Hotel Westminster Bridge sudah nampak dipadati akan tamu undangan. Berbagai kalangan artis, model dan juga pengusaha turut hadir. Karena yang mengadakan pesta tersebut adalah pemilik dari Glory Ent yang merupakan Keluarga Born. Kekayaan Keluarga Born sudah tidak perlu diragukan lagi karena bisa menggelar pesta di hotel bintang lima yang terkenal dengan harga fantastis.
Sepasang kaki yang menggunakan high heels melangkah dengan anggun. Keanggunannya itu tidak luput dari gaun yang dikenakannya, senada dengan high heels yang melekat cantik di kaki wanita itu. Sepanjang turun dari mobil hingga memasuki ballroom hotel, wanita cantik yang mengenakan bodycon dress berwarna Sacramento Green berlengan panjang itu menjadi pusat perhatian disana. Meskipun tidak berpakaian terbuka seperti para tamu wanita lainnya, akan tetapi aura kecantikan dan keanggunan wanita itu terpancar sangat jelas. Tubuh tinggi semampai bak gitar spanyol dengan rambut pirangnya yang dibiarkan terurai bergelombang, menambah kecantikan wanita yang baru saja menapaki kakinya di anak tangga terakhir.
Aurelie kemudian menyapu pandangannya hanya sekedar memastikan jika teman-teman sesama model seperti dirinya sudah berdatangan. Karena ia nampak asing dengan berbagai tamu dari kalangan atas yang mungkin saja teman-teman bisnis dari Tuan Alan Born.
Senyum Aurelie nampak terukir tipis ketika mendapati salah satu temannya yang selama ini selalu baik kepadanya tanpa memandang status.
"Veronica??" panggil Aurelie kepada sosok cantik yang tengah bercengkrama. Merasa namanya di panggil seseorang, wanita yang bernama Veronica itu menoleh dan tersenyum mendapati teman sesama profesi yang tengah berjalan ke arahnya.
"Hai Elie...." Bahkan kedatangan Aurelie mengalihkan perhatian Veronica yang sebelumnya tengah asik bercengkrama dengan teman yang lain. Sebelum kemudian keduanya berpelukan sesaat. "Kau terlihat cantik sekali Elie. Aku yakin jika banyak pria yang tergila-gila padamu malam ini," serunya menggoda.
Aurelie tersenyum ramah. Veronica adalah sosok wanita yang tidak pandang bulu meskipun berasal dari keluarga kaya. Sebab itu Aurelie merasa nyaman berteman dengannya. "Kau juga terlihat sangat cantik Vero. Dan para pria yang akan tergila-gila padamu bukan padaku." Tidak dipungkiri jika Veronica memiliki wajah yang cantik seperti dirinya, hanya saja Veronica selalu mengenakan pakaian yang terbuka hingga julukan hot woman selalu tersemat untuk wanita itu.
"Ck, kau ini. Kau itu sangat cantik Elie." Yang Veronica sukai dari Aurelie adalah sifat humble wanita itu. Bahkan Aurelie tidak pernah membalas cibiran teman-teman sesama model yang membenci temannya itu. "Bahkan kau jauh lebih cantik dari Carmela. Wanita itu hanya menjual nama ayahnya saja," imbuhnya berbisik. Jika Carmela bukan bagian dari keluarga Born, mungkin tidak akan ada yang menerima wanita itu di dunia modeling, mengingat perangai wanita itu yang selalu seenaknya saja.
"Jangan bicara seperti itu. Jika terdengar oleh orang lain, kau akan dipersulit olehnya." Aurelie balas berbisik, ia segera menyadarkan Veronica untuk tidak berbicara yang buruk, karena Carmela memiliki mata-mata entah siapa itu. Aurelie hanya tidak ingin Carmela mempersulit pekerjaan Veronica, cukup dirinya saja yang di ganggu oleh ular berbulu itu.
"Iishh, aku tidak takut dengannya. Justru aku ingin sekali menyumpal mulutnya dengan high heelsku." Entah yang dikatakan Veronica serius atau tidak, Aurelie hanya menggeleng. "By the way, kau tidak datang bersama dengan Brandon?" Kedua mata Veronica nampak bergulir mencari sosok pria yang satu tahun bersama dengan Aurelie. Semua teman-teman model mengetahui akan kedekatan Aurelie dengan model papan atas yang tidak lain adalah Brandon Sandler. Sepak terjangnya sudah meluas hingga selalu menjadi brand ambassador dan juga menjadi bintang iklan produk terkenal.
"Tidak. Dia datang bersama teman-temannya." Aurelie tersenyum getir. Sebenarnya bukan itu alasannya, hanya saja Brandon lebih memilih datang bersama dengan Carmela, putri dari pemilik acara atas permintaan kedua orang tuanya. Sejak menjalin hubungan dengan Brandon, kedua orang tua pria itu memang tidak menyukai dirinya yang menurut mereka hanya dari kalangan biasa. Aurelie membiarkan saja asumsi kedua orang tua Brandon. Selama ini ia memang menyembunyikan jati dirinya yang merupakan putri dari Keluarga Romanov, Keluarga Billionare.
Lama mereka berbincang, hingga sorot mata semua tamu tertuju kepada pasangan yang baru saja datang. Pasangan itu tidak lain adalah Carmela dengan Brandon, kekasihnya. Bahkan pandangan Aurelie dengan Brandon bertemu dan saling mengunci selama beberapa saat. Ada rasa bersalah di hati Brandon kala dirinya lebih memilih datang bersama dengan wanita lain, tetapi ia tidak bisa melakukan apapun karena kedua orang tuanya mengancam jika dirinya harus mengundurkan diri dari dunia modeling jika tidak menurut.
Aurelie mengalihkan pandangannya terlebih dahulu, nampak senyum penuh paksaan saat berulang kali Veronica mengajaknya berbicara. Sungguh ada kegetiran yang dirasakan oleh Aurelie. Di satu sisi ia memang sangat menyukai Brandon karena kebaikan dan perhatian pria itu. Namun semakin lama hubungan mereka merenggang karena kesibukan masing-masing, sehingga kini rasa itu entah berkembang atau justru telah berkurang. Terlebih banyak wanita-wanita yang mengincar kekasihnya itu dan Brandon nampak tidak pernah menolak.
"Vero, pegang ini, aku ingin ke toilet." Aurelie memberikan gelas berisi wine yang tersisa setengah kepada Veronica.
"Perlu aku temani?" Veronica menawarkan diri. Ia tahu kini temannya itu tidak sedang baik-baik saja. Siapa yang akan merasa baik-baik saja ketika kekasih kita justru datang ke pesta bersama dengan wanita lain, pikirnya. Andai saja Veronica yang berada di posisi Aurelie, mungkin ia sudah mengamuk dan mencakar wanita itu.
"Tidak perlu." Aurelie masih bisa tersenyum dalam keadaan yang entahlah. "Aku bukan anak kecil yang akan tersesat," lanjutnya.
Dan begitu diiyakan oleh Veronica, Aurelie segera menuntun langkahnya menuju toilet yang berada di ujung koridor. Namun belum sampai ke tempat tujuannya, seseorang menahan pergelangan tangannya.
"Baby...." Aurelie nampak tidak asing dengan suara itu. Siapa lagi jika bukan kekasihnya Brandon. Dengan malas Aurelie menoleh dan hanya tatapan datar yang disuguhkan. "Maafkan aku baby, aku tidak bermaksud melukaimu. Kau pasti sangat kesal saat aku justru memilih pergi bersama wanita lain." Wajah tampan Brandon nampak sendu. Entah bersungguh-sungguh meminta maaf atau tidak.
"Jika sudah tau kenapa masih bertanya?!" Dengan kasar Aurelie menghempaskan tangan Brandon. Ia menyilangkan tangan di depan dada. Andai saja Arthur mengetahui hubungannya dengan Brandon dan kakak kembarnya itu berada di pesta yang sama, mungkin saat ini Arthur dalam keadaan murka dan sudah memberi Brandon pelajaran. Tapi entahlah, Aurelie bahkan sudah tidak peduli jika seandainya hubungan mereka diketahui dan juga di tentang oleh kedua orang tuanya dan juga kakak kembarnya.
"Baby.... sayang... aku benar-benar tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuaku. Jadi aku mohon maafkan aku." Wajah Brandon memelas. Nampak rasa bersalah di manik mata biru pria itu.
Aurelie berdecak disusul bola matanya yang memutar malas. "Baiklah, aku mengerti. Karena itu kembalilah padanya, kenapa mengikuti ke toilet?!" ujarnya ketus.
Brandon tidak tersinggung dengan ucapan Aurelie. Ia paham jika kekasihnya itu tengah marah kepadanya. Hingga kemudian ia membiarkan Aurelie melangkah masuk ke dalam toilet.
Tanpa mereka sadari sedari tadi, seorang pria tampan tengah menahan geram di hatinya. Tangannya terkepal. Sungguh ia tidak menyukai kedekatan mereka, meskipun malam ini ia nampak senang karena pria yang berstatus kekasih dari wanitanya justru datang bersama dengan wanita lain.
"Aku pasti akan menyingkirkan pria bodoh itu, honey." Disisi lain pria itu tidak menyukai jika ada seorang pria yang menyakiti wanitanya.
***
Selama acara berlangsung, semua tamu nampak menikmati pesta tersebut. Dan acara yang sudah mereka tunggu-tunggu akhirnya dimulai. Dimana masing-masing para tamu undangan diberikan satu buah topeng untuk cara dansa bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi.
Kini Aurelie sudah mengenakan topeng yang terbuat dari bulu burung merak. Perlahan lampu sudah meredup, mereka harus memilih pasangan sebelum lampu kembali menyala. Meskipun malas, Aurelie tetap mengikuti permainan konyol itu.
Tepat di saat lampu mulai padam, ia berlari mengikuti instingnya. Untung saja ballroom hotel nampak luas sehingga ia tidak perlu saling bertabrakan dengan para tamu yang lain. Hingga sesaat kemudian Aurelie merasakan seseorang menghentikan langkah di hadapannya.
"Aku yang akan menjadi teman dansamu, nona cantik." Tubuh Aurelie meremang dan mendadak kaku ketika seorang pria berbisik tepat di telinga Aurelie, hingga daru napas pria itu menyapu lehernya. Seperkian detik, pinggulnya di rengkuhan oleh pria asing itu.
Aurelie tau jelas jika pria itu bukan Brandon, karena siluet dan aroma parfum yang dikenakan pria itu berbeda dengan Brandon. Terlebih pria itu memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Brandon.
Lama Aurelie larut dalam lamunannya, hingga perlahan lampu kembali menerangi ballroom.
Deg
Mata mereka saling bertemu. Aurelie dapat merasakan tatapan tajam pria itu dibalik topengnya yang seolah mampu menembus jantungnya. Pria itu mengikis jarak antara mereka, bahkan masih menahan pinggul Aurelie. Pria itu tidak lain adalah Mikel, pria yang selalu memuja Aurelie dan ingin memiliki wanita itu bagaimanapun caranya.
To be continue
Aurelie
Mikel / Michael
...Jangan lupa untuk like, vote, follow, fav, hadiah dan komentar kalian 💕 terima kasih 🤗...
...Always be happy 🌷...
...Instagram : @rantyyoona...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
Renireni Reni
waowwwwwwwwwww
2024-03-16
0
Jacklin Clarisa morgana
lho ktanya prusahaan alan brown sudah di buat bangkrut ko bisa msih brdiri bahkn ngadain pesta yg meriah
2023-02-21
2
Aulhiya Lhiya
qok menurut aq mike lbh cocok jadi arthur yah🤭... menurut aq lho yh soalnya mirip" daddy xavier😁🙏
2023-01-19
1