. Begitupun kedua sahabat itu, mereka berlenggamg melewati beberapa koridor untuk sampai disana.
Namun tiba-tiba sebuah kaki menghadang jalannya. Bukannya jatuh, Siska malah menginjaknya membuat si empunya menjerit kesakitan.
"Aww!! Awww!!"
"Sorry-sorry gue sengaja!" Ucap Siska dengan cengiran kudanya.
"Sialan lu yah!" Seorang gadis dengan dua teman dibelakangnya, berjinjit mengangkat kakinya yang ke injek Siska.
"Lagian tu kaki napa nongkrong disitu?" Ledek Siska.
Si gadis nyerobot mengikis jarak sama Siska, membuat Siska menaikan dagunya seraya menantang.
"Denger ya, lu disini karena belas kasihan orang. Lu gak usah so deh. Gue peringatin sama lu ya, jauhin Rangga. Ngerti!" Tunjuknya didepan wajah Siska.
Siska tersenyum remeh, Ia ambil telunjuk itu dari wajahnya. "Rangga yah? Bukan gue yang harus lu kasih tau. Tapi dia!" Siska menunjuk seseorang yang menghampiri mereka.
"Noh! Lu ngomong sama orangnya." Timpal Siska hendak berbalik, namun Ia urungkan. "Oh iya satu lagi. Kalo lu mau tau tentang hidup gue, yuk ngopi dikantin! Gue ceritain! Daripada lu terlihat pintar ntar malu-maluin." Tutur Siska dan berlenggang meninggalkannya diikuti bestienya itu.
Ketiga gadis itu menunduk melihat tatapan tajam Rangga. Tak ada suara apapun disana, hingga Rangga berlalu begitu saja tanpa mengeluarkan kata.
**
Dikantin Siska mendudukan diri dengan kesal dihatinya. Bukan kesal karena dilabrak gara-gara si ketos, tapi Ia kesal karena penghinaannya yang seperti merendahkan kedua orangtuanya. Ia emang sekolah disini dibiayai Ayah Arshad, yang sudah seperti Ayahnya sendiri. Namun perkataannya tadi begitu menghunus tajam dihatinya.
Ia ambil minuman yang entah milik siapa, karena sudah tersedia didepannya. Meminumnya hingga tandas.
"Eh lu main minum aja! Tau itu minum siapa ih lu mah." Protes Lia.
"Gue gak peduli. Gue lagi kesel!" Timpalnya.
"Gak papa itu minuman gue." Rangga tiba-tiba duduk disebelah Siska.
"Udah deh Ga, sana lu jangan deket-deket sama gue. Jadi salah pahamkan semua orang!" Titah Siska.
"Nggak. Gue gak bisa jauh dari lu."
"Tapi gue gak bisa deket-deket sama lu!"
"Kenapa?" Tanya Rangga.
"Karena ini perintah abang!" Tegas Siska.
*************
Gak PHP yaa 3bab nih😁
Terus kasih dukungan mak othornya yaa😊
Makasih buat kaleaannn🙏😙
Ini yang cemburu🙈
Ini yang kena ghosting🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Aqiyu
perintah abang😉
2022-10-17
1
Markoneng
Rangga sama Lia aja gih 🤭
2022-04-09
1
Yanti puspita sari🌹🥀
karena abng age ya sis😁😁😁😁
2022-03-24
1