Amsterdam merupakan ibukota negara Belanda, sekaligus kota terbesar di Belanda.
Kota ini terletak di provinsi Holland Utara di sebelah barat negara ini. Wilayah Amsterdam mencakup bagian utara Randstad, salah satu konurbasi terbesar di Eropa.
Konurbasi adalah wilayah yang terdiri dari sejumlah kota kota besar, dan daerah perkotaan lainnya yang, melalui pertumbuhan populasi dan ekspansi fisik, telah bergabung untuk membentuk satu daerah perkotaan yang berkelanjutan atau kawasan industri yang dikembangkan.
Nama kota ini berasal dari kata Amstelredamme, yang merupakan asal-usul kota ini, yaitu sebuah bendungan di sungai Amstel. Dulunya dihuni sebagai desa nelayan kecil pada akhir abad ke-12, Amsterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia selama masa keemasan Belanda, sebagai akibat pengembangan perdagangan yang inovatif. Pada waktu itu, kota ini merupakan pusat keuangan dan permata terdepan.
Pada abad ke-19 dan ke-20, kota ini memperluas diri dan banyak permukiman serta kota pinggiran yang dibangun. Kanal-kanal Amsterdam yang telah ada sejak abad ke-17 yang berada di jantung Amsterdam dimasukkan ke Daftar Warisan UNESCO.
Kota ini adalah ibu kota keuangan dan budaya Belanda. Banyak perusahaan besar Belanda memiliki kantor pusat di sana, dan 7 dari 500 perusahaan teratas dunia, berpusat di kota ini.
Pada tahun 2010, Amsterdam menempati peringkat ke-13 dalam daftar kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia.
Dan disinilah Zafier berada sekarang. Negara asal ibunya Alexa Chastellein. Enam tahun sudah dia meninggalkan negara kelahirannya. Selama itu pula ia merintis perusahaannya Grup ISG.
Internationale Safaraz Groep adalah Perusahaan induk investasi yang berbasis di Amsterdam, serta perusahaan jasa keuangan multinasional yang menyediakan perbankan ritel, perbankan langsung, perbankan komersial, perbankan investasi, manajemen aset, dan asuransi.
Kelancaran usaha Zafier sebenarnya tak lepas dari campur tangan keluarga Wetselaar, keluarga besar Gwen, pemilik Royal Dutch Shell (RDS) Rekomendasi dari pemilik RDS sebagai perusahaan besar yang sangat diperhitungkan di Belanda menjadi angin segar sekaligus tiket kelancaran usaha Zafier, meskipum Zafier berkali-kali ditawari suntikan modal dari RDS, karena bagi keluarga Wetselaar, Zafier telah dianggap sebagai anak mereka sendiri, sebagai pengganti Gwen yang hilang, namun berkali-kali pula Zafier menolak dengan halus. Zafier tidak ingin bergantung pada orang lain. Zafier ingin mandiri dengan mengandalkan diri sendiri
Akhirnya usaha Zafier tidak sia-sia, hasilnya mulai terlihat. Perusahaannya berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan yang cukup diperhitungkan di negara itu.
Siang itu, di ruangan kantornya, Zafier tampak serius membaca satu persatu surat yang bertumpuk di mejanya.
Sebuah ruang kantor modern dengan nuansa maskulin yang didominasi warna putih abu-abu. Ruangan luas tersebut ditata dengan furniture-furniture berkelas, sehingga menambah kesan elegan.
Sesekali matanya melirik pigura kecil yang ada di mejanya. Foto seorang gadis kecil terpajang di sana. Gadis blasteran yang berusia sekitar 6 tahun dengan mata indah berwarna hazel.
Orang yang tidak tau akan menyangka kalau foto gadis kecil di atas meja Zafier adalah anaknya. Tapi bagaimana mungkin Zafier punya anak, kalau menikah saja belum pernah.
"My little Gwen", gumam Zafier. Matanya memandang sendu foto itu. Pikirannya menerawang jauh ke masa lalu.
Flashback on
"Fier... Fier...", teriakan seorang gadis kecil menggema di ruangan itu. Ia sibuk mengejar seorang anak laki-laki yang tertawa senang menggoda gadis kecil itu. Anak laki-Laki berusia itu adalah Zafier.
"Fier, berhentilah, Gwen capek, kembalikan barbie Gwen, Fier", pintanya memohon.
"Boleh, kalau Gwen bisa mengejar Fier", usil Zafier lagi.
" Fier...", rajuk Gwen.
"Oke.... oke Fier kembalikan tapi cium ya", pinta Zafier
"Tidak mau, kata mommy bukan muhrim, daddy bilang gak boleh cium laki-laki sembarangan, cuma boleh cium daddy ", tolak Gwen.
"Iish, anak kecil tau muhrim pula", sungut Zafier
"Tapi demi barbie, Gwen akan lakukan, Fier tutup mata dulu", pinta Gwen lembut.
Zafier pun menutup matanya, sementara Gwen meraih Moly kucing anggora gendutnya, yang berada tak jauh darinya. Gwen kemudian memegang kepala Moly dam mengarahkan dan menempelkan bibir Moly ke pipi Zafier.
Karena merasa ciuman Gwen agak aneh, Zafier pun membuka matanya, bukan main kagetnya Zafier melihat Moly tepat di depannya. Gwen tak kalah kagetnya karena rencananya ketahuan, Gwen melepas Moly, meraih barbienya dan kabur menuju mommynya mencari perlindungan sambil tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Zafier.
"Gweeeeen", teriak Zafier mengamuk.
Flashback off
Zafier memang suka sekali menggoda Gwen. Karena Zafier tidak punya saudara. Maka menggoda Gwen hingga Gwen berteriak kesal adalah kesenangan tersendiri buatnya.
Zafier suka sekali melihat mata indah Gwen ketika memohon. Mata berwarna hazel milik Gwen sangat indah, ia menurunkannya dari sang daddy yang berasal dari Belanda.
Zafier dan Gwen kecil sangat akrab. Mereka biasa bermain dari kecil karena mommy dan daddy mereka adalah sahabat dari zaman mereka kuliah. Rumah mereka pun berdekatan. Bahkan orangtua masing-masing juga berniat menjodohkan mereka kelak setelah mereka berdua dewasa.
Kadang mereka sangat akrab, kadang berdebat karena keusilan Zafier. Namun Zafier yang lebih tua 6 tahun dari Gwen, sangat menyayangi dan melindungi Gwen.
Dunia Zafier berubah ketika Gwen dan orangtunya mengalami kecelakaan parah. Kedua orangtua Gwen tidak bisa diselamatkan, sementara Gwen kecil menghilang, jasadnya tidak pernah ditemukan.
Ayah Zafier sudah mengerahkan banyak orang untuk mencari Gwen, tapi Gwen seolah hilang tanpa jejak. Sampai Zafier dewasa, bayang-bayang Gwen selalu menghantuinya.
Di rumah dimana Zafier dibesarkan menjadi tempat paling banyak menyimpan memori Zafier dengan Gwen kecil. Setiap sudut rumah mengingatkannya pada sosok Gwen kecil.
Hal itu diperburuk dengan kepergian mommy Zafier untuk selama-lamanya. Lengkap sudah kehancuran Zafier. Zafier merasa sangat terpukul. Kenangan demi kenangan telah terpatri di setiap sudut rumahnya. Zafier ingin meninggalkan semua kenangan itu. Karena berada di tempat yang menyimpan kenangan demi kenangan tersebut bisa membuatnya gila. Zafier tidak sanggup.
Zafier memutuskan meninggalkan kota dimana dia dibesarkan, agar ia lepas dari semua bayang-bayang Gwen, tapi nyatanya bayangan Gwen cuma hilang ketika ia menenggelamkan diri dalam pekerjaan, lepas dari pekerjaan, hanya Gwen dan Gwen yang ada di otaknya.
"Gwen dimana dirimu sekarang, kau pasti sudah dewasa, kau pasti cantik, aku rindu mata indahmu Gwen", batin Zafier
"Apa kau masih ingat aku, Fier-mu, aku yakin kau masih hidup, masihkah kau menungguku, seperti aku yang menunggumu sampai saat ini", bisik Zafier lirih.
"Kau masih memikirkannya?", pertanyaan Gavin membuyarkan lamunan Zafier.
Zafier menegadah ke arah Gavin yang berada tepat di depannya.
"Aku merindukannya Ga, seperti apa dia sekarang, pasti dia sangat cantik dengan mata hazel itu", ujar Zafier sendu.
"Ya tuhan, move on Zafier, Gwen hanya masa lalu, kau bukan anak kecil lagi, masa kau masih dihantui bayang-bayang Gwen kecil", Gavin geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya ini.
"Ini sudah 17 tahun Fier", ucap Gavin lagi.
"Iish jangan panggil aku seperti itu, cuma Gwen yang boleh memanggil aku seperti itu", sungut Zafier.
"Aku juga lelah Ga, aku juga tidak ingin mengingatnya, tapi aku harus apa untuk melupakannya", ujar Zafier frustasi.
Gavin terdiam, bingung menjawab pertanyaan Zafier.
"Bagaimana kalau kita bersenang-senang diclub? Mau kucarikan gadis?", bujuk Gavin lagi
"Kau pergilah sendiri, moodku sedang tidak baik, bisa-bisa aku malah membuat keributan di sana", tolak Zafier lagi.
"Akhir pekan ini aku ingin ke Rotterdam mengunjungi grootvader en grootmoeder (belanda: kakek dan nenek) oom (belanda: paman) Alexander dan adik-adikku. Kemarin oom Alex menghubungiku, ada hal penting yang ingin dibicarakan denganku", lanjut Zafier lagi.
Zafier sangat dekat dengan kedua adik sepupu Zafier, Adrieana dan Arabella. Adriea berumur 23 tahun dan Arabel berumur 19 tahun. Adriea semuran Gwen saat ini. Berkumpul bersama kedua sepupunya mampu menggantikan kenangan Gwen untuk sementara waktu. Rengekan-rengekan manja dari kedua sepupunya itu mampu mengisi kekosongan hatinya akan kehadiran Gwen.
"Selamat bersenang-senang di Rotterdam Zafier, sampaikan salam kangenku pada Adriea, aku...", belum selesai Gavin bicara, Zafier langsung menyambar.
"Jangan macqm-macam dengan adikku Gavin, bisa pulang tinggal nama kau nanti", teriak Zafier.
"Hiii... dasar kakak tua posesif", ejek Gavin sambil sambil terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments