Terik matahari disertai angin menerpa sebagian tubuh dan wajah pria yang sedang berenang di cuaca yang panas itu. Tubuh atletisnya di biarkan telanjang dan hanya menyisakan celana boxer saja. Sesekali menenggelamkan tubuh dan menyembul di permukaan air. Sudah lama pria itu tidak menikmati waktu me time seperti dahulu, semenjak menduduki kursi kebesaran Sang Daddy. Sehingga hari ini ia menyempatkan untuk tidak datang ke perusahaan dikarenakan kedua orang tuanya mengatakan jika akan kedatangan tamu spesial yang akan berkunjung.
Sudah lebih dari satu jam Arthur berada di dalam kolam renang tanpa ingin menyudahi kegiatannya itu. Hingga tanpa disadari olehnya, sepasang mata milik gadis cantik menatapnya tanpa berkedip atau memalingkan wajahnya ke arah lain. Bagi gadis itu sangat disayangkan jika pemandangan indah di hadapannya dilewatkan begitu saja.
"Siapa kau? Kenapa kau bisa berada di Mansion?!" Kepala Arthur menyembul di permukaan air, hingga membuat gadis itu terkesiap.
"Astaga, mati aku!" Dan gadis cantik itu meruntuki kebodohannya. "Maaf, aku tidak bermaksud mengintip, hanya sedang melihat-lihat saja dan tidak tau jika ada seseorang yang sedang berenang di cuaca panas seperti ini," katanya menjelaskan.
Sorot mata Arthur begitu tajam melihat sosok gadis itu. Ia kemudian keluar dari kolam renang. Keningnya berkerut, memperhatikan seksama gadis itu yang tidak asing baginya.
"Kau....?" tuturnya baru mengingat akan sosok gadis di hadapannya.
"Iya Kak Ar, ini aku Licia. Sudah lama kita tidak bertemu dan Kak Ar masih saja dingin dengan tatapan tajam seperti itu." Ya, gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jolicia, putri dari Zayn dan Angela.
Jadi, mereka sudah datang? pikirnya.
Arthur tidak mengindahkan ucapan Jolicia, ia menyambar handuk yang tergeletak di atas kursi santai.
"Cih, dia tidak menganggapku ada." Selalu saja seperti itu, Arthur memang tidak pernah pedulikan sekitar. Terlebih jika disekitarnya terdapat seorang wanita. "Aku masih disini Kak Ar, kenapa tidak menjawab ucapanku?" gerutunya dengan kesal. Jolicia merasa jika sikap Arthur dan Jacob serupa, sama-sama menyebalkan.
"Apa aku perlu menjawabnya, hm?" Dan Arthur melirik ke arah Jolicia yang menatapnya kesal.
"Ck, tidak perlu. Lebih baik aku ke dalam saja. Dari pada disini, aku bisa menjadi beruang kutub." Jolicia yang kesal mencebikkan bibirnya, hingga kemudian berbalik memunggungi Arthur.
Dan Arthur mengangkat kedua bahunya acuh, yang namanya wanita benar-benar aneh, pikirnya.
"Kenapa kau disini?" Austin memergoki Jolicia yang ternyata sudah berada di halaman kolam renang. Lalu matanya beralih pada sosok sang kakak. "Kau mengintip Kak Ar?" tanyanya kemudian kembali memusatkan pandangan kepada Jolicia, sedikit menyudutkan akan tuduhannya itu.
"Jangan asal bicara As, aku tidak mengintip. Aku memiliki mata, jadi wajar saja aku melihat Kak Ar yang sedang berenang." Jolicia tidak sepenuhnya berbohong, meskipun ia cukup menikmati pemandangan tadi.
"Ck, kau ini. Sebaiknya kau ke dalam, aunty mencarimu. Kau seperti anak hilang saja," ujar Austin. Kenapa dirinya juga bisa berada disana karena Aunty Angela mencari keberadaan putrinya itu.
"Ck, jika aku seperti anak hilang, lalu kau apa?" cebik Jolicia menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Aku teman dari anak hilang itu," jawabnya seadanya.
"Kalian ini benar-benar menyebalkan. Aku datang dari jauh, tapi kalian tidak menyambutku dengan baik." Dan Jolicia mengeluhkan sikap kedua pria yang tidak jauh berbeda itu.
Austin menyentil kening Jolicia. "Jangan manja. Bukankah kau sudah lama satu minggu yang lalu datang ke Kota London."
Mendengar ucapan Austin, Jolicia tersenyum kuda. Selama satu minggu ia memang tidak pernah bertemu dengan Austin saat di kampus, karena Austin sedang sibuk mempersiapkan proposal skripsinya.
Dan ekor mata Arthur menyelipkan lirikan ke arah keduanya yang selalu berdebat akan hal yang tidak penting jika saling bertemu. Arthur mengetahui jika sang adik sangat dekat dengan putri dari teman Daddy dan Mommy-nya itu. Dan sikap Austin selalu menyenangkan, terbukti sang adik selalu mudah akrab dengan adik-adik sepupunya, tidak sepertinya yang hanya sesekali saja berbicara bahkan dalam hal bercanda saja bisa dihitung menggunakan jari dalam satu tahun.
"Kak Ar mau kemana?" tanya Austin ketika kakaknya itu melewatinya juga Jolicia.
"Mandi." Dak Arthur menjawab tanpa menoleh, ia semakin melebarkan langkah karena ingin segera berpakaian untuk menyambut tamu spesial.
***
Tidak memerlukan waktu yang lama untuk Arthur mandi dan berpakaian. Pria tampan itu segera melesat keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang tamu yang terdengar sangat ricuh. Bagaimana tidak, dari atas kamarnya saja ia bisa mendengar pertikaian antara Daddy serta Uncle Zayn.
"Mereka mulai lagi." Dan bahkan Elleana berbisik kepada Angela akan kelakuan suami-suami mereka yang bertengkar jika ada kesempatan. Angela mengangguk setuju.
"Ini minumanku bodoh!" ujar Xavier mengambil gelas miliknya. Minuman itu memang kesukaan dirinya karena sang istri tercinta membuatkan khusus untuknya.
"Aku haus bodoh," sahut Zayn gemas.
"Jika haus ambilah minuman yang lain! Kenapa ingin minumanku?! Lagi pula sejak kapan kau menyukai minuman yang pernah kau bilang aneh itu?!" Ya, itu adalah minum jus alpukat dengan toping susu cokelat. Padahal di masa lalu, Zayn tidak menyukai minuman yang menurut pria itu terasa aneh dan menjijikan.
"Mulai hari ini aku menyukai minuman itu!" Dan Zayn masih saja menatap gelas yang berada di genggaman Xavier.
"Dan aku tidak suka berbagi milikku atau lebih tepatnya tidak menyukai seseorang merebut milikku!" seru Xavier menegaskan.
"Tapi justru aku suka merebut milik orang lain!" Suara Zayn menggebu-gebu. Entah benar atau tidak tapi perkataan Zayn mampu membuat yang disana nampak terperangah.
"Oh Dad, kau dalam masalah. Kenapa harus bicara seperti itu?" tegur Jacob yang sejak tadi duduk dengan tenang dan fokus pada ponselnya. Akan tetapi memasang telinga, mendengarkan perdebatan antara dua generasi itu.
"Sial, mulutku ini!" Bahkan Zayn memejamkan matanya ketika meruntuki dirinya yang salah berucap. Ia berharap Angela tidak akan marah kepadanya. Hingga kemudian Zayn menolehkan kepala ke arah sang istri. Dan benar saja, istrinya itu menatap dirinya dengan tajam.
"Selamat, kau akan tidur diluar." Xavier berbisik memberikan semangat, lalu menepuk bahu kekar Zayn. Sebelum kemudian melewati Zayn, tidak lupa Xavier juga meneguk habis minumannya, lalu meletakkan gelas kosong itu di atas meja.
"Damn!!" umpat Zayn bergumam. Lalu tersenyum ke arah sang istri yang masih menatapnya dengan hunusan tajam. "Maaf sayang, muuahh..." katanya kemudian, tidak lupa Zayn menyelipkan kecupan dari jauh.
Angela menghela napasnya, ia sudah terbiasa akan sikap Zayn dan mulut suaminya yang selalu asal berbicara. Tetapi tetap saja ia kesal karena menandakan jika Zayn akan tertantang untuk merebut milik orang lain. Dan tentunya ia tidak ingin hal itu terjadi.
Angela kembali melihat kearah Zayn, suaminya itu masih menatapnya dengan iba. Bahkan bibir suaminya terus bergumam. "Hanya kau yang kucintai sayang. Tidak ada yang lain. I swear!" Dan Angela memutar bola matanya malas. Selalu saja mengucapkan kata manis setelah berbicara tanpa disaring terlebih dahulu.
Elleana yang merasa situasi mejadi tegang hanya tersenyum. "Sudahlah, jangan diteruskan lagi. Aku merasa panas disini. Dan kau Zayn, jaga bicaramu!" tegur Elleana kemudian.
"Ah baiklah Nyonya. Aku minta maaf, tapi rasanya aku benar-benar ingin memakan suamimu!" Sungguh Zayn gemas setengah mati, antara ingin marah tetapi tidak bisa. Antara ingin menendang bokong pria itu juga tidak bisa, sehingga ia hanya menelan saja kekesalannya.
"Astaga Zayn hentikan!" seru Elleana. Dan Xavier menyunggingkan senyum puas, matanya memelototi Zayn, sebelum kemudian menyembunyikan wajah di ceruk leher sang istri.
"Damn, bajingan sialan!" umpat Zayn. Ia tidak peduli dan berjalan mendekat ke arah Angela. Sang istri masih saja mencebikkan bibirnya. Hingga ia membopong tubuh Angela dan membawa entah kemana.
"Heh, kau mau kemana?!" teriak Xavier begitu melihat Zayn melewati mereka begitu saja.
"Membuat adik baru untuk Jacob dan Licia!" Tanpa tau malu, Zayn menjawab dengan gamblangnya. Tidak peduli jika di dengar putra-putri mereka. Meskipun berulang kali Angela sudah meronta ingin segera diturunkan lantaran merasa sangat malu.
"Hei, kau pikir kau berada di hotel, hah?!" Sungguh Xavier kesal setengah mati, terlihat jelas dari wajahnya yang merah padam. Dan tugas Elleana adalah menenangkan suaminya dengan usapan lembut di dada sang suami.
"Astaga Daddy. Apa dia tidak ingat dengan usianya." Jolicia menggelengkan kepala. Dilihatnya Daddy Zayn yang sudah melesat masuk ke dalam kamar tamu tanpa rasa malu dan sungkan jika mereka sedang berada di Mansion orang lain.
"Bukan my Dad.... aku tidak kenal..." Dan Jacob justru tidak ingin mengakui Daddy-nya itu, sehingga Jolicia tercengang dengan ucapan kakak kembarnya.
"Jacob!" tegurnya dengan mata yang melebar.
Sementara Austin terkekeh geli. Inilah yang ia sukai jika Daddy-nya serta Uncle Zayn bertemu, akan ada saja hal yang terjadi. Dan Arthur turut menyunggingkan senyum tipis, ia menikmati perdebatan itu. Meskipun pertemanan kedua orang tuanya terkesan aneh, akan tetapi hubungan keduanya begitu erat terjalin.
To be continue
Kenapa sih baba Vier sama Bang Zayn kalau ketemu kaya gitu? 😄
Babang Arthur lagi berenang 😂
Austin
Jacob
Jolicia
...Jangan lupa untuk like, vote, follow, fav, hadiah dan komentar kalian 💕 terima kasih 🤗...
...Always be happy 🌷...
...Instagram : @rantyyoona...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
Renireni Reni
usia tdk bisa merubah kebiasaaan🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤣🤣🤣🤣
2024-03-19
0
Andri
artur serem badan e
2023-07-28
1
Alexandra Juliana
Cuma di novel Ranty Yoona bertebaran cogan² dan gadis2 cantik..Jd tambah semangat bacanya sambil ngebayangin tokohnya satu² berdasarkan visual yg diberikan..
2023-01-19
0