Namun saat Marisa hendak menurunkan kedua kaki diatas lantai, ponselnya tiba-tiba berdering tanda ia mendapatkan sebuah panggilan dari nomor yang tidak di kenal. "Ini siapa?".
"Dengan saudari Marisa?".
"Iya, dengan saya sendiri".
"Selamat, anda berhasil bergabung dengan perusahaan Hanju group".
"Apa?" potong Marisa tidak percaya dengan apa yang barusan saja dia dengar. "Pak, maaf. Saya enggak salah dengarkan? ini benar-benar nyata kan pak? saya benar-benar diterima di perusahaan Hanju. Ma, ayo pukul Risa ma, sepertinya Marisa bermimpi".
PPLLLAAAKKK....
"Aakk, berarti ini enggak mimpi ma?".
"Benar, ini tidak mimpi".
"OMG.."
"Anda boleh masuk bekerja hari ini juga, segera temui HRD".
"Oh Tuhan, baik pak saya akan kesana. Terima kasih banyak" kemudian Marisa melihat sang ibu dengan mata berbinar-binar. "Ma, ini nyata ma, Risa enggak lagi mimpi hahahaha".
"Terima kasih Tuhan, akhirnya putri ku berhasil masuk kesana. Risa" peluknya ditubuh sang putri. "Selamat sayang, mama bangga sama kamu".
"Terima kasih ma, ini semua doa mama papa dan kak Zara. Kalau gitu Risa siap-siap dulu ya ma".
"Iya sayang. Mama akan mengantar mu kesana".
"Ooo" angguk Marisa memasuki kamar mandi. Tidak ingin membuang-buang waktunya lagi, ia segera keluar lalu memakai pakaian yang cocok di tubuhnya. "Ok, mari kita berangkat".
Di depan mobil Saphira telah menunggunya, "Ayo buruan masuk".
"Iya ma" Hingga kini mobil Saphira telah tiba di depan gedung tinggi Hanju group, "Risa masuk dulu ya ma, terima kasih sudah repot-repot mengantar Risa kemari".
"Iya sayang, semangat".
"Iya ma" Marisa sedikit berlari memasuki loby, lalu memasuki lift menuju lantai tempat sang HRD berada. Namun saat Marisa tiba disana, ia juga melihat Flora telah berada di tempat tersebut, "Flora?".
Mendengar suara Marisa, Flora langsung membalikkan tubuhnya menghadap Marisa yang baru saja memanggil namanya. "Marisa, kamu diterima juga?".
"Mmmm, lalu bagaimana dengan mu?".
"Iya, aku juga diterima Risa hahahha" peluknya ditubuh Marisa kegirangan.
"Hahahaha, kita berdua diterima Ra" balas Marisa memeluknya erat. "Ya ampun, aku pikir kita tidak akan diterima dengan apa yang tadi malam kita lakukan".
"Hahahah, iya Risa. Oh iya, aku baru saja ditugaskan di bagian marketing, ayo sekarang kamu masuk, semoga kita satu team".
"Amin, aku masuk dulu Ra" dengan senyum mengembang diwajah Marisa ia membuka pintu ruangan si HRD, disana ia melihat beberapa karyawan lainnya sedang sibuk dengan pekerjaaan mereka masing-masing. "Permisi pak, saya dengan Marisa".
"Kamu duduk dulu".
"Iya pak".
Si HRD membuka berkasnya kembali dengan kening mengerut, lalu melihat Marisa yang berada di hadapannya. "Apa benar kamu dengan Marisa?".
"Iya pak, dengan saya sendiri. Ada apa pak?".
"Coba kamu lihat foto kamu sendiri, saya melihat tidak sesuai dengan wajah asli mu".
"Heheheh, iya pak. Itu foto saya waktu baru lulus kuliah".
Si HRD langsung mendengus melihat Marisa yang malah tertawa, tapi ia tidak tau harus bagaimana, karna Lucas sendiri yang telah memilihnya sebagai sekretarisnya barunya. "Begini Marisa, karna kamu dipilih langsung oleh tuan Lucas sebagai sekretarisnya. Saya ragu kalau kamu bisa menjadi sekretarisnya, karna soal penampilan saja kamu tidak menyakinkan. Apalagi... Ah, bagaimana ini? aku jadi bingung sendiri. Begini saja deh, untuk satu minggu ini kamu buktikan kalau kamu layak mendapatkan jabatan itu, dan juga kamu harus berdandan cantik setiap hari dan tolong usahakan selalu membawa make up ke kantor, saya tidak suka melihat penampilan mu yang seperti ini. Kamu bisa pahami itu?".
"Bisa pak. Saya akan mengingat itu dan saya akan membuktikan kalau saya layak menjadi sekretaris".
"Baiklah, kamu sudah tau kan nama beliau siapa?".
"Tuan Lucas Davison".
"Bagus, kamu boleh pergi. Biar dia yang mengantar mu keruang tuan Lucas".
"Terima kasih pak, semoga hari-hari bapak selalu menyenangkan".
"Mmmmm".
Sekeluarnya mereka dari sana, Marisa tidak melihat Flora lagi, ia yakin kalau Flora telah berada di ruang kerja. "Mari saya antar".
"Iya" angguk Marisa mengikutinya dari belakang. Kemudian bertanya kepada si pria tersebut seperti apa sifat CEO baru mereka, namun si pria itu tidak berani memberikan jawaban kepada Marisa yang akan menimbulkan masalah untuknya, karna mereka tau sifat Lucas yang suka berubah-ubah tidak menentu.
"Kita sudah sampai, ini ruangan tuan Lucas dan ini meja kerja kamu".
"Wah, cantik sekali".
"Kamu harus hati-hati, tuan Lucas adalah orang yang tidak bisa kamu tebak. Karna itu jangan sampai kamu melakukan kesalahan, dan sebaiknya kamu melapor dulu kepada beliau".
"Iya, terima kasih banyak sudah repot-repot mengantar saya kemari".
"Mmmmm" angguknya pergi. Lalu Marisa berjalan mendekati pintu ruangan Lucas sambil mengetuknya.
TOK.. TOK...
Tidak ada jawaban.
TOK... TOK...
Tidak ada jawaban. Marisa mengerutkan keningnya, "Kenapa tidak di jawab sih?".
TOK... TOK....
"Sepertinya bos ku sudah tuli makannya dia tidak menjawab ku" dengan rasa penasaran Marisa membuka sedikiti pintu ruangan Lucas, lalu melihat kedalam ruangan tersebut. "Permisi tuan" kemudian Marisa melangkah masuk, tetapi ia tidak menemukan Lucas disana. "Sepertinya tidak ada orang, sebaiknya aku tunggu di luar saj...
Ceklek!
"Astaga" kagetnya. Lucas melihatnya dengan kening mengerut, "Ah, selamat pagi tuan. Saya Marisa sekretaris barunya tuan Lucas" tunduk Marisa tersenyum manis. Namun Lucas bukannya bersikap ramah, ia malah pergi begitu saja dari hadapan Marisa menuju kursi kebesarannya.
"Siapa yang mempekerjakan kamu disini?" tanya Lucas datar.
"Mmmm, maksud tuan?".
"Siapa yang menyuruh mu datang kemari?".
"HRD tuan, beliau tadi memberitahu saya kalau tuan Lucas sendiri yang memilih saya menjadi sekretaris tuan".
"Saya?".
"Iya tuan. Sebenarnya pak HRD juga bingung tadi melihat wajah saya difoto dengan yang asli, soalnya saya pakai foto waktu lulus kuliah. Tolong maafkan saya tuan" jawab Marisa menunduk.
Lucas tertawa, "Jadi kamu menipu saya?".
"Maaf tuan, saya sama sekali tidak bermaksud untuk menipu tuan. Kemarin saya sangat terburu-buru datang kemari karna ajakan teman, jadi saya pakai foto lama saja tuan".
Lucas membuang nafas, lalu menyuruh Marisa mendekati dirinya. Kemudian memperhatikan wajah Marisa serta tubuhnya dari atas sampai bawah, "Kamu yakin bisa menjadi sekretaris saya?".
"Bisa tuan, saya bisa sekretaris tuan yang baik, jujur, pekerja keras serta bertanggung jawab".
"Saya tidak yakin".
"Beri saya kesempatan tuan untuk membuktikan kalau saya layak menjadi sekretarisnya tuan Lucas".
"Saya tidak suka kamu".
"Apa?".
"Saya tidak suka melihat semua anggota tubuh mu".
"Bangsat, sekarang kamu bilang tidak suka. Semalam saja kamu hampir menerkam ku, tapi sekarang kamu bilang tidak suka dengan tubuh ku. Sakit kayanya ini anak" batin Marisa.
"Tapi tuan, tuan tidak bisa memandang rendah seseorang hanya karna penampilan saja. Tolong berikan saya kesempatan tuan, saya akan membuktikan kalau saya benar-benar akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan ini. Untuk soal penampilan, saya akan mengubah penampilan saya tuan seperti sekretaris lainnya, jadi saya mohon tuan tolong berikan saya satu kesempatan".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
semangat risa buktikan kalau kamu bisa menjadi seksertaris yg bagus dan teladan agar bos mu ga meremeh kan mu lg
2022-08-11
0
Anonymous
Awal cerita yang menarik kk
2022-04-23
0