Dilan tersenyum mengejek, "Maaf, meeting ini bisa kita lanjut?" ucap Dilan kepada Lucas.
Lucas terdiam sejenak, kemudian meminta laptopnya kepada Marisa. "Baiklah, mari kita mulai" Lucas menunjukkan semua data yang kemarin dia terima. Disana tertera ada uang yang telah digelapkan, "Kalian bisa melihatnya? beberapa bulan ini saya menerima laporan selalu menurun dari kebun teh yang berada di kota xx, sedangkan yang saya selidiki tidak ada satupun keluhan dari para karyawan akan penurunan dari ini. Menurut kalian, siapa dalang di balik ini semua".
"Maaf tuan, kami tidak akan berani bermain-main dengan dana perusahaan. Jadi kami tidak tau apa-apa?".
"Terus siapa orangnya?" Lucas melirik kearah Dilan. "Saya yakin seseorang diantara kalian, namun kali ini saya akan diam. Tapi kalau kebulan depan masih ketahuan kalian menggelapkan dana perusahaan. Maka saya tidak akan tinggal diam".
"Baik tuan" angguk mereka.
"Meeting hari ini sampai disini" mereka semua langsung keluar. Kemudian Lucas keluar, namun saat ia hendak keluar Dilan langsung memanggil namanya. "Ada apa?".
Dilan tersenyum, "Kamu mau kemana? tidak usah bekerja terlalu keras. Lagian kamu akan segera di pecat dari posisi mu ini".
"Terus? tapi sayangnya perusahaan ini tidak akan jatuh ditangan mu. Tidak usah menertawakan ku seperti itu".
"Hahahah.. Kamu yakin? Kirana pasti akan memilihku dari pada kamu, karna aku dan Kirana sudah sejak dari dulu saling mengenal".
"Kalau gitu kita lihat saja nanti. Dia akan memilih mu atau aku".
"Ok" Dilan melangkah keluar. Kemudian Marisa mendekatinya.
"Tuan" panggilnya.
"Ayo" Lucas melangkah keluar juga. ia memasuki ruang marketing secara tiba-tiba tampa memberitahu sampai membuat mereka semua terkejut melihat kehadiran dirinya.
"Ah.. Tuan Lucas" tunduk mereka gelagapan.
Lucas melihat mereka satu persatu, lalu berjalan mendekati mereka. "Berikan saya laporan mengenai hotel".
"Baik tuan" si manager langsung memberikan laporan hari ini mengenai hotel A.
"Apa semua baik-baik saja?" Lucas membuka laporan hari ini. Ia melihat kalau keadaan hotel A tampak selalu baik-baik saja. "Bagus, tingkatkan kinerja kalian".
"Siap tuan".
Lucas meninggalkan tempat tersebut, lalu memasuki ruangan team perencana pembuatan suatu produk minuman sehat untuk masyarakat. "Oo, Risa" panggil Flora kegirangan melihat sang sahabat mendatangi ruangannya.
"Sshhuueett🤫" Marisa menunjuk kearah Lucas yang baru masuk.
"Astaga" mereka semua bangkit berdiri memberikan hormat kepada Lucas. "Selamat datang tuan, ada yang bisa kami bantu".
"Bagaimana dengan proposal yang saya minta kemarin?" tanya Lucas.
"Tunggu sebentar tuan" si manager memanggil Flora, ia meminta Flora untuk menyerahkan proposal yang kemarin ia minta. Lalu memberikan kepada Lucas, "Silahkan dilihat tuan".
Lucas melihatnya dengan wajah datar, kemudian menghela nafas berat melihat mereka satu persatu. "Milik siapa ini?".
"Sa-saya tuan" jawab Flora mengangkat tangan dengan wajah cemas.
"Ulangi, saya tidak menerima proposal seperti ini. Besok kamu bawa keruangan saya, saya tunggu jam 9 pagi".
"Ba-baik tuan".
"Atau ada yang lain? tidak ada? kenapa cuman dia saja yang mengerjakan proposal ini? bagaimana yang lain?".
Mereka terdiam.
"Maaf pak, kami sudah memiliki bagian masing-masing, jadi kami mau fokus kesatu tujuan saja" jawab si manager.
"Baiklah, saya tunggu besok dan saya tidak akan terima kalau proposal kamu masih seperti ini. Kamu bisa mengerti?".
"Iya tuan" dengan tatapan sedih Marisa memberikan dukungan kepada sang sahabat dengan kedua tangannya. "Terima kasih" senyum Flora.
Seperginya dari sana, Lucas memasuki ruangannya. Marisa melihat jam telah menunjukkan pukul 11:32 menit, lalu seorang wanita cantik berjalan kearahnya. "Siapa wanita ini? kenapa dia cantik sekali" gumam Marisa.
"Hay, Lucas ada didalam?".
"Dengan siapa nona? saya akan memberitahu tuan Lucas kalau beliau kedatangan tamu".
"Kirana Nugroho. Tidak usah memanggilnya, saya langsung masuk saja".
"Tapi nona" tahan Marisa.
"Kenapa?" Kirana menatapnya dengan wajah kesal.
"Maaf nona, tolong hargai pekerjaan saya. Kalau nona ingin bertemu dengan tuan Lucas, beri saya kesempatan untuk memberitahu beliau terlebih dahulu".
"Haaahh.. Yah, kamu tidak tau siapa saya? saya ini calon istrinya Lucas. Bagaimana bisa kamu menahan saya untuk bertemu dengan dia? kamu pikir kamu siapa? atau kamu ingin di pecat dari pekerjaan mu ini?".
"Maaf nona, saya tidak tau kalau nona calon istrinya tuan Lucas" tunduk Marisa.
"Ck, minggir" dengan kasar Kirana mendorong Marisa, lalu ia masuk kedalam. Disana ia melihat Lucas sedang sibuk dengan pekerjaannya tampa menyadari kalau ia baru saja membuka pintu. "Lucas" panggilnya. "Lucas" panggilnya lagi.
Lucas menghentikan tangannya, kemudian melihat kearah sumber suara dengan senyum tipis. "Kamu sudah datang?".
"Mmmm" angguk Kirana terlihat kesal.
"Ada apa? kenapa wajah mu terlihat sangat kesal" tanya Lucas menghampiri Kirana kearah sofa.
"Sekretaris kamu itu. Bagaimana bisa dia melarangku bertemu dengan calon suami ku sendiri. Aku tidak menyukainya, kalau bisa kamu pecat dia saja".
Lucas tertawa kecil, "Dia masih baru disini, itu juga atas perintah ku. Karna aku tidak suka diganggu di jam perkerjaan".
"Termasuk aku?".
"Kamu marah?".
"Ooo, aku marah, dan siapa pun orangnya itu pasti akan marah".
"Ya sudah, mulai besok dan seterusnya kamu bebas masuk keruangan ini tampa harus memberitahunya. Nanti aku akan memberitahunya".
"Benar yah?".
"Mmmmm".
"Kalau gitu ayo kita keluar, aku mau makan siang di restoran sahabat aku".
"Baiklah, tunggu sebentar" Lucas menyambar jasnya. Setelah itu mereka berdua keluar dari dalam ruangan tersebut, kemudian memberitahu Marisa kalau seseorang mencarinya bilang kalau dia sedang ada diluar.
"Hah, jadi benar wanita itu calon istrinya? terus yang tadi pagi dia bilang apa? apa dia sedang mempermainkan perasaan ku. OMG, aku enggak habis pikir dengannya".
DDDRRRTTTTT... DDDRRRTTTTTT...
"Ooo, kenapa Ra?".
"Makan siang, kamu masih kerja?".
"Tidak, kamu dimana? aku akan menyusul mu kesana".
"Aku di kantin. Cepatlah kemari".
"Mmmm" Marisa merapikan meja kerjanya, namun sebelum ia pergi, ia tidak lupa menitipkan pekerjaannya kepada salah satu karyawan disana. Setelah itu Marisa menyusul Flora di dalam kantin perusahaan Hanju.
"Risa disini" panggil Flora.
"Kamu sudah menunggu ku lama?".
"Tidak, ayo duduk. Makanan disini sangat enak Sa".
"Benarkah?".
"Mmmmm, ayo makan. Oh iya Sa, kenapa tuan Lucas cepat sekali kembali? bukankah kemarin kamu memberitahu ku kalau kalian berada disana selama tiga hari?".
"Iya, tapi ada urusan mendadak yang harus tuan Lucas selesaikan makanya kami kembali. Lalu bagaimana dengan proposal mu? apa kamu sudah menemukan ide".
Flora mendengus, "Aku tidak tau harus bagaimana Sa. Padahal aku sudah melakukan yang terbaik, tapi nyatanya proposal itu malah ditolak oleh tuan Lucas. Apa kamu tidak berniat membantu ku Sa?".
"Membantu apa?".
"Membantuku memikirkan ide yang cemerlang, aku mohon Risa tolong bantu aku".
"Tapi aku kurang tau tentang bagian itu Ra, kan kamu selama ini bekerja jadi Barista, masa iya kamu tidak bisa membuat sebuah produk minuman yang sehat untuk masyarakat minum".
"Ck, kamu sangat menyebalkan sekali Sa, kalau aku tau tidak mungkin aku meminta bantuan mu. Sekarang aku jadi tidak nafsu makan".
"Baiklah, kalau gitu aku akan membantu mu sebisa mungkin, sekarang kamu makan itu. Nanti kamu bisa jatuh sakit".
"Benarkah Sa kamu akan membantu ku?".
"Mmmmm, pulang kerja nanti aku akan ikut kerumah mu".
"Wah.. Terima kasih Sa. Kamu memang sahabat terbaik ku heheheh".
"Mmmmm" balas Marisa tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Tiahsutiah
katanya lucas ga mau menikah sama kirana tp kenapa dia malah mau nemuin kirana 🤔
2022-08-12
0