Pada chapter ini mulai ada adegan 21+ ya bagi readers yang masih dibawah umur bisa left tapi kalau masih ngeyel juga, dosa ditanggung sendiri ya😁
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Patricia Jessica Donovan POV
Aku terbangun dan melirik jam di atas nakas, sudah jam 06:00 pagi. Aku biasanya terbangun dengan alarm namun kali ini aku terbangun sendiri.
Aku menguap lebar. Aku masih mengantuk.
Aku melihat Abraham masih tidur di sofa. Dia menepati janjinya, gumamku dalam hati.
Tidurku sangat pulas. Aku tidak ada mimpi buruk sama sekali.
Aku belum melihat pemandangan di sekitar sini, aku melihat ada balkon di kamarku.
Aku pun berjalan ke arah balkon. Aku pun membuka pintu yang menuju ke sana.
Ceklek.
Aku terkagum dengan apa yang ada di depanku, aku melihat pemandangan yang masih asri. Luar biasa cantik.
Pepohonan, sinar matahari dan aku bisa mendengar kicauan burung. Jakarta tidak seperti ini, batinku.
Aku memejamkan mataku, menikmati semilir angin sepoi-sepoi. Tempat yang cocok untuk berlibur dan menenangkan diri, pikirku.
"Selamat pagi, wifey" suara serak khas bangun tidur dan aku merasakan pelukan hangat dari sepasang lengan kekar ini.
Entah kenapa aku tak mau meronta seperti biasa bila dipeluk olehnya. Aku tak mau mood pagiku rusak karena bertengkar, batinku.
"Selamat pagi" balasku lembut. Sejak kemarin mulutku entah mengapa suka mengucapkan kata-kata sendiri tanpa aku bisa kendalikan.
Aku merasakan Abraham mencium puncak kepalaku. Hatiku tiba-tiba berdenyut. Ini seperti Dejavu, aku seperti pernah mengalami hal ini tapi dimana? Tanyaku dalam hati.
"Indah sekali pemandangannya" gumamku tanpa sadar.
"Kamu suka, wifey?" Tanyanya pelan lalu dia mencium puncak kepalaku lagi.
"Ya, aku suka. Pemandangannya sangat indah" kenapa aku bisa berbicara santai kepadanya? Apa karena dia sudah jadi suami sehingga aku tidak gugup? Entahlah.
"Tempat ini rasanya tidak asing" mulutku bicara sendiri lagi
"Aku seperti pernah ke sini, entah kenapa aku bicara seperti ini" mulutku, mengapa kamu tiba-tiba sangat lancar berbicara tanpa aku bisa kontrol?
"Apakah kamu pernah bermimpi ke sini, wifey?" Tanyanya lembut
Aku menggeleng, "Aku seperti pernah tinggal di sini. Ketika kamu mencium puncak kepalaku, aku merasakan Dejavu"
"Mungkin di kehidupan lampau, kita adalah suami istri" kata Abraham mengagetkanku
"Apakah ada kelahiran kembali seperti itu?" Tanyaku heran
"Ada. Witches percaya kalau kehidupan seperti yang saat ini kita jalani adalah bukan hanya terjadi satu kali. Kita bisa terlahir kembali berkali-kali dan power yang kita miliki akan terbawa ke kehidupan selanjutnya" terang Abraham
Aku berbalik , aku menengadah dan memandang manik hijau safir Abraham. Tangan Abraham masih di pinggangku.
Aku menatapnya lekat-lekat, "Kamu tidak bohong?"
Abraham menunduk supaya bisa melihat mataku lebih dekat.
"Tidak, witches yang mati akan hidup kembali di kehidupan yang lain. Namun ada pula witches yang tidak mau terpisah dari coven nya lalu mereka memilih menjadi hantu, sehingga mereka akan tetap seperti itu." Tatapan mata Abraham sangat dalam. Tatapan matanya seperti ada unsur magis.
"Apa itu coven ?" Tanyaku.
"Coven adalah organisasi penyihir, semacam perkumpulan. Setiap coven memiliki rules yang berbeda-beda.
Apabila kamu pernah menonton acara Sabrina di Netflix, kamu akan mendengar bibi Zelda mengatakan coven nah coven itulah organisasi atau perkumpulan dimana mereka tergabung. " jelas Abraham kepadaku.
"Setiap coven memiliki High Priestess atau pendeta atau pimpinan tertinggi. Dialah yang mengajarkan setiap anggota apa saja yang boleh dan tidak boleh, mengajarkan hukum yang berlaku bagi Witches yaitu
Three Fold law "Apapun yang kamu kirimkan akan kembali tiga kali lipat kepadamu, Ain't Ye Harm None, Do What Ye Will. "
"Apakah witch sama dengan pengikut setan?" Tanyaku
"Tidak sama. Satanisme adalah satanisme walaupun mereka memiliki Magick namun mereka berbeda aliran. Witches biasanya mengikuti Wicca atau agama pagan.
Sekarang ini Witches bisa terdiri dari berbagai macam suku, ras ataupun agama dan tidak harus menjadi Wicca untuk bisa Magick karena seperti yang aku katakan, kehidupan akan selalu berulang dengan adanya kematian tubuh. "
"Bila Witches yang meninggal terlahir kembali, mereka akan membawa powernya masing-masing.
Apabila seorang witch mati dan dia terkena cursed alias kutukan di masa lampaunya, maka Magick yang ada padanya tidak sempurna, spell yang dia ucapkan akan berbalik menyerang dirinya sendiri dan dia harus melakukan ritual cleansing and purifying sehingga cursed menghilang." Penjelasan Abraham membuat ku kembali mengalami dejavu.
Entah mengapa, kami berdua terdiam dan masih saling memandang satu sama lain. Sinar matahari dan angin sepoi-sepoi terasa jelas karena keheningan ini.
Abraham memajukan wajahnya dan bibirnya mengecup bibirku pelan.
Awalnya aku tak membalas, lama kelamaan kecupannya berubah menjadi ciuman, yang semakin lama menjadi begitu dalam dan intens. Aku yang tadinya ingin menolak ciumannya, entah mengapa malah jadi membalasnya.
Setelah sekian lama berciuman panas, aku mendorong tubuhnya perlahan.
Aku kehabisan nafas. Abraham sungguh membuatku terhanyut. Ciuman pertamaku, kataku dalam hati.
"Kenapa?" Tanyanya serak. Wajahku memerah dan aku menunduk. Aku malu sekali mengapa aku jadi berciuman dengannya? Baru semalam aku bilang aku tidak mau disentuh olehnya, gumamku dalam hati.
"Jangan terlalu banyak berpikir, Wifey" bisiknya dengan suara serak dan parau. Aku melihat gairah di matanya. Dia menggendongku lalu ia meletakkan aku di ranjang.
Abraham berada di atasku. Aku gemetar, "Jangan" lirihku. Aku memalingkan wajahku dari Abraham.
"Kau istriku, aku suamimu. Ini hal yang lazim, wifey" ucapnya serak.
"Aku.. aku belum siap, hub.. hubby" aku tergagap. Dia mau melakukan apa? Jantungku berdebar tidak karuan, batinku dalam hati.
Aku merasakan tangan Abraham memegang wajahku dan mengarahkannya ke wajahnya.
Abraham di atasku. Dia menunduk dan mencium keningku.
Ciumannya berpindah ke pipiku lalu ke bibirku. Ciumannya berubah menjadi panas, intens.
Aku lemas, ciumannya memabukkan. Lama-lama ciumannya turun terus ke leherku.
Abraham meninggalkan kissmark di sana dan aku mendesah. Aku meremas rambut coklat Abraham.
Kesadaranku mulai hilang karena sentuhan dan ciumannya. Aku sadar dia telah menjadi suamiku. Aku berusaha menyetopnya malah tubuhku menikmatinya.
Abraham membuka pakaian tidur atasku dan mengecup dadaku. Kulihat matanya menjadi sayu lalu dia melepas braku.
Dia ******* nippleku bergantian dengan rakus. Aku mengerang "aakhhhhh.. stop... Stop hubby"
Dia tidak berhenti. Dadaku sudah penuh kissmark berwarna merah.
Tubuhku sedikit terangkat karena gelombang dahsyat ini membuatku tergila-gila.
Ciumannya turun ke perutku. Aku tak tahan. Geli dan nikmat. Aku berusaha menjauhkan tubuhku namun dia mengungkungku dengan tubuhnya. Aku tak bisa bergerak.
Dia membuka celanaku. Aku betul-betul malu. Baru kali ini aku telanjang di hadapan seorang pria.
Aku menahan tangannya, " Jangan, aku mohon" manik hijau safirnya begitu sayu, begitu mendambakan aku.
Dia mencium bibirku dengan ciuman yang panas, "Aku akan pelan-pelan sayang, ini yang pertama bagiku" bisiknya pelan.
Dia bergerak ke arah kewanitaanku.
Diciumnya area itu lalu dijilatnya.
Badanku mengejang, kakiku terbuka dengan sendirinya, "Akkkh...ouchh.. akkkhh.. stop... Akkkh.. stop hubby.. geli" racauku
Aku tak sanggup melihatnya. Tanpa aku sadari, Abraham sudah telanjang di hadapanku.
Tubuhnya kekar dengan otot yang indah, kulitnya agak coklat dan aku melihat kejantanannya yang besar dan panjang, tegap dan liat, siap bertempur.
Selesai dia menjilati kewanitaanku, dia mengarahkan juniornya ke kewanitaanku.
"Argh" aku menjerit, rasanya sangat sakit dan ada yang mencoba masuk ke area kewanitaanku.
"Aku akan pelan-pelan sayang" katanya mesra dan lembut.
Abraham tetap mencoba memasukkan juniornya dengan pelan dan karena dirasakan sulit, maka dia hentakkan sekali lagi dan merobek selaput kewanitaanku.
Jleb!
"Arghhh.. sakit.. sakit... Sakit... Hubby.. sakit..." Aku menancapkan jariku ke punggung suamiku.
Juniornya sudah memasuki kewanitaanku sepenuhnya. Airmataku mengalir. Rasanya sangat sakit dan perih.
Kewanitaanku berdenyut karena benda tumpul yang memasuki diriku dan terasa sakit luar biasa karena ini pertama kalinya bagiku.
Ku lihat Abraham seperti kesusahan menahan kenikmatan. Dia mencium bibirku lalu keningku, "Sayang, kamu masih perawan?"
"Iya, aku masih perawan. Uhhh sakit.. kamu.. yang mengambil.. keperawananku hubby. " kataku terputus-putus karena gelombang sakit dan nikmat yang datang bersamaan.
Aku melihat wajah Abraham bersinar karena bahagia. Airmataku tetap mengalir karena rasa perih dan sakit ini.
Lalu dia menghapus airmataku, mencium mataku. Dia mencium bibirku lalu pinggulnya bergerak ke depan dan ke belakang.
Rasa sakit yang kurasakan berganti dengan kenikmatan. Gerakan pinggul Abraham semakin lama semakin cepat dan kamar kami dipenuhi dengan desahan kenikmatan.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Jhon Travolta
wah semakin GK jelas alurnya kan ..
2024-04-27
0
Tara
Yach jebol dach.. Kacian Sebastian😱😥
2020-12-04
1
Asri
kasian bas,...ku menangiiiiiisss....
2020-10-19
1