Semua karyawan mulai dari level atas sampai terbawah berbaris dengan rapi di sepanjang koridor.
Yaa... bos tertinggi dari Pusat tengah melakukan kunjungan. Saat ini dia telah berdiri dengan auranya yang berwibawa di tengah-tengah mereka.
Kabarnya Pak Arsen masih bujangan, demikian desas desus yang beredar di kalangan para karyawan. Dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di luar negeri. Bertepatan dengan sakitnya sang ayah. Jadilah Arsen otomatis menggantikan posisi sang ayah, karena Arsen adalah satu-satunya anak yang dimiliki Tuan Shaka Narendra.
"Ya ampun She ganteng banget", ujar Vela takjub, dari tadi matanya tak lepas dari wajah tampan sang bos.
" Sst...Ve iler kamu tuh", goda Sheza lagi, mata Vela langsung mendelik ke arah Sheza, tapi tetap aja tangannya menyentuh sudut bibirnya, seolah-olah sedang mengelap sesuatu, Sheza gak tahan ingin tertawa, tapi sebisa mungkin ia menahan diri karena takut menimbulkan masalah karena tertawa di saat yang tidak tepat.
Perlahan Arsen berjalan melewati para karyawan satu persatu. Langkah tegap dan pandangan mata tajamnya cukup meruntuhkan hati setiap joblowati yang berjajar di sana, tapi tidak dengan Sheza. Pikirannya tengah disibukkan dengan permasalahan yang tengah dihadapinya. Sekian lama Sheza hanya menunduk, sehingga ia tidak menyadari kalau sedari tadi pandangan Arsen tertuju padanya.
"Hampir semua karyawan wanita memandangku intens, bahkan ada yang dengan sengaja menatap dengan pandangan mata menggoda, hanya dia yang tidak menatapku, terkesan acuh tak acuh", Arsen membatin.
Tanpa Arsen sadari, dia berdiri cukup lama tepat di depan Sheza yang menunduk. Tapi Sheza belum menyadari sampai senggolan tangan Vela menyadarikannya.
Sheza kaget, sejurus menatap ke depan, matanya bertatapan dengan Arsen.
"Ma...maaf pak", ujar Sheza terbata dan kembali menunduk.
Deg ... jantung Arsen berdetak lebih cepat, dia terkesima dengan pandangan mata indah Sheza yang berwarna hazel, tidak seperti warna mata orang Indonesia umumnya.
"Cantik dan matanya juga indah", batin Arsen mengagumi wanita yang berdiri tepat di depannya. Ada perasaan familiar didirinya ketika berhadapan dengan sosok wanita di hadapannya, padahal Arsen merasa baru bertemu.
Arsen tidak mau kelihatan terlalu mengagumi wanita yang ada di depannya. Arsen pun segera berjalan cepat menuju ruangan rapat, karena pagi ini dia akan langsung melakukan rapat kerja terbatas dengan para petinggi kantor ini.
Tapi selama rapat, Arsen tidak bisa berkonsentrasi pada materi rapat. Pikirannya malah tertuju pada gadis tadi.
"Uhhhs ... gila", pikir Arsen merutuki dirinya sendiri.
Ken, asisten sekaligus tangan kanan Arsen melihat ke arah Arsen, dia merasa seolah Arsen memanggilnya atau mungkin ada sesuatu yang diinginkan tuannya itu. Ken pun mendekati Arsen.
"Iya tuan, tuan membutuhkan sesuatu?", tanya asistennya sembari berbisik.
Arsen tersentak dari lamunannya, sejenak terpaku pada pertanyaan Ken yang ditujukan padanya, tapi tak urung dia meminta sesuatu kepada Ken.
"Ken, bisa kau percepat basa basi di rapat ini, aku sangat lelah", ujar Arsen beralasan.
Sejenak Ken memandang tuannya dengan tatapan aneh, sejak kapan tuannya cepat merasa lelah. Tapi Ken tidak berani bertanya lebih jauh.
Akhirnya rapat dapat berhenti lebih cepat sebelum jadwal yang ditetapkan. Arsen pun bisa bernafas lega.
Di ruangan kerja sementara yang ditempatinya, Arsen kembali tenggelam dengan pikirannya sendiri. Dan gilanya lagi wajah karyawan wanita tadi melintas kembali di otaknya. Dia sangat penasaran dengan identitas gadis itu, tapi gengsinya yang selangit menahannya untuk menyuruh Ken mencari tahu identitas gadis itu. Bisa-bisa dirinya menjadi bahan bullyan Ken, kalau dia tahu playboy kelas kakap semacam dirinya tertarik pada gadis biasa, karyawan kecil di anak perusahaannya sendiri.
Arsen menjadi semakin lelah dengan pikirannya sendiri. Dia tidak mau makin berlarut-larut, dia ingin menghilangkan gadis itu dari otaknya.
"Mungkin ini hanya kekaguman sesaat", ujar Arsen meyakinkan dirinya sendiri. Aku harus pergi bersenang-senang malam ini untuk mencharge otakku yang sudah buntu ini, batin Arsen lagi.
"Ken temani aku ke klub malam ini, booking ruangan VVIP, aku ingin menikmati hidup dulu malam ini", perintah Arsen.
"Baik tuan", jawab Ken patuh.
_______
"Nona Sheza, pulang kerja jam berapa?", sebuah pesan masuk ke ponsel Sheza, tapi nomor tersebut tidak terdaftar di ponselnya.
"Ini nomor siapa", bisik Sheza pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk.
"Maaf nona, ini Carlos, Tuan Ganial memerintahkanku untuk menjemput nona", pesan dari Carlos
"Aku bisa pulang sendiri Carlos, tidak usah dijemput", pesan Sheza.
Sheza cemas, dia tidak mau dijemput, apa kata teman-temannya kalau dia dijemput mobil mewah, bisa-bisa dia digosipkan sugar babynya pengusaha, batin Sheza lagi. Tadi pagi saja dia minta berhenti sangat jauh dari kantor, supaya tidak mencurigakan.
"Aku mohon nona, anda bekerjasamalah, pulanglah denganku, pekerjaanku bisa jadi taruhan 😭😭", sebuah pesan dari Carlos dengan emoticon menangis. Kontan saja Sheza tersenyum nyaris tertawa membayangkan badan sebesar dan sekekar Carlos dengan emoticon menangis.
Sheza sibuk dengan hpnya di depan kantor. Karena memang sudah jam pulang. Sheza memang akan berencana untuk memesan taksi online untuk pulang, karena motornya masih berada di rumah ibu yang telah menjualnya. Setelah apa.yang terjadi, Sheza juga tidak berencana untuk menjemputnya.
Rencana untuk memesan taksi online terganggu. Pesan-pesan dari Carlos malah menyibukkan Sheza, hingga dia tidak menyadari dua pasang mata sedang memperhatikannya dari tadi.
Satu pasang mata milik Calvin dan satu pasang lagi milik Arsen.
"Sial waktunya tidak tepat", rutuk Calvin. Dia ingin sekali berhenti tepat di depan Sheza untuk menawarkan diri mengantarnya, tapi apa daya, saat ini di sebelahnya sudah ada Shinta, karyawan wanita lain.
"Kenapa dia terlihat happy sekali, apa dia sedang berkirim pesan dengan kekasihnya", hati Arsen memanas. Dia menjadi sangat kesal.
"Dio, nanti ketika kau lewat didepan gadis itu, kau bunyikan klakson berkali-kali, dengan KERAS, kau mengerti", ujar Arsen penuh penekanan.
"Ba ... baik tuan", jawab Dio kaget. Ya tuhan ... Sheza kamu buat salah apa dengan orang nomor satu di perusahaan, semoga tuhan melindungi She, batin Dio lagi.
Dio memang sopir yang disediakan perusahaan untuk Arsen, jadi Dio sangat mengenal Sheza.
" Tiiint .... tiiiiint ... tiiiiiiint", klakson panjang berkali-kali didepannya membuat Sheza kaget setengah mati. Hampir saja Sheza menjatuhkan hpnya.
"Ya tuhan, itu siapa?, buat aku kaget aja", batin Sheza.
Tiba-tiba seseorang bergegas turun dari mobil dan dengan tergesa-gesa menghampiri Sheza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments