Aurelie keluar dari gedung hotel dengan perasaan campur aduk, kesal dan juga sedikit lega. Kesal karena Brandon dan juga Carmela, tetapi lega karena ia berhasil membalas perkataan wanita itu. Selama ini ia memang diam, bukan takut ataupun lemah, melainkan ia tengah memerankan sosok wanita lemah lembut. Ia menjaga citranya karena ingin bersinar dengan usahanya sendiri tanpa menyandang nama besar Keluarga Romanov. Tetapi siapa yang akan mengira jika dirinya diperlakukan dengan tidak baik hanya karena ia menyembunyikan status dan jati dirinya menjadi wanita biasa. Selama menjadi model Aurelie menetap di apartemen dan pulang ke Mansion pada saat weekend, jadi wajar saja jika tidak ada mengetahui identitas asli dari wanita itu.
"Aku sempat terbuai dengan sikapnya selama ini. Tapi lihatlah, dia bahkan hanya mempedulikan pekerjaan dan orang tuanya saja. Apa benar yang dia katakan jika mencintaiku? Sepertinya semua pria sama saja!" Langkah Aurelie diiringi gerutunya saja. Ia tidak peduli pada pesta, ia hanya perlu mengatakan jika dirinya mendadak tidak sehat. "Nanti aku akan mengirim pesan pada Vero, dia pasti mencariku." Aurelie adalah tipe wanita yang jika sudah kehilangan mood, maka ia memilih pergi untuk menenangkan diri.
Angin malam membuat tubuhnya seperti tertusuk ribuan jarum. Ia lupa membawa coath sehingga membiarkan saja angin menerpa dress hingga menembus ke tulangnya. Dan bayangan seseorang yang mengikutinya sedari tadi tidak melepaskan perhatiannya sejak wanita itu keluar dari hotel. Kali ini rencananya harus berhasil. Sudah dua kali rencana mereka gagal, dan jangan sampai untuk ketiga kalinya rencana mereka kembali gagal.
Pria yang tidak disadari oleh Aurelie menghentikan langkah secara paksa saat sebuah mobil mewah melintas dan berhenti tepat di depan wanita itu berpijak. Dengan terpaksa ia pergi dari sana sebelum ketahuan.
"Kak Ar?" Aurelie terkejut mendapati kakak kembarnya yang baru saja turun dari mobil. "Kenapa bisa berada disini?" tanyanya heran.
Arthur berjalan mendekat. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau datang ke pesta sampah itu?!" Suara Arthur naik ke oktaf yang lebih tinggi, bahkan nyaris membuat adik kembarnya itu tersentak.
"Astaga, kenapa bicaramu seperti itu. Aku harus datang karena itu adalah pesta agensiku." Jika menghadapi Arthur, Aurelie memang harus banyak bersabar.
"Ck, aku akan memberinya pelajaran!" seru Arthur dengan amarah yang tertahan.
Deg
Perasaan Aurelie menjadi tidak enak. Pasti ada yang diketahui oleh Arthur, pikirnya.
"Memberi pelajaran kepada siapa?" Bahkan ia harus berpura-pura tidak mengetahui siapa yang di maksud oleh kakak kembarnya.
"Pria bodoh itu, Brandon Sandler. Pria yang sudah satu tahun bersamamu. Lalu kau dicampakkan begitu saja, dia datang ke pesta bersama dengan wanita lain. Dan setelah malam ini, dia akan cacat karena-"
"Stop!!" Kalimat Arthur terputus lantaran Aurelie menutup mulut kakak kembarnya itu dengan telapak tangannya. "Jangan berbuat macam-macam dengannya. Setidaknya tidak dalam waktu dekat ini." Ah, sudah ia duga jika Arthur sudah mengetahui hubungannya dengan Brandon.
"Kenapa? Apa kau benar-benar mencintai si bodoh itu?!" Arthur tidak habis pikir kenapa Aurelie masih saja membela pria tampan tapi bodoh itu. "Selama ini aku membiarkanmu bersamanya dan tidak memberitau Dad hanya karena aku tidak ingin merusak kesenanganmu. Bukankah aku membatasimu ataupun As tapi lain halnya jika ada yang ingin menyakiti kalian." Sebagai kakak, Arthur hanya ingin melindungi adik-adiknya. Dan selama ini ia memang tidak membatasi, hanya mengawasi dari jarak yang aman dan baik Aurelie maupun Austin mengetahui hal itu, hanya saja adik-adiknya selalu berhasil mengelabui anak buahnya yang ia tugaskan untuk mengawasi.
Aurelie menghembuskan napasnya dengan berat. Inilah yang ia cemaskan jika Arthur mengetahui apa yang terjadi dengannya. Arthur tidak mungkin akan diam saja, sudah pasti diam-diam kakak kembarnya itu akan bertindak.
"Kak Ar tenanglah, aku baik-baik saja. Aku tidak akan menangisi pria sepertinya. Apa Kak Ar lupa jika aku adalah putri dari Daddy Xavier?" Aurelie mengulas senyum tipis, setidaknya ia harus memasang wajah ceria. Meskipun sebenarnya hatinya sedikit merasakan perih dan sesak. Bagaimana tidak, ia baru saja akan memberikan kesempatan untuk Brandon, tetapi justru pria itu yang menghancurkan kepercayaan dan harapannya.
"Kau memang putri dari Dad Xavier tapi kau sangat bodoh," cibir Arthur. Dan Aurelie hanya bisa menerima ucapan tajam sang kakak kembar.
"Ck, lihatlah Carmela. Pria ini bermulut tajam. Apa kau benar-benar bisa menggodanya? Jika kau bisa, maka aku akan melakukan apapun yang kau inginkan," batin Aurelie.
Dahi Arthur mengernyit mendapati sang adik diam saja, tetapi sesaat kemudian justru cekikikan seorang diri. "Apa karena dicampakkan, kau kehilangan akal sehatmu Elie?" Bahkan Arthur menyentuh kening Aurelie, memeriksa suhu tubuh adiknya itu.
"Tidak." Aurelie menepis tangan Arthur. "Aku tidak mungkin kehilangan akal sehat hanya karena pria sepertinya." Dan Arthur mengangkat kedua bahunya, antara percaya dan tidak percaya. "Sudahlah, aku lelah. Antarkan aku ke apartemen," pinta Aureus kemudian. Hari ini memang banyak kejadian yang menguras tenaganya.
"Tidak. Kau harus pulang ke Mansion." Arthur kemudian mendorong tubuh Aurelie masuk ke dalam mobil.
"Tapi kak..." Meski enggan, wanita itu tetap saja mengikuti perintah sang kakak masuk ke dalam mobil. Lalu perhatiannya teralihkan oleh sosok pria yang berada di kursi kemudi. Sedari tadi Aurelie tidak menyadari jika Arthur datang bersama dengan asistennya.
"Der?" ucapnya. "Aku tidak tau jika kau berada di dalam mobil. Ku pikir Kak Ar datang seorang diri."
Der tersenyum menanggapi. "Tidak, aku dan Ar ada pekerjaan dan kebetulan melintas di depan Nona."
"Oh...." Aurelie hanya mengangguk saja. Padahal yang sebenarnya ia tidak percaya begitu saja. Mana mungkin kebetulan, sudah pasti Arthur serta Darren mencari tau keberadaan dirinya.
"Der, jalankan mobilnya!" perintah Arthur. Dan Darren menurut, mobil mereka kemudian berlalu meninggalkan Hotel Westminster Bridge.
Tidak ada percakapan selama di perjalanan. Ketiganya larut dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga beberapa menit lamanya, mobil yang dikendarai Darren sudah berhenti di pelataran Mansion.
"Kak Ar... Der... aku masuk dulu," ucap Aurelie begitu turun dari mobil.
"Hem...." Arthur hanya menjawab dengan deheman. Ia melirik pada punggung Aurelie yang sudah berlalu. Pun dengan Darren yang mengiyakan perkataan Aurelie. "Der...." panggilnya kepada Der hingga membuat pria itu tersentak karena fokusnya masih tertuju pada sosok Aurelie.
"Ada apa?" jawabnya masih mengekori bayangan Aurelie yang semakin berlalu.
"Jika terlambat sedikit saja, pria itu pasti sudah berhasil membawa Elie." Arthur adalah pria yang memiliki insting kuat, sehingga apapun yang berada disekitarnya ia bisa merasakannya. Dan pada saat ia turun dari mobil, bayangan itu tertangkap oleh ekor matanya. Entah siapa pria itu, ia belum bisa mengungkap keseluruhannya. "Dan ini sudah ketiga kalinya seseorang mengikuti Elie, apa kau masih belum berhasil mendapatkan siapa seseorang yang selama ini mengikuti Elie?"
Darren menggeleng. "Belum. Yang pasti bukan orang biasa. Karena aku sulit mendapatkan informasi apapun."
"Apa mungkin Rhodes Nelson?" Arthur menebak-nebak apa yang terlintas di otaknya.
"Sepertinya bukan. Anak buah kita tidak menemukan kecurigaan pada Rhodes. Dia sibuk mencari investor yang ingin menanamkan saham di perusahaannya." Sejauh yang Darren selidiki tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari pria itu.
"Tapi kau harus tetap mengawasi Rhodes. Aku yakin dia akan membalas perbuatan kita." Tidak menutup kemungkinan Rhodes akan melakukan sesuatu karena ia telah membuat saham Perusahaan Nelson turun drastis.
Darren mengangguki ucapan Arthur, tentu ia tidak akan membiarkan musuh menyerang dalam keadaan dirinya lengah.
"Dan satu lagi, berikan pelajaran pada Brandon Sandler. Pria itu berani mempermainkan Elie," ujarnya kemudian namun nampak berpikir. Sebenarnya ia ingin sekali turun tangan seorang diri, akan tetapi ia ingat dengan perkataan Aurelie yang menyembunyikan jati dirinya. Jika ia yang bertindak, maka akan berdampak pada Aurelie, ia tidak ingin nama sang adik tercemar hanya karena rumor murahan akan hubungannya dengan Aurelie. Bahkan Arthur pernah mendengar rumor jika dirinya memiliki hubungan gelap dengan Aurelie, namun perlahan rumor tersebut bagai angin lalu, karena dengan cepat Arthur mengatasinya. Teringat akan hal itu, Arthur bergidik. Mana mungkin ia memiliki hubungan gelap dengan adik kandungnya sendiri.
"Tenang saja. Kau akan mendapatkan laporan mengenai pria yang bernama Brandon Sandler." Darren tersenyum smirk. Sudah pasti banyak rencana-rencana licik yang tersusun di otaknya.
Arthur mengangguk. "Sudah malam, sebaiknya kau pulang. Atau kau ingin menginap?" ujar Arthur menawarkan asisten sekaligus temannya itu untuk menginap.
"Aku pulang saja. Mom pasti menungguku."
"Baiklah, hati-hati." Tentu Arthur tidak mungkin memaksa. Darren mengangguk, hingga kemudian masuk ke dalam mobil dan segera berlalu dari kediaman Romanov.
To be continue
Darren
...Jangan lupa untuk like, vote, follow, fav, hadiah dan komentar kalian 💕 terima kasih 🤗...
...Always be happy 🌷...
...Instagram : @rantyyoona...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
Renireni Reni
pinginnya mrk berjodoh
2024-03-19
0
Angraini Devina Devina
kayak nya Darren suka dg aurel
2023-11-23
1
Nor Azlin
si Darren manis & juga ganteng banget deh walaupun di bilang dingin tapi bagi aku muka nya terlalu manis deh thor enggak seperti yang di gambarkan dengan sifat dingin nya 😂😂😂😂 kayak madu yang bisa tergoda deh ...lanjutkan thor
2023-10-14
0