Marisa masuk kedalam, ia melihat Lucas telah berada diatas panggung menyampaikan hal-hal penting rencana Hanju group akan membangun sebuah pabrik besar didesa tersebut. Kemudian Marisa melihat kearah mereka semua, tampaknya bapak dan ibu disana setuju akan pembangunan tersebut segera didirikan. Dan benar sekali, salah satu orang itu langsung bangkit berdiri menanyakan kapan pembangunan itu di langsungkan.
Cuman Lucas belum tau kapan waktu yang tepat, ia harus memberitahu pemegang saham di perusahaan pusat Hanju, baru ia bisa menentukan waktunya kapan. Begitu selesai, dengan wajah sumringah mereka bertepuk tangan meriah. "Terima kasih tuan sudah mau memberikan kami lapangan pekerjaan, kami berjanji bakalan menjaga citra perusahaan Hanju group" ucap mereka.
"Terima kasih atas kerja samanya" angguk Lucas. Kemudian Agus menghampirinya, ia mengajak Lucas berjalan-jalan di kebun teh yang tidak terlalu jauh dari lokasi mereka saat ini. "Marisa" panggilnya.
"Iya tuan?".
"Catat data mereka semua, saya ingin tau siapa saja yang setuju".
"Baik tuan".
Lucas langsung memasuki mobil begitu juga dengan Marisa, namun saat Marisa hendak membuka pintu mobil, Agus menahan tangannya "Tuan, bagaimana kalau dia bersama saya saja tuan? sekalian nanti saya akan membantu dia mendata warga disini".
Lucas meliriknya, "Tidak usah, kamu masuk".
"Kamu dengar itu? sekarang lepaskan tangan saya. Saya tidak sudih di pegang orang seperti kamu" Agus menyeringai, lalu melepaskan tangan Marisa. Setelah itu Marto menjalankan mobil tersebut menuju kebun teh. Dengan senyum mengembang diwajah Marisa ia melihat kearah jalan dengan mata berbinar-binar. "Ya Tuhan, tempat ini indah sekali".
"Melihat betapa indahnya tempat ini, aku jadi ingin tinggal disini" gumam Marisa melihat pak Marto yang sedang menyetir. "Pak, kalau boleh tau rumah bapak dimana? bisakah saya bertamu kerumah pak Marto?".
"Dengan senang hati nona, istri saya pasti sangat senang".
"Wah, saya jadi ingin kesana sekarang juga. Bapak punya anak berapa?".
"Bapak punya anak tiga. Yang pertama sedang kuliah di kota, yang kedua masih SMA dan satunya lagi SMP".
"Mmmmm, kalau saya dua bersaudara pak dan saya anak yang kedua".
Sesampainya mereka di lokasi, Agus dan beberapa mandor lainnya telah berada disana menyambut kedatangan Lucas. Kemudian Lucas melihat mereka satu persatu, lalu bertanya bagaimana keadaan kebun.
"Hahahah, semuanya baik-baik saja tuan. Kami selalu melakukan yang terbaik".
"Iya tuan" sambung yang lainnya.
"Lalu bagaimana cara kerja karyawan selama ini? saya sudah hampir 5 bulan tidak dari sini dan laporan yang saya terima setiap minggu tidak sebaik dari yang dahulu. Apa ada yang salah?".
"Tidak tuan, kami bekerja setiap hari dengan baik. Bukankah begitu pak Agus".
"Hahahaha, iya. Mungkin ada salah sedikit saja tuan tentang laporan kami".
"Salah sedikit? saya sudah pernah bilang kepada kalian. Siapa yang ketahuan membodohi saya, saya tidak hanya memecat kalian saja, saya akan melakukan hal keji yang tidak pernah kalian banyangkan".
Mereka semua membulatkan mata menelan ludah. "Maafkan kami tuan, mulai dari hari ini sampai seterusnya kamu akan bekerja lebih baik lagi. Karna kami sudah lalai tolong maafkan kesalahan kami ini tuan" ucap mereka menunduk.
Marisa tersenyum dari belakang, "Astaga, saat dia marah dia sangat menakutkan sekali. Tapi kenapa saat dia lagi tidur dia seperti bayi mungil yang sangat menggemaskan" batin Marisa melihat pak Marto hanya diam saja. "Pak" panggilnya.
"Iya nona?".
"Pak Marto sudah berapa lama mengenal tuan Lucas?".
"Sekitar 7 tahun nona, sejak tuan Lucas masih kuliah beliau sangat sering datang kemari bersama dengan mendiang tuan Harry".
"Tuan Harry? siapa dia pak? maaf, saya masih orang baru di Hanju group jadi saya tidak terlalu tahu banyak tentang Hanju".
"Oh, beliau adalah orang tua tuan Lucas nona. Beliau sudah meninggal 4 tahun yang lalu akibat kecelakaan maut sampai merenggut nyawa tuan Harry".
"Ja-jadi ayah tuan Lucas sudah meninggal dunia pak?".
"Mmmm, beliau adalah sosok yang baik, tegas dan disiplin. Masyarakat didesa ini sangat menyukainya karna tuan Harry memperlakukan kami sangat baik, cuman kalau kita sedang di lapangan kerja, beliau akan menjadi sosok yang sangat tegas seperti yang nona lihat saat ini. Tuan Harry juga akan seperti tuan Lucas kalau salah satu diantara mereka bertingkah".
"Beliau pasti sosok ayah yang sangat di cintai oleh tuan Lucas".
"Iya, kemana pun tuan Harry pergi, tuan Lucas akan selalu mengikuti beliau. Sebab itu, banyak gadis didesa ini sangat menyukai tuan Lucas, termasuk salah satu putri saya nona" ucap Marto tersenyum.
"Wah, putri pak Marto pasti sangat cantik sekali" Marto semakin menunjukkan senyumannya tanda ia setuju dengan apa yang barusan Marisa ucapkan. "Lalu dia anak yang ke berapa pak?".
"Anak yang pertama bapak. Pasti dia sudah pulang kuliah, dan tahun ini juga dia akan segera lulus, kalau enggak salah sekitar 4 bulan lagi".
"4 bulan pak?".
"Iya nona, dia sedang menyusun skripsi".
"Wah, selamat ya pak. Saya jadi penasaran melihat anak-anak bapak".
"Terima kasih nona".
Kemudian Marisa melihat Lucas sudah selesai, lalu Lucas berjalan memasuki kebun teh didampingi oleh Agus dari belakang. Dan Marisa pun yang tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya selama disana, ia pun ikutan menyusul Lucas dari belakang, tetapi melihat hak tinggi yang ia gunakan terpaksa Marisa menanggalnya dan memilih mengunakan kaki telanjang.
"Nona" tegur pak Marko melihatnya.
"Tidak apa-apa pak" senyum Marisa masuk kedalam. Lalu mengeluarkan ponselnya, ia langsung mengambil beberapa gambarnya sendiri disana. "Hallo buk" Sapa Marisa ramah.
Dengan heran mereka melihat Marisa, "Kamu siapa?" tanya mereka.
"Saya Marisa buk sekretaris baru tuan Lucas".
"Tuan Lucas ganti sekretaris lagi?".
"Iya buk".
"Iiiss, kamu tidak beda jauh yah dari sekretaris lama tuan Lucas. Lihat pakaian mu, bagaimana bisa kamu berpakaian seperti itu datang ke desa kami?".
"Kenapa dengan pakaian saya buk? ada yang salah yah?".
"Iyalah. Kamu mau menggoda pria-pria disini yah dengan penampilan mu seperti itu".
Marisa tertawa, "Yah buk, kalau saya berpakaian seperti ini emang kenapa? saya rasa ibu-ibu tidak ada yang saya rugikan".
"Ckckck, kita lihat saja nanti. Entar kalau sudah ketahuan berbuat mesum sama pria disini baru dia sadar. Jadilah wanita yang terhormat".
"Hadeh... Enggak tetangga dirumah enggak di kampung, ibu-ibunya sama saja. Sama-sama julid sibuk mengurus hidup orang lain. Kalau gitu saya permisi dulu buk, tapi sebelum ibu-ibu semua bilang seperti itu kepada saya, ibu-ibu pastikan dulu kalau anak kalian sudah baik" perginya meninggalkan mereka.
"Anak jaman sekarang memang seperti ini, susah di bilangnya. Harusnya dia itu mendengarkan kita, karna kita mengatakan yang sebenarnya agar dia tidak seperti itu".
"Sudah, biarkan saja".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
iya ga di mana2 ya ibu ibu rempong tuh pasti ada...
2022-08-11
0