Mentari menyapa sebuah kamar yang begitu berantakan bagai tersapu tsunami. Sinarnya begitu cerah dan menyengat namun tak membangunkan seorang gadis yang entah tidur dijam berapa.
"Sis! Bangun udah siang!" Lia mengguncang bahu bestienya itu pelan, namun tak membuatnya terusik sama sekali.
"Woy! Bangun!" Lia semakin menaikan suaranya satu oktaf dan mengguncang bahunya agak keras. Hasilnya masih tetap nihil, hanya gumaman kecil yang terdengar.
"Lu beneran gak mau bangun. Nih bang Age lu nelpon!"
Siska yang tak percaya begitu saja, masih anteng menutup matanya. Sebenarnya Ia mendengar semua sahutan bestienya, namun enggan membuka matanya.
"Wah bener-bener nih anak! Gue tutup aja ya!" Ucapnya lagi, namun masih tak Ia hirukan.
"Yakin gak mau bangun?"
Tiba-tiba sebuah suara membuat matanya terbuka sempurna.
"Bang Age!" Ia sampai terbangun dari tidurnya dan duduk.
Ia rampas paksa Hp dari tangan bestienya itu, kala Lia menyodorkan Hpnya, memperlihatkan panggilan video dilayar Hpnya. Hingga nampak wajah yang Ia rindukan memenuhi layar itu.
"Abang?!" Sapanya dengan senyum yang begitu manis. Ia sampai melupakan muka dan rambutnya yang acakadul.
"Anak perawan jam segini baru bangun. Kalah noh sama baby bujang gue!" Ledek bang Agung.
Kalau dapat ledekan seperti itu, biasanya Siska mencebikkan bibirnya atu memajukan bibirnya lima senti kedepan. Tapi kali ini, entah karena mungkin saking kangennya, Ia hanya terus menyunggingkan senyumnya bahkan double triple manis.
Bang Agung yang melihatnya merasa aneh, namun terlihat begitu menggemaskan. 'Apa ni bocah masih ngelindur kali ya!' Batinnya.
"Woy! Lu kenapa? Nyawa lu belom kumpul ya?" Tanya bang Agung membuat Siska terkesiap.
"Ng-nggak bang! Aku cuma seneng aja abang telepon." Jawabnya tersipu.
Tiba-tiba Lia menyerobot ikut masuk layar itu. "Dia kangen sama abang cenah!" Ucap Lia dan langsung dibekap Siska hingga terjadi pergulatan. Tanpa Ia sadari Hpnya sampai terjatuh.
Disebrang sana bang Agung tersenyum mendengar penuturan bestie adek imutnya itu. Sebelumnya, memang Lia yang mengangkat teleponnya bang Agung, bahkan Ia juga tak lupa memperkenalkan dirinya.
Ia hanya menggelengkan kepala melihat layar gelap dengan grasak grusuk dan suara tak jelas. Yang Ia dengar adek nya itu tengah mengusir sahabatnya. Ia tersenyum kala mendengar kata 'Kangen' yang menjadi ledekan disana.
'Sekarang siapa coba yang kangen? Dasar adek imut gue.' Batinnya.
Siska terus mendorong tubuh bestienya itu hingga keluar kamar. Tau pasti bestienya itu bakal ngercokin, dengan tega Ia pun mengusirnya keluar.
Ia duduk, berdehem dulu, menarik dan menghembuskan nafasnya untuk memulai lagi obrolannya yang baru tahap menyapa itu.
Begitu siap, Ia mengambil Hpnya. Matanya membola melihat layar Hp yang sudah menghitam. "Yah mati!" Tuturnya sendu. "Ini semua gara-gara Lia. Aaaaa Liaaaaaa!" Siska berteriak, hingga terdengar ke dapur. Lia yang tengah duduk menyeruput teh buatan bu Titin cekikikan.
"Jangan teriak-teriak! Ini bukan hutan." Teriak Ibu yang tak kalah menggema. Gak nyadar tuh, ibunya sendiri teriak-teriak ya?
"Duhh! Itu anak perawan satu, jam segini udah teriak-teriak. Kenapa sih dia?" Gerutu ibu pada Lia.
"Kehilangan jekpot dia bu." Timpal Lia membuat ibu menaikan alisnya sebelah.
"Jekpot apaan?"
"Mancing satu dapat dua." Timpal Lia membuat ibu semakin bingung.
"Maksudnya?"
"Udah tar Ibu juga tau. Aku pulang dulu ya bu! Udah dichat Ibu aku nih!" Timpal Lia berpamitan dan diiyakan ibu. Setelah menyalimi sang Ibu, Ia kembali membuka kamar Siska dan melongokan wajahnya.
"Udah gak usah murung kek gitu. Cepet lu telepon balik. Lama-lama gue tendang tuh ego lu, biar ambruk seklian!" Ledek Lia dan sukses mendapat lemparan si boba lagi.
"Pulang lu sono! Ngeselin banget sih!" Siska mendumel pada bestienya itu.
"Iya ini gue juga mau pulang!" Ucap Lia berlenggang masuk.
"Ini masuk kamar gue bege, pintu keluar disono!"
"Ya ampun lu, segitunya sama gue. Ini gue mau ambil tas sama Hp gue." Timpal Lia dan dijawab cebikan Siska.
"Udah cepetan lu telepon lagi. Gue yakin, disana banyak cewek yang ngejar bang Age lu itu, secara dia dud ganteng pasti laku keras tuh!" Tutur Lia lagi memanasinya.
Siska hendak melayangkan boba yang tadi Lia sudah simpan dipangkuan Siska, namun Lia menghentikannya.
"Ettthh.. udah lah jangan lempar lagi. Kasihan gue tu sama si boba, lempar sana sini mulu. Takut benjol!" Hal itu sukses membuat Siska tergelak begitupun Lia.
"Ya udah sana pulang, gue mau telepon balik dia." Usir Siska dan diiyakan Lia. Setelah mengambil tas dan Hp nya, kali ini Lia bener-bener pulang.
Siska merapihkan rambutnya terlebih dahulu dan mencoba menekan nomor dipanggilan terakhirnya dengan panggilan video.
"Assalamualaikum!" Sapa Siska dengan senyum manisnya.
"Waalaikumsalam! Udah drama perangnnya?" Sindir bang Agung.
"Udah bang! Abang apa kabar? Kenapa baru nelpon sekarang?" Cecar Siska.
"Dih ngapain juga gue mesti nelepon lu?"
"Lah, tadi kenapa telpon?"
"Tadi tuh dede kangen katanya sama lu."
"Dede apa dede? Abang kali kangen sama aku." Goda Siska.
"Gak usah kepedean. Itu bujang gue, kalo gak kangen sama lu, mana mau gue telpon lu?" Elak bang Agung.
"Kan biasanya Mamih kalo dede yang kangen." Timpal Siska.
"Hp Mamih ketinggalan dirumahnya. Jadi gue yang nelepon."
"Terus dedenya mana? Katanya dia yang kangen?" Tanya Siska.
"Tadi dibawa Mamih. Tar gue ambil dulu!"
"Eh bang jangan dimatiin. Biarin aja!"
"Gak akan gue matiin. Lu cuci muka dulu sana, iler lu nempel tuh." Timpal bang Agung melipat bibirnya.
Siska meraba wajahnya. "Yang bener bang. Ya udah aku kekamar mandi dulu!" Ia sandarkan Hp nya diatas bantal. Dengan tergesa Ia memasuki kamar mandi.
Layar yang memperlihatkan keadaan Siska yang tengah berlenggang ke kamar mandi, membuat bang Agung shok dan membolakan matanya.
Siska yang hanya menggunakan kaos oversize dan hotpans yang begitu pendek, hingga terlihat seperti tak menggunakan celana. Sampai terpampang jelas kaki jenjang dengan paha mulus dan putihnya.
Bang Agung menelan salivanya susah payah, melihat penampilan gadis disebrang teleponnya. "Wah bener-bener nih anak! Kudu gue kasih pelajaran." Tuturnya.
Ia letakan Hp nya disofa dan mencari keberadaan putranya. Setelah menggendong baby Aska, Ia kembali kesofa dan melihat layar itu. Siska terlihat keluar dari kamar mandi, dengan rambut yang dicepol asal, dan handuk ditangannya yang tengah mengeringkan wajahnya.
Tanpa Siska sadari, seseorang dari sebrang sana tengah memperhatikannya. Ia duduk kembali dikasur dan kembali memegang Hpnya.
"Hai dede? Ini Onty sayang. Katanya kangen ya sama Onty? Onty juga kangen sama dede." Tuturnya membuat bayi disebrang sana tersenyum senang.
"Heh, apa tiap tidur lu berpakaian kek gitu?" Tanya bang Agung.
"Iya. Kenapa emang?"
"Besok ganti! Kalo perlu pake gamis!" Titahnya tegas.
**********
Mari-mari ramaikan, kasih apa kek ini! Kemarau belum juga mulai, kering amat yaa🤭
Ini yang mau kasih pelajaran cenah😂
Ini yang harus digamis😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
*k🎧ki€*
😂😂😂
2023-05-10
1
Avrilia Budiman
ko aq kurang suka ya thor cara abang manggil siska, lu,, gue,, 😔😔 asa gimana gtu,, 😁🙏
2023-03-04
1
Aqiyu
lha si abang Age masa iyq tidur pakai gamis
2022-10-17
1