Saat Marisa sedang sibuk dengan pekerjaannya, ia mendengar suara sepatu high heels mendekati pintu ruangan Lucas membuat Marisa seketika langsung melihat kearahnya. "Kenapa?" Kirana melihatnya dengan ketus.
Marisa tersenyum tipis, "Tidak nona, silahkan masuk" jawab Marisa mempersilahkan Kirana.
"Apaan sih dia" kesal Kirana mendorong pintu ruangan Lucas. Ia melihat dia sedang sibuk dengan beberapa berkas sama halnya pertama kali ia mendatangi ruangan tersebut. "Aku datang sayang" Kirana memeluknya dari dari belakang.
TOK... TOK...
Ceklek!
Marisa mundur hendak menutup pintu itu kembali, namun Lucas langsung menahannya, "Bawa kemari" kata Lucas.
"Baik tuan" angguk Marisa berjalan mendekati meja kerja Lucas, kemudian menaruh berkas tersebut diatas mejanya. "Kalau gitu saya permisi dulu tuan".
"Mmmmmm".
"Tunggu" tahan Kirana melepaskan pelukannya sambil berjalan kearah Kirana. Lalu ia melihat Marisa dari atas sampai bawah, "Dia lumayan cantik juga meskipun kecantikannya tidak sebanding dengan ku" batin Kirana. "Yah, siapa nama mu?".
"Marisa nona" jawab Marisa tersenyum tipis.
"Marisa, kamu perlu saya ingatkan. Kamu jangan pernah macam-macam mencoba mendekati calon suami saya, kalau sampai kamu berani, saya tidak akan segan-segan membuat hidup mu hancur. Kamu mengerti?".
"Mengerti nona".
"Bagus, sekarang kamu pergi" Marisa pun segera pergi dari ruangan tersebut dengan wajah kesal. "Sayang, kamu jangan terlalu baik kepadanya, aku tidak suka cara dia memperlakukan kamu seolah-olah kalian berdua sangat dekat".
Lucas tersenyum, "Apa yang membuat mu datang kemari?".
"Karna merindukan mu" Kirana mendekati Lucas kembali, lalu mendudukan diri diatas pangkuannya dengan manja sambil merangkul leher Lucas. Kemudian Kirana mencium bibir Lucas, "Kamu sangat tampan".
"Kamu menyukai ketampanan ku?".
"Mmmmm" gumam Kirana berpikir. "Aku belum tau, tapi pertama kali aku melihat mu, kamu berhasil membuat jantung ini berdetak tak karuan. Menurut mu itu apa?".
"Aku juga tidak tau".
"Benarkah?".
"Mmmmmm".
"Tapi kalau dipikir-pikir, apa itu tandanya aku jatuh cinta kepada mu pada pandangan pertama?".
"Mmmmmm, bisa dibilang".
"Benarkah? lalu bagaimana dengan mu? apa kamu juga merasakan hal yang sama dengan ku?" Lucas tersenyum sambil menyentuh bibir seksi Kirana, sembari ingin menciumnya. Namun Kirana langsung menahan bibir Lucas dengan tangannya, "Kamu belum menjawab pertanyaan ku".
"Aku baru saja ingin menjawabnya, tapi kamu sudah duluan manahannya" Kirana tersenyum lebar begitu ia mengerti maksud dari perkataan Lucas. "Kenapa kamu jadi tersenyum?".
"Tidak, kalau gitu kamu bisa mencium ku".
"Kamu tidak akan melarang ku lagi?".
"Mmmmm".
"Baiklah" Lucas langsung mencium bibir Kirana cukup panas dan hot. Sedangkan diluar pintu ruangan Lucas, Marisa melihat Dilan berjalan mendekatinya.
"Pagi tuan, ada yang bisa saya bantu?".
"Lucas ada didalam?".
"Iya tuan, tapi tuan Lucas lagi kedatangan seorang tamu. Bisa tuan menunggu sebentar?".
"Siapa tamu disana?".
"Calon istri tuan Lucas tuan" jawab Marisa hendak menghubungi Lucas.
"Tidak usah, saya mengenal wanita itu" Dilan berjalan mendekati pintu ruangan Lucas, lalu Dilan mendorongnya membuat Marisa kebingungan harus melakukan apa supaya tuannya itu tidak marah. "Tidak tuan" tahan Marisa ditangan Dilan. Tetapi ia tidak berhasil, ia dan Dilan malah menyaksikan aksi panas Lucas dengan Kirana diatas meja kerjanya.
"Ah" kaget Kirana melihat Dilan berada ambang pintu dengan wajah sangar, kemudian ia memperbaiki pakaiannya yang berantakan akibat ulahnya dengan Lucas. Lalu Kirana menyisir rambut panjangnya dengan tangan sembari merasa sangat bersalah kepada Dilan. "Astaga!!" Sedangkan Lucas malah tersenyum senang melihat kecemburuan di kedua sorot mata Dilan yang ingin membunuhnya saat ini juga.
"Tuan maaf, tadi saya sudah melaran..
"Keluar" potong Dilan menyuruh Kirana dan Marisa keluar dari ruangan tersebut.
"Ye?".
"Keluar!!" teriak Lucas dengan wajah memerah dihadapan Marisa. "Kamu juga keluar" ucapnya lagi kepada Kirana. Lalu Marisa melirik Lucas mengangguk tanda ia juga menyuruhnya keluar.
"Baik tuan, mari nona" ajak Marisa membawa Marisa keluar dari sana.
"Tidak, kalau saya keluar mereka aka.." gantung Kirana saat Marisa menariknya pergi dari sana. "Yah.. Kamu sudah gila?" bentak Kirana menghempaskan tangan Marisa begitu mereka berada diluar.
"Maaf nona, tapi ini demi kebaikan nona juga".
"Minggir, kalau saya tidak menghentikan mereka..
"Maka dari itu, nona disini saja sampai tuan Dilan keluar dari ruangan itu. Saya mohon nona".
"Aarrkkhhh!!" kesal Kirana menghempaskan tasnya yang dia pakai diatas lantai. "Sial, kenapa Dilan harus muncul sih?".
"Salah sendiri, makanya jadi wanita jangan suka mempermainkan perasaan laki-laki. Ujungnya jadi seperti ini kan, semoga tidak terjadi apa-apa di dala..." gantung Marisa mendengar suara Dilan meneriaki Lucas. "Astaga, mereka pasti berantem" gumam Marisa menggigit jari.
"Bajingan!!" teriak Dilan melayangkan satu pukulan diwajah Lucas. "Apa yang sudah kamu lakukan kepadanya bajingan?".
Lucas menyeringai, kemudian melepaskan kedua tangan Dilan dari kerah bajunya. "Kenapa? kamu marah karna kamu mencintainya? tapi sayangnya dia malah mencintaiku. Apa yang harus aku lakukan D.i.l.a.n?" Lucas semakin mengejeknya.
BBUUNNGGHHH...
Dilan melayangkan satu pukulan lagi diwajah Lucas. Tetapi Lucas yang tidak akan tinggal diam, ia juga ikutan melayangkan satu pukulan tepat diwajah Dilan, sehingga mereka berdua sama-sama saling pukul memukul hingga wajah kedua orang itu babak belur.
Ceklek!
"Hentikan!" teriak Marisa. Namun kedua orang itu tidak mendengarkannya, sedangkan Kirana tidak berani melakukan sesuatu hal untuk menghentikan Lucas dan Dilan. "Saya mohon hentikan tuan" teriak Marisa kembali berlari kearah mereka.
BBUUNNGGHHH...
"Ah" ringis Marisa jatuh pingsan begitu pukulan Lucas meleset mengenai wajahnya. Dengan mata membulat Lucas langsung menahan tubuh Marisa, kemudian Kirana berlari kearah mereka, lalu menarik tangan Dilan pergi dari sana.
"Yah.. Ayo bangun, Marisa" panggil Lucas menepuk wajahnya. Lalu Lucas membawa tubuh Marisa keatas sofa sambil membarikan tubuhnya. "Ck, kenapa harus dia sih yang kena pukulan itu?" kesal Lucas melihat wajah Marisa lebam dan sudut bibirnya yang berdarah membuat Lucas semakin merasa bersalah.
Kemudian Lucas mencari kotak P3K di lemari penyimpanan, lalu mengobati luka Marisa dengan mengoles salep di sudut bibir itu dan wajahnya yang memerah, namun saat itu juga kedua mata Lucas malah terpesona dengan bibir ranum yang di miliki oleh Marisa membuat Lucas tersenyum tipis. "Apa yang sedang aku pikirkan?" gumam Lucas menyudahi mengobati luka Marisa.
Lalu ia melihat luka yang berada di wajahnya membuat ia semakin kesal, "Sial" umpat Lucas mencari obat itu kembali.
"Tuan" panggil Marisa membuka mata.
"Kamu sudah bangun?" kaget Lucas langsung melihatnya.
"Mmmmm" angguk Marisa melihat luka diwajah Lucas. "Astaga, wajah tuan.." panik Marisa ingin menyentuh wajah Lucas, tetapi dengan seketika Marisa tersadar dengan apa yang ingin ia lakukan yaitu dirinya hampir saja menyentuh wajah Lucas kalau saja ia tidak sadar kalau ia hanya sebatas karyawan. Namun Lucas malah tersenyum membuat Marisa mengernyitkan dahi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
dasar kirana bisa nya mainin perasaan laki2 doang
2022-08-12
0