Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia

Patricia Jessica Donovan POV

Aku sudah masuk ke kamarku. Aku segera menanggalkan bajuku dan segera mandi untuk menenangkan pikiranku.

Setelah selesai mandi, aku memakai piyama dan bersiap tidur.

Hari ini benar-benar melelahkan hati dan pikiranku: Abraham datang, Sebastian , rencana pertunangan dan tak lama lagi menikah, membuat kepalaku berdenyut dan terasa pusing. Padahal sebelum berangkat kuliah semua baik-baik saja.

Aku menghela nafas dan aku mengambil gelas berisi air putih yang ada di mejaku. Aku meminumnya sampai habis supaya pikiranku tenang dan jernih.

Sebelum tidur, aku melirik ponselku yang tengah di charge.

Aku melihat pesan masuk dari Sebastian.

💌 Sebastian : Thank you for today, Jessica sayang. Good night and see you tomorrow ya♥️

*Terimakasih untuk hari ini, Jessica sayang. Selamat malam dan sampai bertemu besok ya ♥️ *

Aku tersenyum. Sebastian memang perhatian dari dulu. Dia adalah teman baikku, sahabatku dan sebentar lagi akan menjadi tunanganku.

Rasanya aneh bila sahabat menjadi tunanganmu sendiri

💌 Aku : You are welcome Bas, I supposed say thank you to you. Good night and sweet dream. See you tomorrow.

*Sama-sama Bas, aku seharusnya yang mengucapkan terimakasih kepadamu. Selamat malam dan mimpi indah. Sampai bertemu besok.

Aku segera mematikan lampu di nakas dan tertidur.

Aku berada di suatu halaman. Gelap dan hanya ada cahaya bulan. Aku melihat ke langit, full moon yang begitu indah.

Aku terus berjalan ke depan, nampak sebuah rumah tua.

Gelap, kosong dan bisa ku lihat sudah lapuk di sana-sini.

Tak ada seorang pun di sini, hanya ada aku.

Apakah aku harus masuk? Entah dorongan darimana, aku hanya ingin tetap masuk.

Apakah pintunya terkunci? Ah, ku coba saja dulu, pikirku.

Ceklek

Pintu terbuka dengan mudah.

Di dalam gelap sekali. Aku mencoba meraba dinding, mencoba mencari saklar lampu. Nihil.

Aku mengedarkan pandanganku dan hanya ada kegelapan.

Cahaya bulan masuk ke dalam rumah dan aku menyipitkan mataku. Samar-samar aku melihat tangga yang ada di sebelah kanan dan agak ke tengah rumah.

Apakah aku harus naik ataukah aku pergi dari sini? Batinku.

Semoga saja tidak ada hal-hal yang mengejutkan, doaku dalam hati.

Papan kayu rumah ini berderit setiap aku melangkah. Aku harus hati-hati takut kakiku salah langkah dan malah terjeblos di kayu yang lapuk atau rusak.

Aku mencapai tangga. Aku memegang pegangan tangga dan menaikinya perlahan.

Suara kayu yang berderit menggema di dalam rumah. Aku menelan ludah, ya Tuhan semoga aku selamat.

Aku terus naik hingga sudah sampai di lantai 2. Aku mengedarkan mataku di sana.

Banyak pintu dan aku tak tahu mana yang aku tuju.

Ku biarkan hatiku menuntunku. Aku memilih pintu kamar di ujung ruangan yang jauh dari tangga.

Ini sebenarnya berbahaya, kalau ada yang mengagetkan, aku tak bisa kabur tapi patut dicoba karena rasa penasaranku yang tinggi.

Aku berjalan pelan dan hati-hati karena kayunya selalu berderit. Jelas sudah ini rumah tua.

Aku pun sampai di pintu itu, aku sempat ragu namun akhirnya ku coba membukanya.

Ceklek. Kriett.

Deritan pintu terdengar. Aku menatap ke dalam ruangan, betapa banyak lilin di ruangan ini.

Kamar ini sangat terasa terang walau dengan cahaya lilin.

Aku menatap takjub dan aku mengedarkan mata ke sekeliling kamar.

Kamar ini memiliki ruangan yang luas. Aku melihat di sekeliling temboknya terdapat rak buku kayu yang masih mengkilap dan terdapat buku-buku di sana.

Buku, aku sangat suka buku. Bagiku tempat yang penuh buku adalah surga dunia.

Aku memandang ke lantai sebelum memutuskan masuk. Aku melihat ada banyak peti-peti harta seperti peti harta karun.

Aku melangkah perlahan karena takut kakiku terantuk dengan salah satu peti itu.

"Kemarilah" aku terkesiap mendengar suara itu

Aku menengok ke belakangku, tidak ada orang.

Dengan keberanian tersisa, aku melihat ke depanku, ada seseorang di sana dan mengapa aku tidak tahu?

"Maaf, maafkan saya masuk ke sini tanpa izin" kataku takut-takut.

Bisa terjadi masalah bila tuan rumah marah karena aku lancang memasuki rumahnya tanpa izin.

"Tidak apa-apa, kemarilah. Aku sudah menunggu kedatangan dirimu"

Aku terkejut. Suara ini aku tak tahu apakah pria atau wanita karena aku tak bisa melihat dengan jelas.

"Sebelum kau masuk, pilihlah salah satu dari kotak itu, mana saja yang kau suka, ambillah satu dan bawalah kemari"

Aku jelas terkejut. Aku mengedarkan mataku ke lantai, mencari-cari kotak mana yang menarik mataku.

Setelah melihat satu persatu, aku menemukan salah satu peti harta yang lumayan besar dan berada 10 langkah dari depanku.

Entah mengapa aku merasa tertarik dengan peti ini. Lalu aku maju 10 langkah untuk mengambil peti itu dan membawanya.

Aku mengambilnya dan berjalan mendekati suara tadi.

Ada seseorang yang duduk di atas tempat tidur, tapi aku tak melihat kasur namun hanya ranjang kosong tanpa kasur beralaskan papan triplek. Ranjangnya ditutupi kain kelambu.

Aku tak bisa melihat siapa yang di dalam karena tertutup kain kelambu dan cahaya lilin tidak dapat mempertegas figur tubuhnya.

"Aku sudah mengambil satu kotak seperti yang kau minta" aku agak ragu.

Aku merasa dia tersenyum "Masuklah ke sini, aku akan membuka kotakmu dan meramal isinya"

Aku agak ragu. Aku merasa ada yang datang. Sontak aku melihat ke arah pintu dan aku melihat di kejauhan, dari jauh seperti seorang pria dan dia berdiri mematung di sana, di pintu yang terbuka.

"Tak usah takut, masuklah. Dia tak akan ke sini karena kau yang pertama hadir" suara itu mencoba menenangkan aku.

Aku sebenarnya agak gentar, namun aku coba memberanikan diri dan membuka kain kelambu dan aku melihat seseorang seperti nenek tua, dia duduk di atas ranjang kosong yang dilapisi kayu triplek.

Nenek itu tersenyum, "Silahkan duduk" sambil menunjuk ke tempat yang berada di depannya.

Aku duduk berhadapan dengan nenek itu. Kuserahkan peti itu kepadanya dan dia membukanya.

Peti itu tampak terdiri dari berbagai jenis peti dan harus dibuka berulang kali sehingga akhirnya ada satu peti harta kecil . Ketika dibuka, ada suatu benda yang asing. Benda itu ditutupi kain kumal berwarna coklat tua.

Ketika kainnya dibuka, tampak sesuatu yang berkilau dengan warna hijau seperti permata dan aku tak tahu apa maknanya.

Nenek itu terlihat bahagia, "Inilah ramalan untukmu: Permata yang kau cari ada di dalam dirimu, untuk membukanya tidak mudah, kau harus memiliki seorang partner hidup yang setara dan sama sepertimu. Jalanmu tak mudah tapi kau akan tetap bangkit berdiri dan akan sampai kepada tujuanmu. Apa yang kau idam-idamkan akan segera tercapai"

Aku berusaha mencerna setiap kata-katanya namun aku mendadak terbangun dari tidurku.

Aku menatap jam di meja nakasku.

Pukul 05:00 pagi. Ini terlalu awal.

Hari ini hari Rabu, aku libur kuliah.

Aku merasa lelah. Namun aku masih mengingat jelas mimpi tersebut.

Aku mencari pen dan kertas. Aku mencatat semua mimpiku yang aku alami supaya aku tidak lupa.

Aku mencatat semua kalimat yang nenek itu ucapkan di dalam mimpiku.

Aku tak bisa menafsirkan mimpi sebelum mimpi itu terjadi karena mimpi ada beberapa arti bagiku:

Terkadang arti mimpi itu bisa jadi adalah kejadian yang akan terjadi di kehidupan nyata dan kejadiannya sama persis dengan apa yang aku lakukan di mimpi,

Terkadang arti mimpi itu tidak sesuai alias tidak terjadi di kehidupan nyataku,

Terkadang arti mimpiku adalah suatu peringatan bagiku tentang segala sesuatu,

Terkadang mimpiku itu hanyalah bunga tidurku. Hal ini artinya aku tak perlu menaruh perhatian khusus sama sekali.

Aku tak terlalu percaya dengan tafsir mimpi karena kenyataannya akan berbeda dengan apa yang aku alami.

Aku tak bisa mengetahui yang mana kemungkinan arti mimpi bagiku, namun satu yang pasti, aku harus mencatat semua mimpiku selagi aku masih bisa ingat. Bila aku tidur lagi tanpa mencatat, aku pasti akan lupa.

Selama aku tidur, aku akan terus terjaga. Ya, aku tidak mengigau, aku tidur sekalipun pikiranku terus aktif dan bisa dikatakan bahwa aku tidak benar-benar tidur.

Setelah selesai mencatat, aku melihat kembali jamku, sekarang sudah jam 05:15 pagi.

Aku sudah sangat mengantuk dan melanjutkan tidurku yang terputus.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Choconirama

Choconirama

Lanjutttt

2020-08-13

1

.

.

lanjut baca lagi yah Thor

2020-06-29

3

Epron Putra

Epron Putra

smngt teus kak

2020-06-04

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula
2 Chapter 2 : Firasat Sebastian
3 Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4 Chapter 4 : Pengacau Datang
5 Chapter 5 : Tidak Menyerah
6 Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7 Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8 Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9 Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10 Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11 Chapter 11 : Kau Milikku
12 Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13 Chapter 13 : Mencarimu
14 Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15 Chapter 15 : Dejavu
16 Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17 Chapter 16 : Perhatian
18 Chapter 17 : Mertua
19 Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20 Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21 Chapter 20 : Usaha Sebastian
22 Chapter 21 : Sister Support
23 Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24 Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25 Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26 Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27 Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28 Chapter 27 : Rumah Kaca
29 Pengumuman Novel Baru
30 Chapter 28 : Cerita Abraham
31 Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32 Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33 Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34 Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35 Chapter 33 : Mesra
36 Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37 Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38 Chapter 35 : Willem
39 Chapter 36 : Lamaran
40 Chapter 37 : Surprise
41 Chapter 38 : Richard
42 Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43 Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44 Chapter 41 : Swiss
45 Chapter 42 : Rapat Keluarga
46 Chapter 43 : Firasat Patricia
47 Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48 Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49 Chapter 46 : Klinik Kandungan
50 Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51 Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52 Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53 Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54 Chapter 51 : Spend Time Together
55 Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56 Chapter 53 : Shooting Star
57 Chapter 54 : A Mother's Gut
58 Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59 Chapter 56 : Mama
60 Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61 Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62 Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63 Chapter 60 : Sophia Pulang
64 Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65 Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66 Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67 Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68 Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69 Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70 Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71 Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72 Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73 Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74 Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75 Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76 Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77 Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78 Chapter 75 :Patricia's Recovery
79 Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80 Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81 Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82 Chapter 79 : It's Complicated
83 Chapter 80 : Book Of Shadow
84 Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85 PENGUMUMAN HIATUS
86 Pengumuman
87 Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88 Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89 Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90 Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91 Chapter 86 : Negosiasi
92 Surat Cinta Dari Saya
93 Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94 Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95 Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula
2
Chapter 2 : Firasat Sebastian
3
Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4
Chapter 4 : Pengacau Datang
5
Chapter 5 : Tidak Menyerah
6
Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7
Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8
Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9
Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10
Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11
Chapter 11 : Kau Milikku
12
Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13
Chapter 13 : Mencarimu
14
Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15
Chapter 15 : Dejavu
16
Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17
Chapter 16 : Perhatian
18
Chapter 17 : Mertua
19
Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20
Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21
Chapter 20 : Usaha Sebastian
22
Chapter 21 : Sister Support
23
Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24
Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25
Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26
Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27
Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28
Chapter 27 : Rumah Kaca
29
Pengumuman Novel Baru
30
Chapter 28 : Cerita Abraham
31
Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32
Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33
Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34
Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35
Chapter 33 : Mesra
36
Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37
Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38
Chapter 35 : Willem
39
Chapter 36 : Lamaran
40
Chapter 37 : Surprise
41
Chapter 38 : Richard
42
Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43
Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44
Chapter 41 : Swiss
45
Chapter 42 : Rapat Keluarga
46
Chapter 43 : Firasat Patricia
47
Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48
Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49
Chapter 46 : Klinik Kandungan
50
Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51
Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52
Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53
Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54
Chapter 51 : Spend Time Together
55
Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56
Chapter 53 : Shooting Star
57
Chapter 54 : A Mother's Gut
58
Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59
Chapter 56 : Mama
60
Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61
Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62
Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63
Chapter 60 : Sophia Pulang
64
Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65
Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66
Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67
Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68
Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69
Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70
Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71
Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72
Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73
Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74
Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75
Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76
Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77
Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78
Chapter 75 :Patricia's Recovery
79
Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80
Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81
Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82
Chapter 79 : It's Complicated
83
Chapter 80 : Book Of Shadow
84
Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85
PENGUMUMAN HIATUS
86
Pengumuman
87
Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88
Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89
Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90
Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91
Chapter 86 : Negosiasi
92
Surat Cinta Dari Saya
93
Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94
Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95
Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!