Dipaksa Menikah Bagian 17
Oleh Sept
Rate 18 +
Sofi yang sedang dalam pelarian untuk menemui Juna, sempat tersentak ketika seseorang menghentikan aksinya. Matanya terbelalak melihat siapa orang tersebut.
[Apa dia mengenaliku?]
Sofi mencoba tetap tenang.
"Nona mau ke mana?" tanya sosok tersebut.
Sofi jadi panik, tapi ia harus menemui Juna. Alhasil, ia langsung saja kabur dan bersembunyi. Setelah berhasil kabur, ia langsung mencari taksi. Begitu banyak taksi yang lalu lalang, jadi mudah baginya mendapatkan tumpangan.
"Ke alamat ini, Pak!" ucap Sofi pada sang driver.
"Ngebut ya, Pak!" pintanya lahi.
"Iya, Non!"
***
MBREM ...
WUSHHHH ...
Mobil melaju kencang, menembus debu jalanan. Memecah kemacetan, meliuk-liuk di atas aspal yang hitam pekat.
"Pak, jangan ngebut parah kayak gini!"
Protes Sofi yang sedikit takut, karena sang driver mengendara cukup kencang secepat kilat.
"Baik, Non!"
Chittt
Decitan mobil terdengar ketika mereka berhenti di sebuah lampu merah.
"Buset! Ini sopir taksi apa pembalap?" gerutu Sofi sambil memegang seatbelt. Terlihat jelas wajahnya nampak cemas.
"Hati-hati, Pak! Saya masih pingin hidup!" ujar Sofi yang tak tahan dengan aksi ugal-ugalan sang sopir.
"Hehehe, maaf Non. Saya terbawa suasana, lama tidak balapan!" pungkas sang driver. Dengan percaya diri sang sopir mau pamer keahlian balapnya.
"Bapak dulu seorang pembalap?"
Bukannya menjawab, begitu lampu berubah menjadi hijau. Mobil kembali melaju sangat kencang.
"Stop! Turun di sini saja, Pak!" teriak Sofi. Ia merasa sedang mendapat karma karena kabur dari suaminya. Tidak mau mati celaka, ia minta turun saja.
"Tapi, bentar lagi sampai, Non!"
"Tidak! Terima kasih."
Begitu membayar tagihan, Sofi langsung membanting pintu dan pergi menepi. Tentunya tanpa rasa terima kasih, lantaran ia kecewa dengan sopir tersebut. Bagaimana bisa nyawanya dibuat mainan, ia masih ingin hidup. Dengan sebal Sofi merutuki mobil beserta sopirnya itu.
Terpaksa saat ini ia jalan kaki, sebenarnya tidak jauh juga. Karena hanya sekitar dua ratus meter lebih. Tapi kalau dipikir-pikir capek juga jalan kaki dengan hak tinggi.
Sofi menatap sekeliling, ia mengendarkan pandangan ke segala penjuru, dari jauh ia menatap jaket hijau-hijau.
"Pak!" seru Sofi.
Kebetulan ada abang ojek on-line.
"Bang! Abang!" Teriak Sofi sekenceng toa masjid. Wanita itu begitu bersemangat ketika sebuah motor matic datang padanya.
"Mau kemana, Neng?"
"Antar saya ke sana, jalan angrek mulia!" Sofi lantas menunjuk ke ujung jalan.
"Siap, Neng!"
Sopir ojek on-line mengulurkan helm ke tangan pelangan.
Tidak menunggu lama, Sofi pun langsung menyambar helm tersebut kemudian memakai di kepalanya.
MBREMM ...
Motor melaju dengan kecepatan santai karena memang tujuan mereka sudah dekat. Tidak lebih dari sepuluh menit, Sofi sampai di sepan sebuah apartment.
"Makasi, Pak!" ucap Sofi kemudian langsung lari ke dalam apartemen, sebelumnya sudah membayar ongkos buat ojeknya tadi.
Tok tok tok,
"Jun, Juna!" teriak Sofi di depan pintu apartment pacarnya.
Di dalam kamar, Juna sedang duduk termenung menatap surat kabar di tangannya. Ia menatap cover surat kabar tersebut dengan tatapan nanar. Ada potret Sofi yang beranding dengan seorang pengusaha. Dengan balutan gaun pengantin yang cantik, Sofi nampak anggun. Sayang, pria di samping Sofi bukanlah dirinya.
Tok tok tok,
"Juna!"
Kembali Sofi mengetuk pintu apartment kekasihnya.
"Junaaa ... buka! Aku tahu kamu di dalam!" Teriaknya, hingga membuat penghuni di sebelah membuka pintu karena suara cempreng yang membuat gaduh itu.
Sofi pun hanya senyum masam, saat dua pasang mata menatap tak suka pada dirinya. Tetangga apartemen sang pacar rupanya kurang ramah.
KLEK ...
Sebuah kepala menyembul dari balik pintu apartment sang kekasih, pria macho itu langsung menarik tangan Sofi ke dalam.
"Bukannya aku minta kita ketemu nanti malam?" ucap pria yang terlihat tidak senang dengan kehadiran Sofi.
"Aku gak bisa keluar bila malam!" jawab Sofi jujur.
"Apa suamimu melarang?" sindir Juna.
Dari wajahnya, jelas pria muda itu terlihat cemburu pada suami sah sang kekasih.
"Sorry!"
Juna menghempaskannya tangan kekasihnya yang mencoba memegang tangannya.
"Sepertinya kamu senang dengan pernikah ini!" sindir pria itu sembari melempar surat kabar yang ia baca.
Memang terlihat jelas wajah Sofi yang tersenyum saat di foto, tapi juna tidak mengerti cerita di balik foto itu dibuat. Garda harus mengancam Sofi hingga wanita itu mau tersenyum di depan media.
"Kamu salah. Aku gak ada rasa sama pria itu. Ini hanya pernikahan di atas kertas, aku gak menyukai laki-laki itu!" Sofi mencoba menjelaskan.
"Benarkah?" Juna menatap tak percaya.
"Ya!"
"Buktikan kalau hanya ada aku di hatimu!"
Tiba-tiba, tanpa aba-aba sebelumnya, Juna memojokkan tubuh Sofi sampai menyentuh tembok.
DEG
Perasaan Sofi tak karuan. Ia jadi gelisah. Ia memang mencintai kekasihnya itu, tapi...
Sofi mulai menyusun otaknya yang tercecer tak karuan. Hatinya memilih pria itu. Tapi, mengapa bayangan Garda sekelibat nampak di pikirannya.
"Sadar Sofi, mengapa bongkahan es itu ada dalam kepalamu!" rutuk Sofi dalam hati.
"SOFF!"
Juna menatap kekasihnya intense. Seketika itu Sofi jadi glagapan, karena barusan melamun wajah sang suami.
"Eh, iya!"
"Buktinya kalau hanya aku yang ada dalam hatimu," pria itu terus mendesak Sofi.
"Bukti apalagi, bukankah kamu lihat sendiri bagaimana kita kabur dulu!"
"Ish!"
Juna tersenyum getir, ia ingat bagaimana para bodyguard pria kaya raya itu menghajar tubuhnya. Bahkan masih ada beberapa bekas yang belum hilang sampai sekarang. Mengingat aksi kabur mereka lalu tertangkap, Juna pun membuka baju yang ia kenakan.
"Hey, apa yang kamu lakukan!" pekik Sofi yang kaget.
"Lihat baik-baik!" titah Juna.
Sofi lantas menatap beberapa goresan di tubuh kekasihnya.
"Apa dia yang melakukannya?" tanya Sofi dengan pandangan mata nanar seolah tak percaya.
Pria itu memang dingin dan kasar, tapi ia tak menyangka. suaminya bisa melukai pacarnya itu.
"Maaf, Jun. Ini salahku!" sesal Sofi. Ia menundukkan wajahnya karena merasa bersalah.
Tidak ingin melihat wanitanya bersedih, Juna meraih dagu wanitanya itu. Kemudian mendekatkan wajahnya perlahan. Dan ketika jarak keduanya semakin mendekat, mata mereka sama-sama terpejam. Dengan lembut Juna menciumm bibir sang kekasih yang kini sudah bersuami.
BERSAMBUNG
Semoga gak ketahuan ya, gak bisa bayangin bagaimana bila Garda tahu istrinya sedang apa sekarang.
IG : Sept_September2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kamiem sag
sadar Sof
2024-11-09
0
Diana diana
aduuuch . .kamu jangan terlena , Sofiii
2023-08-05
0
Enday Darsono
jelas sdh si sofi ini cwek murahan..mau di cium bkn suami nya
2023-05-12
0