Dipaksa Menikah Bagian 5
Oleh Sept
Rate 18 +
Ketika Sofi merasa ketakutan, Garda malah menatapnya dengan senyum remeh. Pria itu mengamati wajah Sofi lekat-lekat. Mungkin pria itu sedang memikirkan, hukuman apa yang pantas untuk istri barunya itu. Karena Garda masih belum memberikan balasan setimpal atas aksi Sofi yang hampir saja membuatnya malu di hari pernikahannya.
Gadis itu dengan berani kabur saat acara pernikahan sudah di depan mata. Tidak mau Sofi membangkang lagi, Garda lantas mencari cara agar Sofi tunduk padanya.
Malam ini, ia akan buktikan pada istri barunya siapa yang paling berkuasa.
***
“Mengapa kau menutup matamu? Apa kamu berharap aku akan menciummuu?” sindir Garda dengan tatapan yang merendahkan.
“Ish, pria sial. Mengapa seolah jadi aku yang berharap? Mudah sekali baginya memutar balikkan fakta," batin Sofi, dalam hati ia merutuki sikap suaminya yang menurutnya tidak terpuji itu.
“Berbaliklah!” seru Garda tegas.
[Sial, apa lagi yang akan ia lakukan]
Sofi tambah panik, ia mulai berjibaku dengan hatinya. Ini benar-benar kondisi yang sangat tidak ia inginkan. Rasanya ia ingin berteriak saja yang kencang dan lari dari sana, tapi mustahil! Para bodyguard sudah siap siaga di depan pintu kamar. Ia hanya bisa mendesis kesal.
“Tunggu apa lagi, berbaliklah!” kali ini nada bicara pria itu cukup tinggi membuat Sofi terperajat karena kaget.
Sofia lantas memandang sebal ke arah Garda, rasanya bila Garda adalah seorang wanita seperti dirinya. Mungkin ia akan menjambak rambut suaminya sampai rontok tak bersisa. Dalam hati ia tertawa senang saat membayangkan imajinasi liarnya.
Dalam kepala Sofi, ia membayangkan bahwa pria gagah di depannya menjelma menjadi sosok perempuan, Sofi kemudian memutar tubuhnya. Ia tertawa cekikikan, membuat suaminya mendekat.
“Ada yang lucu? Mengapa tertawa?” Garda semakin mendekat.
DEG
Mulut Sofi seketika seperti terkunci. Jangankan tertawa, bernapas saja ia tahan.
"Sialll," gerutunya dalam hati.
Srekkkk...
Garda berhasil membuka resleting gaun yang dikenakan oleh istri barunya dengan sempurna, hingga punggung mulus Sofi terekspose tanpa ada yang menghalangi. Putih, mulus dan mengkilap. Seperti berlian di etalase toko yang menggoda siapa yang memandangnya.
“Haduh? Apa yang aku takutin bener-bener akan terjadi. Oh My God! Bagaimana ini?” Sofi terlihat gelisah.
Ia tidak suka momen seperti ini, adai Garda adalah orang dicintainya, pasti ia akan merasa bagai wanita yang paling bahagia di dunia ini. Tapi kenyataan tak sinkron dengan angan-angan Sofi. Ia harus satu ruangan, menghabiskan malam pertama dengan pria yang tidak ia sukai.
Sementara itu, Garda nampak sedikit kagum dengan pemandangan yang ada di depannya, ini lebih indah dari pada pemandangan alam yang ada pada kalender yang di jual di pasar. Maha karya agung yang tak ternilai harganya.
Terlalu dekat wajah Garda, membuat Sofi dapat merasakan hembusan napas suaminya tepat di punggungnya.
"Bagaimana ini?" Sofi kembali panik.
Ia memang tipe cewek sering berpacaran. Tapi ia tidak pernah melakukan hal yang bukan-bukan. Baginya hal seperti ini adalah kali yang pertama. Paling mentok hanya sampai ciumaaan, untuk selebihnya ia memilih mundur. Jika memaksa maka ia akan auto minta putus.
Dan sekarang, Sofi merasa sudah di ujung tanduk. Apalagi dengan sengaja Garda meniup telinganya, membuat gadis tersebut bergidik. Bulu-bulunya nampak berdiri. Dan Garda malah tersenyum tipis menyaksikan Sofi yang merinding. Karena tiupan angin dari mulutnya bukan karena tiupan dari mahluk halus.
Tidak tahan, Sofi langsung berbalik.
“Aku mau ganti baju!” ujar Sofi cepat-cepat sembari tangannya memeluk tubuhnya sendiri. Berusaha melindungi diri dari sergapan Garda, karena dia sudah merasakan firasat buruk. Karena Sofi dapat merasa, bahwa pria yang barusan menikahinya itu ingin memakannya hidup-hidup.
“Tidak usah!” cegah Garda. Pria itu pun langsung menarik pinggang Sofi, membuat gadis tersebut langsung oleng. Beruntung Garda sangat sigap, ia menangkap tubuh Sofi dan mendekapnya dalam pelukan. Modus!
"Apa yang kau lakukan?” Sofi jelas merasa amat kesal bukan main. Sampai ia lupa memegang gaun yang sekarang melorot karena tangannya memegang suaminya, ia berpegang erat pada lengan yang kekar itu. Takut jatuh, tapi malah gaunnya yang jatuh dengan bebas.
"Sialll!" Sofi merutuki nasib naasnya malam ini.
Sedangkan sang suami, ia harus menelan salivanya, jiwa laki-lakiannya mulai goyah. Ia langsung memalingkan muka, memberi kesempatan pada Sofi untuk membetulkan gaunnya.
“Mengapa aku berpaling? Bukankah dia istriku sekarang? Tubuhnya adalah milikku!” Garda menyeringai. Senyum setan pun mulai tergambar jelas di wajah tampannya.
“Jangan lihat!” teriak Sofi tak kala Garda akan melihat ke arahnya.
Lagi-lagi Garda dibuat keki, dengan terpaksa ia membiarkan Sofi untuk saat ini, detik ini tepatnya. Karena sekarang matanya tertuju pada sebotol wineee yang ada di atas meja. Ia pun tersenyum penuh arti.
“Mandilah!” tiba-tiba saja ia menyuruh Sofi untuk membersihkan diri. Tidak butuh perintah kedua, kebetulan sofi ingin lari. Secepat kilat pengantin baru itu langsung menuju kamar mandi.
“Ya ampun, gila. Sungguh memalukan,” Sofi meremassss wajahnya dengan kasar. Peristiwa melorotnya gaun yang ia pakai membuatnya malu.
“Ah siallll, ngapain juga tadi dibuka resletingnya?” Sofi masih saja merutuki kejadian yang memalukan barusan. Rasa malunya sampai ubun-ubun.
Tok tok tok,
“Baru juga masuk, ngapain juga ketuk-ketuk pintu!” seru Sofi kesal. Masih sambil memegang gaunnya yang belum ia lepas, Garda langsung masuk ke dalam begitu pintu dibuka.
“Hey, apa yang kamu lakukan?” Sofi menutup kedua matanya ketika pria itu membuka celana.
Dengan wajah tanpa dosa, Garda malah buang air kecil dengan begitu santainya. Ia tidak tahu aksinya membuat Sofi menjadi kalang kabut tak karuan. Gadis itu panik dan terperajat, mulutnya komat kamit menyumpahi suaminya.
“Dosa apa yang aku buat di kehidupan sebelumnya, mengapa nasib sialll bertubi-tubi menghampiri?” Sofi meratap, ia menatap dinding kamar mandi dan berdiri di pojok ruangan.
Begitu selesai, Garda berlalu keluar kamar mandi. Tanpa suara, ia melirik Sofi seraya berkata, “Mandi yang bersih!" ia pun keluar sembari tersenyum jahil.
Sofi bersumpah ia sedang ingin menghajar seseorang malam ini, samsak juga boleh. Emosinya sudah sampai ubun-ubun, ia gemas bukan main pada aksi Garda yang seenaknya itu.
Selesai mandi, sofi pun keluar dengan mengenakan handuk kimono. Sebuah handuk juga melilit tepat di atas kepalanya yang basah. Bahkan masih ada air yang menetes di sekitar lehernya.
Sementara itu, dari tempatnya duduk, Garda dapat menciumm aroma kesegaran dari wangi shampoo yang Sofi gunakan. Tanpa disadari, jakun pria tersebut naik turun. Ia menelan ludah dengan kasar, apakah nalurinya sebagai seorang pria sudah kembali mencuat?
Sofi yang tidak tahu bahwa dirinya sedang dalam pengawasan Garda, dengan santai duduk di meja rias. Ia melepaskan lilitan handuk di kepala, lalu mengeringkannya seraya bersenandung ria. Sesaat ia lupa, malam ini malam apa. Malam jum'at kliwon? Bukan! Ini adalah malam pengantin, malam pertama mereka berdua.
“Ehem..!” terdengar suara orang berdehem.
Seketika Sofi langsung memutar kepalanya ke sumber suara.
“Apa?” cetus Sofi galak.
“Aku bantu keringkan!” tanpa menunggu persetujuan dari istri yang baru ia nikahi, pria itu langsung menarik handuk dari tangan Sofi dengan paksa.
Sofia pun mendengus dengan kesal, suaminya itu sangat menjengkelkan. Suka sekali seenaknya.
“Aku suka aromamu!” bisik Garda tiba-tiba sambil membungkuk. Mendekati Sofi yang tengah duduk.
“Biar aku saja!” Sofi bergegas merebut kembali handuknya, ia yakin Garda akan berulah. Tidak sekedar membantu mengeringkan rambutnya, tapi pasti ada rencana yang lainnya. Dan benar apa yang dipikirkan Sofi, karena sesaat kemudian. Garda memberikan sebuah paper bag padanya.
“Apa ini?” Sofi menatap penuh tanya. Ia sudah menaruh curiga sejak awal pada suaminya itu.
“Kenakan malam ini!” titah Garda.
Gadis itu langsung memutar dua bola matanya, ia berpikir keras. Menerka-nerka, hal apa lagi yang akan terjadi padanya. Perlahan Sofi pun melirik isi dalam paper bag tersebut.
“HAH?”
Sorot mata Sofi menajam seakan tak percaya.
“Pria gila, mesummmm!” ia merutuk dalam hati. Ini adalah malam paling sial sepanjang sejarah hidupnya. Matanya masih menatap nanar tak percaya.
“Paper bag sialannn!”
Bukkkkk ...
Sofi membuang benda itu ke atas ranjang.
"Pakai, atau mau aku pakaikan?" ancam Garda.
BERSAMBUNG
Aduh ... aduh ... hehehe
Sambil nunggu up. Baca novel Sept yang lain ya hehehehhe Makasi ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wicih Rasmita
tenang Sofi jangan takut babang Darga tdk akan memakanmu😁
2023-04-06
0
Devisafitriharahap
suka banget alur CRT nya..slhnya terlalu bnyak promosi nya🙏🙏
2023-02-23
1
Ney Maniez
💪💪💪💪
2022-12-08
0