"Maksud lu? Abang yang kemaren?" Tanya Rangga menatap intens gadis disampingnya itu dan dijawab anggukan Siska.
"Kenapa?" Tanyanya lagi dengan tak melepas tatapannya.
"Hari ini aja gue jadi trending topik, mendadak jadi selebgram kan gue. Kalo abang gue tau gue pacar-pacaran auto dipecat jadi adek imut deh gue." Ucap Siska cuek membuat Rangga sedikit berfikir, merasa ada yang aneh dengan ucapan gadis disampingnya itu. Siska yang melihatnya segera mengalihkan perhatian.
"Udah gak usah dibahas. Mening lu segera klarifikasi tuh berita-berita heboh itu! Gue gak mau ya semua orang salah paham sama kita." Selak Siska, sebelum Rangga berfikiran jauh tentang abangnya itu.
"Emang salahnya dimana?" Tanya Rangga.
"Lu nanya salahnya dimana? Kita deket kek gini, bikin semua fans lu ghosting gue. Ngira kita jadian lagi."
"Ya udah kita jadian!"
"Isshhh paan sih? Gue-" Belum juga selesai ucapannya sudah diselak seseorang.
"Bener kan kalian jadian?" Tanyanya pada keduanya. "Guys mereka beneran jadian. Kita dapat PJ euy." Teriak Dani si ketua kelas Siska. Semua siswa disana bersorak sorai kala mendengar itu.
Siska menganga mendengar itu. Matanya membola sempurna. "Ga, lu jelasin dong! Kita gak jadian ya!" Sungut Siska, namun hanya dijawab senyuman pemuda disampingnya.
Lia menepuk tangan bestie didepannya. Membuat Siska mengalihkan atensi padanya. Lia memberi kode untuk melihat Hpnya. Siska melihat layar yang ditunjukan Lia, matanya semakin membulat. Bahkan emosinya sudah naik keubun-ubun dan siap meledak.
Siska bangun dengan menggebrak meja didepannya keras, hingga membuat mereka terkejut bahkan terdiam dan atensinya tertuju pada sipelaku penggebrak meja.
"Lu denger semua. Gue gak pernah jadian sama Rangga!" Teriaknya membuat semua orang saling lirik. "Dan buat lu Ga makasih udah buat hoax gak bermutu." Tuturnya.
Ia hendak berlalu membawa kesal yang begitu menyesakan dadanya. Bagaimana tidak, Rangga yang seharusnya memberi klarifikasi malah membuat berita semakin heboh dengan mengposting foto keduanya waktu main bareng diakun media sosialnya dengan caption hati, bahkan men tag dirinya disana.
Ada hal yang Ia takutkan dari postingan itu, Ia takut abang Age nya akan melihat itu. Ia takut sang abang akan salah paham. Padahal mah ya pacar aja bukan. Namun Ia takut akan dipecat menjadi calon Mamihnya baby Aska. Ya ampun Siska terlalu takut pemirsah!
Rangga mencekal lengan Siska membuatnya berhenti bergerak. "Apa salahnya kalau kita jadian?" Tanyanya.
Siska tersenyum sinis. "Salahnya? Salahnya, gue gak bisa!" Timpal Siska menghempaskan lengannya dan berelnggang pergi diikuti Lia.
Semua orang terdiam dengan saling lirik melihat drama penolakan sang most wanted sekolah. Tak ada yang berani mengeluarkan kata, tau bagaimana sifat si ketua osis ini.
Braaakkk!!!
Rangga menggebrak meja, membuat mereka kembali terkejut sampai mengusap dadanya. Bahkan ada yang sampai keselek cilok.
Tanpa mengeluarkan kata Ia berlenggang meninggalkan kantin, dengan raut wajah datarnya. 'Lu gak bisa nolak gue Sis. Gue akan pastikan lu jadi milik gue!' Batinnya.
**
Siska terus mondar mandir dengan pikiran angkurawut pabaliut. Dengan kuku jari-jarinya yang menjadi sasarannya, Ia terus menggigitinya gemas. Lia yang tengah duduk dibangku panjang dengan jempol yang menari lincah di benda pipihnya sampai mendongakan wajahnya kala melihat bestienya yang tak berhenti bolak balik membuat matanya terasa sepet.
"Yaelah berhenti napa Sis? Tu rumput ampe lecek gitu lu! Ntar kena marah bu Maya lagi." Protes Lia.
"Ck!" Siska berdecak dan ikut duduk disamping bestienya. Tak mau juga kena hukum bu Maya, si guru BK. Kalo tau ada yang merusak lingkungan sekolah, bahkan rumput sekalipun auto di beri surat cinta olehnya.
"Gimana Ya? Kira-kira bang Age lihat gak ya,? Dia marah gak ya? Apa gue masih bisa jadi adek imutnya? Kalo gue dipecat jadi Mamihnya dede gimana?" Cerocos Siska membuat sang sahabat menghela nafasnya kasar.
"Ck. Lu tu mau jadi adeknya apa bininya?" Tanya Lia merasa heran, ingin disebut adek imut tapi mengharapakan jadi calon Mamihnya baby Aska. Gimana coba?
"Ya gue mau jadi Mamihnya dede Aska si adek imutnya abang duda." Timpal Siska dengan entengnya.
"Kok gue jadi bingung ya?" Tanya Lia sepertinya tengah berfikir keras.
"Udah gak usah berfikir keras, takutnya ampe bikin lu gak waras." Timpal Siska dan langsung dapat toyoran sahabatnya itu.
"Enak aja! Lambe lu tuh kudu difitrahin." Sungut Lia dan membuat Siska tertawa
"Eh menurut lu tu bang Age lihat gak ya?" Tanya Siska kembali khawatir.
"Gak bakalan. Nih!" Lia mengarahkan Hpnya dihadapan bestienya itu. Siska menghela nafasnya panjang.
"Udah lu tenang aja, udah ilang juga tu postingan." Timpal Lia dan dijawab anggukan olehnya.
"Eh tapi ya, beneran lu gak punya perasaan sama si Rangga?" Tanya Lia.
Siska menggeleng. "Gue juga gak tau, padahal dulu dari pertama masuk sekolah gue berharap banget pengen deket sama dia. Eh sekarang udah deket, entah kenapa gue merasa gak nyaman aja." Tuturnya.
"Dan gue udah terlanjur nyaman sama bang Age. Ya walaupun dia tak pernah nganggep gue wanita, hanya sebatas gadis kecil adek imutnya. Justru itu yang membuat gue merasa disayangi."
"Gue juga gak ngerti kenapa gue begitu mengharapkan dia, kek ada sesuatu yang mendorong diri gue buat perjuangin dia. Apalagi dede Aska, gue terlanjur sayang banget sama dia."
Akhirnya Siska jadi curhat dengan bestienya itu. Lia merangkul pundak sahabatnya itu memberi semangat dengan senyumnya.
"Lu harus yakin sama hati lu sendiri. Melangkahlah sesuai petunjuk hati lu! Gue yakin, ini emang takdir lu buat jagain tu baby sama Papihnya." Tutur Lia dan dijawab senyum dan anggukan Siska.
"Ehh tu suara bel. Masuk yuk!" Ajak Lia dan diangguki Siska.
Keduanya berjalan meninggalkan taman dan masuk kembali kedalam kelasnya. Ujian mata pelajaran terakhir dihari ini dimulai. Semua tengah fokus mengerjakan soal-soal ujiannya.
Empat puluh lima menit kemudian, ujian pun berakhir. Setelah mengumpulkan lembar jawaban semua bubar keluar kelas. Kedua bestie itu berjalan keluar dengan canda tawa keduanya.
Tiba-tiba seseorag menarik tangan Siska. "Ikut gue!" Ajaknya.
"Paan sih Ga? Lepasin!" Siska mencoba menepisnya namun tak digubris pemuda yang selalu wajahnya datar itu.
"Eh lu jangan kasar sama cewek!" Bela Lia.
"Diam lu!" Sentaknya membuat nyali Lia menciut. "Gue mau ngomong berdua sama lu!" Ajaknya pada Siska.
Rangga menarik tangan Siska menuju taman sekolah yang sudah sepi. Lia yang merasa khawatir, diam-diam membuntutinya dan mengintipnya.
"Apa sih Ga?" Tanya Siska.
"Lu harus kasih alasan yang jelas! Kenapa kita gak bisa jadian?"
"Apa harus?"
"Iya lah!"
"Itu karena."
"Karena apa?"
"Ada hati yang harus gue jaga!" Balasnya.
*************
Ayo kencengin lagi vote, like dan komennya yaa😊 Maaf ya malam ini cuma satu, mak othornya tumbang lagi🤧 InsyaAlloh besok dilanjut🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Sari Ramly
Ghosting itu artix kl ga salah org yg suka tiba2 menghilang gada kabar…komunikasi dputusin tiba2…🤔
2023-12-03
0
Aqiyu
hati siapa yang harus dijaga Sis....
2022-10-17
1
Yanti puspita sari🌹🥀
😁😁ati nya siapa itu dedek, hatinya abng age ya
2022-03-25
1