Dengan kesal Marisa menghampiri Lucas, ia melihat Lucas tampak sangat menikmati tempat tersebut membuat Ia menyukainya. "Tuan, ini sudah waktunya makan siang" ucap Marisa melihat jam telah menunjukkan pukul 2 siang lewat.
"Mmmmm" gumam Lucas.
"Tuan Lucas, makan siang dirumah saya saja. Istri saya pasti sedang memasak makanan yang sangat enak" kata Agus tersenyum.
"Hahahah, tuan. Tadi saya sudah memberitahu pak Marto untuk makan siang dirumahnya saja. Saya rasa tuan Lucas tidak keberatan".
"Mmmm, ayo" angguk Lucas.
"Mari tuan" ejek Marisa tersenyum kepada Agus yang melihatnya dengan tatapan marah.
"Kurang ajar, wanita itu benar-benar membuat ku ingin marah" gumam Agus mengepal tangan.
Begitu Lucas masuk kedalam mobil, pak Marto langsung menjalankan mobil meninggalkan tempat tersebut menuju tempat kediaman pak Marto tinggal hingga kini mereka telah tiba disana. "Ini rumah pak Marto?".
"Iya nona, ayo" ajaknya membukakan pintu mobil untuk Lucas. "Silahkan tuan" kemudian istri Marto berlari kearah mereka. "Bu, tuan Lucas berkunjung".
"Wah, selamat datang tuan di rumah sederhana kami. Apa kabarnya tuan, sudah hampir 6 bulan tuan Lucas tidak pernah kemari lagi".
"Iya, saya sangat sibuk" jawabnya.
"Oohh, mari tuan masuk. Saya sudah menyiapkan menu spesial untuk tuan".
"Terima kasih" senyum Lucas mengikuti mereka dari belakang. Dan sesuai dengan istri Marto ucapkan, menu spesial pun telah tersedia diatas meja bersama dengan kedua anaknya.
"Selamat datang tuan" ucap mereka ramah.
"Iya" balas Lucas tersenyum tipis.
"Silahkan duduk tuan, nona" istri Marko langsung memberikan menu-menu tersebut dihadapan mereka berdua. "Sekretaris barunya tuan Lucas yah?" tanyanya melihat Marisa, namun sedikit kurang bersahabat.
"Iya buk, baru kemarin" jawab Marisa tersenyum.
"Oohh" angguknya. Tidak lama kemudian suara Tera terdengar di kedua telinga mereka. "Pak, sepertinya itu Tera deh?".
"Iya ma, Aldi panggil kak Tera saja".
"Iya" angguknya. Tidak lama kemudian Tera dan Aldi menghampiri mereka, "Ayok duduk sayang, ada tuan Lucas datang kerumah kita".
"OMG, hallo tuan Lucas. Apa kabarnya? sudah sangat lama tuan tidak pernah datang kemari lagi" senang Tera menunjukkan gigi rata.
"Baik, kamu apa kabarnya?".
"Baik tuan, kabar Tera sangat baik tuan. Astaga, aku enggak nyangka bakalan bisa bertemu dengannya lagi, tapi siapa wanita yang berada di sampingnya itu? dia tidak secantik seperti wanita yang biasa tuan Lucas bawa kemari?" batin Tera. Namun dengan rasa penasaran ia bertanya, "Dia siapa tuan? kemana perginya sekretaris lamanya tuan Lucas?".
"Sudah dipecat, dia sekretaris baru".
"Oh, hallo kak" sapa Tera tersenyum meskipun terlihat tidak tulus seperti saat dia menyapa Lucas. "Apa tuan Lucas sudah lama tiba di desa ini?".
"Tidak".
"Mmmm.. TuanTera baru tau kalau nanti malam akan ada pertunjukan di lapangan, selagi tuan Lucas berada di desa ini bagaimana kalau tuan Lucas melihatnya bersama Tera?".
Lucas tersenyum kembali, "Maaf Tera, saya kemari untuk bekerja jadi saya tidak punya banyak waktu untuk bermain-main".
"Hhmmsss, iya deh. Bagaimana kalau lain kali saja atau setelah Tera lulus kuliah tuan?".
"Kapan kamu lulus?".
"4 bulan kedepannya tuan, Tera minta doanya tuan".
"Baiklah, atau kamu saja nanti yang datang ke kota".
"Benarkah tuan?".
"Iya".
"OMG, terima kasih banyak tuan. Begitu Tera lulus nanti, Tera akan datang mencari tuan meminta yang sudah tuan janjikan hari ini".
"Mmmmm".
.
Sepulangnya Lucas dan Tera dari sana, mereka langsung kembali ke hotel melihat jam kini telah menunjukkan pukul 5 sore. "Ah, akhirnya sampai juga, rasanya sangat lelah sekali" gumam Marisa menarik bantal guling. "Tapi tunggu dulu, itu anak kok genit benget yah? padahal dia masih bocil, dan lagian juga aku tidak akan membiarkan mu mendekati tuan Lucas, dia milik ku. Milik seorang Marisa meskipun itu di dunia halu. Iiisss, menyebalkan sekali" kesal Marisa mengingat dirinya siapa.
"Sebaiknya aku mandi saja dari pada memikirkan itu" ia memasuki kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya yang bau keringat. Setelah selesai, ia keluar dengan handuk putih melilit diatas dada.
DDDDRRRTTTT... DDDRRRTTTTTT....
"Hallo Ra" senyum Flora.
"Kamu sedang apa Sa?".
"Kenapa? suara mu terdengar sangat berat sekali Ra. Apa terjadi sesuatu kepada mu?".
"Tidak hiks...
"Yah.. Ada apa dengan mu? kamu bermasalah di kantor?".
"Tidak sa, aku menangis karna Reza memutuskan aku secara sepihak. Padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan tapi dia tiba-tiba meminta putus kepada ku aarrkkhhh".
"Tidak apa-apa, lalu apa kamu jawab? aku rasa sebaiknya kamu putus saja dengannya. Lagian laki-laki seperti dia itu tidak pantas untuk mu Ra, kamu itu gadis cantik dan baik hati, jadi untuk apa kamu menangisi dia? harusnya kamu bersyukur lepas darinya".
Mendengar Marisa berkata seperti itu bukannya untuk menghibur dirinya, Marisa malah membuatnya semakin menangis, karna Marisa tau sendiri kalau dirinya dan Reza sudah sangat lama sekali menjalani hubungan sejak mereka kuliah semester satu. "Kamu sangat jahat Sa, bagaimana bisa kamu berkata seperti itu kepada teman mu sendiri?".
"Hey, ayolah Ra. Kamu harus lepas darinya, Reza itu bukan laki-laki baik untuk kamu. Reza itu laki-laki bejat yang tidak pernah kamu tau Ra, dia selama ini telah menyelingkuhi mu tampa kamu ketahui".
"Aaarrrkkhhh, tau apa sih kamu Sa tentang Reza? kalau dia benar-benar selingkuh dari ku, sudah sejak dari dulu kami pasti sudah putus, padahal selama ini kamu lihat sendiri kalau hubungan kamu baik-baik saja, apalagi kedua orang tua kami sudah tau satu sama lain. Tapi kamu tega bilang kalau Reza selingkuh dari ku hiks.. hiks...".
Flora mematikan ponselnya secara sepihak. Marisa menatap layar ponselnya, "Padahal aku mengatakan yang sebenarnya Ra kalau selama ini Reza telah berselingkuh di belakang mu, cuman aku tidak tega memberitahu mu. Tapi sekarang kamu malah tidak percaya setelah aku mengatakannya kepada mu".
Marisa meletakkan ponselnya, lalu memakai pakaiannya. "Hhooaamm, aku sangat mengantuk sekali padahal baru jam 6 sore atau malam rasanya aku sangat ngantuk. Sebaiknya aku tidur saja atau setidaknya aku memberitahu tuan Lucas dulu deh, entar dia manggil aku malah asik ketiduran tidak mendengarnya".
TOK... TOK...
"Tuan, boleh saya masuk tuan?".
Ceklek!
"Ada apa?".
Tersenyum, "Itu tuan, saya mau cepat istirahat untuk persiapan besok. Jadi kalau terjadi apa-apa saat saya sedang tidur, tuan bisa menelpon ke nomor ini" ia memberikan nomor ponselnya ditangan Lucas dengan kening mengerut. "Atau ada hal penting yang ingin tuan bicarakan sebelum saya pergi?".
"Tidak, kamu boleh pergi".
"Baik tuan selamat malam. Ah iya, bagaimana dengan makan malam tuan? atau perlu saya pesan makan malam tuan dulu".
"Tidak, kamu pergi saya".
"Baiklah tuan" angguk Marisa memasuki kamarnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments