Paginya Marisa membuka mata, ia melihat jam kini telah menunjukkan pukul 7 pagi kurang 15 menit. "Apa dia sudah bangun? aku harus minta maaf, kalau tida...
DDDRRRTTTT... DDDRRRTTTTTT...
"Hallo" jawab Marisa.
"Kamu ke kamar saya sekarang juga".
Tut.. Tut.. Tut...
"Apa? ke kamar saya sekarang juga? aku enggak salah dengarkan? yang baru menelpon ku tuan Lucas? OMG, aku harus segera pergi, ini kesempatan ku untuk minta maaf" dengan langkah panjang, Marisa langsung keluar dari dalam kamarnya menuju kamar Lucas. Namun saat itu juga ia menghentikan langkah, "Astaga tuan" kaget Marisa melihat Lucas berdiri di depan pintu kamarnya.
Lucas mendengus, kemudian melihat pergelangan tangan Marisa yang memar akibat dari kesalahannya. "Masuk" ucapnya.
"Ya?".
"Saya suruh masuk".
"Ah iya tuan" angguk Marisa mengikutinya dari belakang. Kemudian Lucas memberikan sesuatu ditangannya, "Ini apa tuan?".
"Gunakan untuk tangan mu" jawab Lucas mendudukan diri diatas sofa. Lalu menyuruh Marisa duduk dihadapannya, "Kamu tau kesalahan apa yang telah kamu lakukan?".
"Saya tau tuan. Tolong maafkan saya dan terima kasih sudah memberikan ini".
"Benar, berarti kamu sudah tau kesalahan kamu dimana. Disini saya mau ingatin kamu, saya bisa dibilang tidaklah bos yang kejam seperti yang kamu dengar dari luar, tapi kalau kamu melampaui batas aku tidak akan segan-segan berbuat kasar kepada mu, bahkan membunuh mu saja saya bisa. Jadi mulai hari ini, aku ingin lebih dekat lagi kepada mu".
"Maksud tuan?".
"Mulai hari ini aku ingin lebih dekat lagi dengan mu, tapi ingat. Aku dekat dengan mu bukan berarti kamu berbuat seenak hati mu saja".
"Maaf tuan, kenapa tiba-tiba sekali?".
"Tidak tau, perasaan ku sedikit tidak enak".
Lalu Marisa tersenyum senang, "Baik tuan, saya akan. Ah, aku akan melakukan sesuai dengan apa yang tuan perintahkan. Terima kasih tuan".
"Mmmmm, kamu boleh keluar".
"Baik tuan" Seperginya Marisa, Lucas berjalan kearah jendela kaca kamarnya. Ia melihat kearah luar, tempat tersebut terlihat sangat indah dan menyejukkan. "Ya ampun, aku enggak nyangka kalau tuan Lucas masih perduli kepada ku. Aku pikir dia akan memarahi ku, tapi nyatanya. Cuman, kenapa dia tiba-tiba sekali meminta ku bersikap akrab kepadanya?tapi ya sudahlah. Itu artinya masih ada kesempatan untuk ku hehehehe" senang Marisa memasuki kamar mandi.
Tidak ingin berlama-lama, ia langsung keluar dari dalam kamar mandi dan segera mengenakan pakaian kantornya sambil mengingat jadwal Lucas hari ini. Setelah selesai Marisa melihat pantulan dirinya di depan cermin, "Ok semuanya sudah beras, mari kita berangkat kerja".
Ceklek!
"Pagi nona".
"Oo, pak Marto" senyum Marisa. "Pagi juga pak. wah, ini sarapan Marisa pak?".
"Iya nona, sebaiknya nona sarapan dulu. Tuan Lucas juga sedang sarapan".
"Baiklah, terima banyak pak".
"Iya nona".
Marisa kembali masuk kedalam kamarnya, ia langsung membukanya dan segera melahapnya. "Mmmm, rasanya sangat enak. Ini pasti masakan istri pak Marto, aku jadi rindu mama, aku yakin mama pasti sedang memasak menu yang sangat enak. Sebaiknya aku menghubungi mama".
DDDRRRTTTTT... DDDRRRTTTTT ...
"Iya Risa" jawab Saphira dari sebrang sana.
"Risa rindu mama. Mama sedang apa?".
"Mama juga merindukan mu, kak Zara sama papa. Mama sedang menyiapkan menu spesial untuk nanti malam".
"Emang ada acara apa ma?".
"Sayang sekali kamu disana, nanti malam calon suami kak Zara mau datang kerumah".
"Wah, kenapa enggak tunggu Marisa pulang dulu sih ma? Risa juga kan mau ada disana melihat calon keluarga kak Zara".
"Mau gimana lagi? ini permintaan keluarganya mau langsung melamar kakak kamu".
"Hhhmmsss, iya deh. Nanti malam jangan lupa sampaikan ucapan selama dari Risa ya ma".
"Iya sayang. Kamu baik-baik disana yah, jangan nakal kalau di kampung orang".
"Siap ma, Risa tutup dulu".
"Mmmmm".
Setelah itu Marisa membereskan sisa makanannya, lalu keluar dari dalam kamar menuju kamar Lucas. Namun saat itu juga Lucas keluar dari dalam kamarnya bersama dengan pak Marto. "Pak, makanannya sangat enak, saya yakin itu pasti masakan istri pak Marto".
"Iya nona".
"Tolong sampaikan rasa terima kasih saya ya pak".
"Iya nona".
.
Kini Lucas, Marisa dan pak Marto telah tiba di kantor, Lucas melihat mereka satu persatu sambil membuka data laporan yang selama ini tiba kepada dirinya. "Apa semuanya sudah berada disini?".
"Sudah tuan" jawab Agus. Kemudian Marisa menyalakan infokus dan terlihatlah semua data yang tiba kepada Lucas. "Tu-tuan ini" kaget Agus melihat ke layar infokus.
"Siapa diantara kalian yang sudah menggelapkan dana selama ini?" Lucas menatap mereka. "Tidak ada diantara kalian? Agus" panggilnya.
"I-iya tuan".
"Cuman mencari tahu ini semua saya sampai tidak bisa tidur semalaman, dan sekarang nama itu sudah ada di daftar buku hitam saya. Apa kalian masih tidak mau jujur?".
"Saya tuan, saya yang telah melakukannya" jawab Agus menunjuk tangan, karna ia tau sifat Lucas yang sebenarnya. Ia yakin Lucas tidak akan tinggal diam kalau ia tidak berkata jujur.
"Agus, kamu tau berapa banyak dana yang sudah kamu gelapkan?".
"Tuan, tolong maafkan saya tuan. Saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan ini lagi, tolong maafkan saya tuan" jawab Agus bersujud dihadapannya.
Lucas menyeringai, "Apa dia menyuruh mu menjatuhkan saya dengan cara ini? hahahahha.. Katakan kepadanya, kalau dia tidak akan bisa menjatuhkan seorang Lucas".
"Ma-maksud tuan? saya tidak mengerti maksud dari perkataan tuan" Agus gelagapan, ia benar-benar sangat takut melihat Lucas yang malah menertawainya seperti hendak membunuhnya. "Tua..
"Hari ini juga kamu dipecat, dan kamu yang akan mengantikan posisi dia".
"Tuan, tolong jangan lakukan ini. Tuan tidak boleh memecat saya seperti ini, saya sudah sangat lama bekerja sama dengan perusahaan ini. Bagaimana bisa tuan berkata seperti itu? dan sekarang tuan malah menggantikan saya dengan dia".
"Lalu? apa kamu sedang membantah perintah saya?".
"Maaf tuan, saya tidak akan pernah terima kalau saya di pecat dari perusahaan ini. Sudah 10 tahun lamanya saya mengabdi disini dan yang memperkerjakan saya juga adalah tuan Mateo. Jadi tolong hargai saya tuan sebagai orang terlama disini".
"Hahahahah, jadi sekarang kamu mencoba untuk melawan saya? Baiklah, silahkan. Meeting hari ini sampai disini saja, kalian bisa pergi".
"Baik tuan" angguk mereka langsung pergi dari sana.
Lalu Marisa melihat Lucas dan agus yang masih bersujud dihadapan Lucas, "Kamu boleh pergi. Marisa, pesan tiket pesawat hari ini juga".
"Baik tuan" angguk Marisa langsung memesan tiket penerbangan mereka. Kemudian mengikuti Lucas dari belakang, di depan pintu mobil pak Marto sudah menunggu. "Pak, hari ini juga kami kembali".
"Kenapa nona?".
"Tidak tau pak, hari ini tuan Lucas sangat marah. Ayo buruan pak".
"Baik nona".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
si agus penghianat korupsi lagi
2022-08-11
0