Hingga kini mereka telah tiba, Marisa melihat rumah mewah nan-elegan itu dengan mata berbinar-binar. "OMG, ini rumah siapa tuan?".
"Ayo masuk" jawab Lucas membawa Marisa masuk kedalam. Disana seorang wanita paruh baya berdiri menunggu kedatangan mereka berdua.
"Selamat malam tuan nona, mari ikut saya" ajaknya membawa mereka masuk kedalam sebuah ruangan. "Nyonya, tuan muda sudah datang".
"Masuk" jawab seorang wanita dari dalam sana.
"Siapa?" tahan Marisa.
"Silahkan nona".
"Ah iya" angguk Marisa mengikuti Lucas dari belakang. Lalu ia melihat seisi ruangan tersebut, "Wah.. Rumah ini seperti istana kerajaan".
Lucas tersenyum, lalu memeluk wanita itu dengan sayang. "Apa kabar nyonya Elisabet? maaf jarang mengunjungi mu".
"Tidak apa-apa. Yang penting cucu kesayangan ku ini baik-baik saja aku sangat bahagia. Lalu siapa wanita ini? apa dia wanita yang kemarin aku minta".
"Ah, hallo nene..
"No no no.. Nyonya Elisabet. Panggil saya Sabet".
"Baiklah. Hallo nyonya Elisabet, perkenalkan nama saya Marisa sekret..
"Pacar, dia kekasih Lucas nyonya Sabet" potong Lucas langsung menarik Marisa kedalam rangkulannya.
"Benarkah?" ia tersenyum.
"Mmmm, iya kan sayang?".
"Hhhmmm?" kaget Marisa. "Ah iya nyonya Sabet".
"Kamu sangat cantik, i like you. Apa cucu ku ini pernah memarahi mu? atau sebagainya?".
"Tidak nyonya. Dia sangat baik kepada ku".
"Bagus, dia memang anak yang baik dari pria banyaknya di luar sana. Kamu harus bangga memiliki dia, dan sebentar lagi dia akan menjadi penerus Hanju yang sebenarnya".
Marisa tertawa melirik Lucas yang sedang tersenyum kepadanya, "Ya ampun, drama apa yang sedang dia sembunyikan dari nenek ya" batin Marisa.
"Ayo kita keluar. Mereka sudah menyiapkan hidangan makan malam".
"Ya nyonya" angguk Marisa. Kemudian Marisa menahan Lucas, "Tuan, beliau siapa? bukankah tadi tuan mengajak saya bertemu dengan pimpinan? lalu siapa wanita ini tuan..
"Kamu sudah lupa perjanjian kita?" potong Lucas.
"Maaf, aku baru ingat tuan".
"Ikuti saja sesuai dengan alurnya" Lucas keluar, lalu Marisa melihat seisi rumah tersebut semakin sangat mewah, dan benar-benar sangat mewah. "Nyonya Sabet, kakek menjodohkan ku dengan anak rekan bisnisnya".
Elisabet tersenyum, "Lalu kamu menerimanya? sedangkan kamu sudah memiliki dia".
"Kakek sangat marah saat aku menjawab kalau aku tidak akan menikah".
"Apa dia mengancam mu?".
"Mmmmm".
"Terus, apa yang akan kamu lakukan?".
"Tidak ada cara lain, selain mengikuti keinginan kakek. Tapi aku tidak berniat menikahinya, aku hanya mengambil kesempatan darinya untuk membangun Hanju group".
"Ahahaha.. Jangan terlalu keras melawan kakek mu, kamu tidak akan bisa melawannya. Aku lebih menyukai wanita itu" Elisabet melihat kearah Marisa yang sedang mengagumi rumahnya dengan mata berbinar-binar. "Aku menyukai wanita itu. Dari matanya dia terlihat wanita yang tulus, kamu harus mempertahankannya".
"Nyonya Sabet menyukainya?".
"Mmmm, aku sangat menyukainya".
"Terima kasih sudah menyukainya. Marisa" panggil Lucas.
"Ya" Marisa mendekati mereka.
"Duduk" ucap Elisabet. "Hidangan ini semua khusus untuk kalian berdua, makanlah sampai kalian kenyang".
"Terima kasih nyonya Sabet. Ini pasti sangat enak sekali" senang Marisa menunjukkan gigi ratanya.
"Iya" balas Elisabet tersenyum.
.
Begitu Lucas dan Marisa keluar dari rumah itu, Lucas langsung mengantar Marisa kembali kerumahnya yang berada di jalan xx. Namun sebelum mereka tiba disana, Marisa melihat jam masih menunjukkan pukul 10 kurang 15 menit. "Tuan, tolong antar aku ke alamat ini saja" ucapnya. "Maaf karna sudah merepotkan tuan".
"Mmmm" gumam Lucas semakin mempercepat laju mobilnya. Hingga kini mereka telah tiba disana, Marisa keluar.
"Terima kasih tuan atas tumpangannya".
"Tunggu" tahan Lucas melihat paper-bag yang tadi Elisabet berikan kepada Marisa. "Kamu melupakan ini".
"Oh iya aku hampir melupakannya. Terima kasih tuan, hati-hati dijalan" senyum Marisa, setelah itu Lucas menjalankannya mobilnya. Lalu Marisa menaiki anak tangga menuju apertemen Flora yang berada di lantai 4. "Semoga dia tidak marah".
TOK... TOK....
"Flora, ini aku Marisa" panggilnya.
TOK... TOK....
"Flor...a heheheh, Maaf" Marisa cengegesan menunjukkan gigi rata. "Maafkan aku Ra, tadi aku ada urusan mendadak yang tidak bisa aku tinggalkan".
Flora menatap Marisa dari atas sampai bawah, lalu tersenyum, "Dengan gaun semahal itu?".
"Ah, iya. Sebenarnya..
"Sudahlah, tadi aku pikir terjadi apa-apa dengan mu. Ayo masuk, kamu mau nginap disini?".
"Iya, bagaimana dengan proposal mu?".
"Aku sedang mengerjakannya".
"Kamu sudah menemukan nama yang bagus?".
"Belum, aku masih bingung" jawab Flora mendengus. "Itu apa? bdw.. gaun kamu Sa" Flora mendekati Marisa. "Tunggu sebentar" ia menyambar ponselnya. Kemudian mencari gaun yang sama dengan gaun yang sedang Marisa pakai, "OMG Risa.. Dari mana kamu menemukan gaun ini? gaun ini asli kan?".
"Mmmm, ceritanya sangat panjang Ra. Maaf, aku belum bisa menceritakan sama kamu".
"Oh OMG, aku belum percaya gaun ini ada pada mu Sa. Ini enggak mimpi kan? ini nyatakan Marisa?".
"Oo, kamu tau berapa harga guan ini Ra?".
"Risa, kartu atm ku langsung menangis mendengar harga dari gaun ini. Kamu lihat ini, bisa kamu menghitung angka nolnya?".
"Astaga" kaget Marisa. "Ra, ini benaran harganya segini?".
"Mmmmm".
"Jadi, ini alasan mereka tidak memberitahu berapa harga gaun ini kepada ku?".
"Sekarang kamu jujur Risa. Dari mana kamu mendapatkan gaun ini? kamu enggak jual diri kan? atau simpanan om-om tajir".
"Hey, kamu pikir aku wanita apaan? ya enggak lah. Aku mendapatkan gaun ini.." gantung Marisa bingung mau mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Tapi ia juga tidak mau kalau Flora mengetahui hubungannya dengan Lucas. "Nanti deh Ra, aku mendapatkan ini dari orang baik, kamu tidak usah khawatir seperti itu".
"Kenapa kamu tidak mau jujur Sa? kamu tidak mempercayai ku lagi?".
"Bukan seperti itu Ra. Dia hanya tidak ingin orang lain tau, jadi aku harus menjaga privasi dia".
Flora mendengus kembali, "Terus itu apa?" tunjuknya kearah paper-bag ya.
"Ini? aku juga tidak tau" Marisa membukanya, lalu melihat kedalam paper-bag tersebut. "Oo, ini apa?".
"Coba lihat".
"Inih" Flora membuka kotak tersebut. "OMG Risa".
"Kenapa?".
"Kalung".
"Benarkah? coba lihat" Marisa menyambar dari tangan Flora. "Hah, kalung? kenapa dia memberikan aku ini?".
Flashback.
"Marisa" panggil Elisabet.
"Iya nyonya Sabet?".
"Ikut saya" Elisabet memasuki ruangannya. Namun sebelum Marisa mengikutinya, ia terlebih dahulu melihat Lucas untuk meminta persetujuan darinya, lalu Lucas mengangguk. Kemudian Elisabet menyuruh Marisa duduk, "Sudah berapa lama kamu dekat dengan cucu ku?" Marisa tersenyum kaku, ia tidak tau mau menjawab seperti apa. "Kenapa kamu diam?".
"Mmmmm, 1 tahun nyonya. Iya, kami sudah berpacaran selama satu tahun".
Elisabet tertawa, "Benarkah?".
"Hahahah, iya nyonya".
"Baiklah, kalau saya tidak mengancam dia, sampai sekarang Lucas tidak akan pernah membawa wanitanya kehadapan ku. Inih, hadiah untuk kamu".
"Ini apa nyonya?".
"Sesuatu yang sangat berharga. Kamu bisa membukanya begitu kamu tiba dirumah".
"Terima kasih nyonya".
"Mmmmmm" senyumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
semoga kakek nya lucas jg setuju seperti elisabet menyetujui nya
2022-08-12
0