Chapter 19 : Penglihatan Patricia

Patricia Jessica Donovan POV

Aku terbangun. Aku merasakan tangan kananku tengah digenggam oleh seseorang.

Aku melihat wajah Abraham. Suamiku tertidur di sisi tempat tidur dan menggenggam tanganku.

Aku tersenyum lalu tiba-tiba kepalaku berdenyut. Rasanya sakit sekali.

"Uh.. " erangku. Aku merasakan power yang sangat kuat keluar dari badanku.

Aku melihat adegan demi adegan di masa lalu. Semuanya serba cepat bagaikan film.

Aku melihat sesosok seperti Sebastian dan Abraham, mereka bertempur dan aku menghalangi mereka, namun aku yang terkena. Sosok seperti Abraham berteriak dan memeluk tubuhku.

Lalu adegan itu hilang. Kepalaku sakit, dada kiriku mengeluarkan panas yang tak biasa. Tak pernah aku merasakan seperti ini sebelumnya.

Aku tak bisa bernafas ,"To.. long.. To.. long.." nafasku sudah satu-satu. Apakah aku akan mati? Mengapa setelah mendapat penglihatan itu aku tak bisa bernafas?

Abraham terbangun dan dia langsung mengambil air dan mengucapkan mantra lalu air itu diminumkan padaku.

Aku meminum airnya sedikit demi sedikit. Lalu nafasku kembali bebas. Air yang ku minum sudah habis.

Aku memeluk Abraham. Aku menangis di pelukannya. Entah kenapa aku merasakan takut

"Aku takut.. aku takut.." hanya itu yang ku ucapkan berkali-kali pada Abraham.

Abraham memelukku erat. Kami saling berpelukan erat. Kepalaku berada di dada bidangnya.

Begitu aku tenang, Abraham menarikku dan menghapus airmataku.

"Aku di sini, sayang. Jangan takut. Ayo kita makan. Kamu belum makan, wifey." ucap Abraham lembut.

"Ini sudah jam berapa?" Tanyaku kepadanya, memaksakan untuk tersenyum.

"Jam 9 malam, wifey. Tidak apa-apa. Aku makan bersamamu. Kamu mau makan di kamar atau di dining room?" Tawar Abraham lembut. Suara bariton yang lembut menenangkanku.

"Papa dan mama tidak makan? Aku melewatkan makan siang dan makan malam. Aku menantu yang buruk" ucapku menunduk, aku merasa malu.

"Tidak sayang, papa dan mama mengerti. Kita makan di bawah ? Aku gendong ya" ucapnya lembut.

Aku menatap manik hijau safirnya dan mengangguk.

Abraham menelpon maid untuk segera menyiapkan makan malam yang banyak karena kami akan turun ke bawah untuk makan.

Abraham mengecup bibirku lalu aku digendongnya.

Setelah sampai di dining room, sudah tersaji makanan dan minuman di atas meja.

"Hubby, apakah mama dan papa sudah makan?" Tanyaku setelah aku selesai meminum jus strawberry ku

"Mereka sudah duluan, wifey" jawab Abraham sambil meminum hot chocolate nya.

"Padahal aku ingin makan malam bersama mereka" ungkapku jujur.

Abraham menoleh padaku, dia tersenyum, "Besok pagi kita bisa sarapan bersama mereka, sayang." Ucap suamiku lembut. Rasanya aku lebih suka menyebut dia dengan kata hubby atau suamiku.

Hei, kemana perginya aku yang suka ragu-ragu ini?

"Sayang, aku boleh bertanya?" Tanyaku setelah selesai makan

"Ya, tanyalah, sayang" jawab suamiku lembut

"Kita sekarang di mana?" Tanyaku pelan.

Abraham terdiam, dia menarik nafasnya, "Kita di Kanada, wifey" jawabnya.

"Bolehkah aku membawa buah ke kamar sayang?" Tanyaku. Entah mengapa aku ingin membawa buah apel, pisang dan anggur ke kamar.

"Boleh, bawalah yang kamu suka, wifey" jawab Abraham lembut.

Aku mencoba berdiri tapi pangkal pahaku masih nyeri walau tak separah tadi.

"Uh.." erangku. Aku tak menyangka masih terasa sakit.

Abraham memegang lenganku supaya aku tak terjatuh. "Terimakasih, hubby." aku menatap manik hijau safirnya dan suamiku tersenyum dan mengangguk padaku.

"Buah apa yang kamu inginkan, wifey?" Tanya Abraham lembut.

"Apel, pisang dan anggur" jawabku.

"Bawakan buah buah itu ke kamar" perintah Abraham ke maid

"Baik, tuan muda"

"Terimakasih" kata Abraham.

Abraham menggendongku lagi karena tubuhku belum kuat dan kami akhirnya masuk ke kamar.

Tok! Tok!

"Masuk" sahut Abraham datar

"Permisi tuan dan nyonya muda, ini buah-buahan yang diminta nyonya muda" sahut seorang maid yang membawa 1 nampan dan berisi buah-buahan.

"Letakkan di meja dekat sofa" kata Abraham. Maid pun menaruhnya di sana dan dia membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan kamar kami.

"Hubby, aku belum mandi" kataku

"Besok ya mandinya, wifey, sudah malam." terang suamiku. Sepertinya dia takut aku sakit bila mandi malam hari.

"Aku ingin ganti baju, hubby." Kataku pelan. Aku merasa risih memakai baju yang sama dari pagi.

"Aku bantu ya, wifey." Suara bariton ini terdengar lembut.

"Ya, hubby." Kataku sambil tersenyum dan Abraham terlihat bergegas mengambil baju ganti dan pakaian dalam ganti untukku.

Abraham membantuku berganti pakaian.

Terlihat wajah Abraham menelan salivanya kasar karena melihat tubuhku yang polos saat berganti pakaian namun Abraham masih tetap membantuku seolah tak menghiraukannya.

"Terimakasih, hubby." Kataku padanya.

"Sama-sama, wifey" balas Abraham sambil mengelus puncak kepalaku.

Aku melihat jam di nakas. Sudah jam 22:30 malam.

Aku mencoba berdiri, aku hampir terjatuh dan lengan kekar suamiku menahanku

"Kamu mau kemana, wifey?" Tanya suamiku, salah satu alisnya naik

"Aku ingin memelukmu, hubby" jawabku lancar, pipiku panas dan merona merah.

Suamiku terdiam lalu dia menarikku dalam pelukannya. Dadanya bidang membuatku nyaman bersandar di sana.

Wangi maskulin menguat tercium di  hidungku, aku semakin nyaman memeluknya.

"Istriku sayang, aku sungguh mencintaimu" suara Abraham terdengar serak dan parau. Aku tak tahu harus bicara apa.

"Wifey, bila Sebastian datang, apakah kamu akan meninggalkan aku?" Tanyanya dengan suara bergetar. Aku membeku mendengar pertanyaannya.

Aku ingin pulang, tapi aku ragu apakah aku harus pulang ke sana atau tetap tinggal di sini.

Kecanggungan terjadi di antara kami. Aku tak tahu harus berkata apa.

Abraham memelukku semakin erat dan dia menggendongku ke ranjang.

Abraham melucuti pakaianku sampai tubuhku polos dan aku juga membantu membuka semua pakaiannya.

Abraham mulai membuka mulutku dan kami berciuman panas.

Ciuman ini ciuman kesedihan dan putus asa seolah mengatakan padaku agar jangan meninggalkan dia dan anak-anak. Tunggu dulu bagaimana aku bisa yakin bahwa nanti akan ada anak-anak diantara kami?

Suara erangan dan desahan menjadi satu dan kami melakukan pelepasan berkali-kali tanpa sadar sudah jam 04:00 pagi.

Abraham memelukku, mencium keningku dan wajahku. Dia memandang wajahku dalam-dalam.

"Aku mencintaimu, wifey. Walaupun kamu masih ragu akan perasaanku, aku mencintaimu dari dulu sampai sekarang." Suara baritonnya kembali dengan nada rendah, manik safir hijaunya menatapku dalam dan menghipnotisku.

"Maafkan aku, hubby. Aku..." Ucapanku terputus karena suamiku mulai menciumku.

Abraham memegang tengkukku sehingga aku mau tak mau membalas ciumannya, bahkan ciuman kami menjadi dalam, intens, dan bergairah.

Kami berdua terus berciuman panas dengan penuh gairah tanpa mengingat hal yang lain lagi.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Camelia

Camelia

kuat banget ya

2020-09-14

0

Efi Maifida Salim

Efi Maifida Salim

Penasaran... lanjut...

2020-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula
2 Chapter 2 : Firasat Sebastian
3 Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4 Chapter 4 : Pengacau Datang
5 Chapter 5 : Tidak Menyerah
6 Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7 Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8 Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9 Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10 Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11 Chapter 11 : Kau Milikku
12 Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13 Chapter 13 : Mencarimu
14 Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15 Chapter 15 : Dejavu
16 Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17 Chapter 16 : Perhatian
18 Chapter 17 : Mertua
19 Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20 Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21 Chapter 20 : Usaha Sebastian
22 Chapter 21 : Sister Support
23 Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24 Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25 Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26 Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27 Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28 Chapter 27 : Rumah Kaca
29 Pengumuman Novel Baru
30 Chapter 28 : Cerita Abraham
31 Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32 Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33 Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34 Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35 Chapter 33 : Mesra
36 Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37 Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38 Chapter 35 : Willem
39 Chapter 36 : Lamaran
40 Chapter 37 : Surprise
41 Chapter 38 : Richard
42 Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43 Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44 Chapter 41 : Swiss
45 Chapter 42 : Rapat Keluarga
46 Chapter 43 : Firasat Patricia
47 Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48 Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49 Chapter 46 : Klinik Kandungan
50 Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51 Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52 Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53 Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54 Chapter 51 : Spend Time Together
55 Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56 Chapter 53 : Shooting Star
57 Chapter 54 : A Mother's Gut
58 Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59 Chapter 56 : Mama
60 Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61 Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62 Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63 Chapter 60 : Sophia Pulang
64 Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65 Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66 Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67 Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68 Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69 Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70 Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71 Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72 Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73 Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74 Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75 Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76 Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77 Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78 Chapter 75 :Patricia's Recovery
79 Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80 Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81 Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82 Chapter 79 : It's Complicated
83 Chapter 80 : Book Of Shadow
84 Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85 PENGUMUMAN HIATUS
86 Pengumuman
87 Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88 Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89 Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90 Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91 Chapter 86 : Negosiasi
92 Surat Cinta Dari Saya
93 Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94 Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95 Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula
2
Chapter 2 : Firasat Sebastian
3
Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4
Chapter 4 : Pengacau Datang
5
Chapter 5 : Tidak Menyerah
6
Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7
Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8
Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9
Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10
Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11
Chapter 11 : Kau Milikku
12
Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13
Chapter 13 : Mencarimu
14
Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15
Chapter 15 : Dejavu
16
Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17
Chapter 16 : Perhatian
18
Chapter 17 : Mertua
19
Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20
Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21
Chapter 20 : Usaha Sebastian
22
Chapter 21 : Sister Support
23
Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24
Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25
Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26
Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27
Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28
Chapter 27 : Rumah Kaca
29
Pengumuman Novel Baru
30
Chapter 28 : Cerita Abraham
31
Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32
Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33
Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34
Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35
Chapter 33 : Mesra
36
Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37
Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38
Chapter 35 : Willem
39
Chapter 36 : Lamaran
40
Chapter 37 : Surprise
41
Chapter 38 : Richard
42
Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43
Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44
Chapter 41 : Swiss
45
Chapter 42 : Rapat Keluarga
46
Chapter 43 : Firasat Patricia
47
Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48
Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49
Chapter 46 : Klinik Kandungan
50
Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51
Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52
Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53
Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54
Chapter 51 : Spend Time Together
55
Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56
Chapter 53 : Shooting Star
57
Chapter 54 : A Mother's Gut
58
Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59
Chapter 56 : Mama
60
Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61
Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62
Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63
Chapter 60 : Sophia Pulang
64
Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65
Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66
Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67
Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68
Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69
Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70
Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71
Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72
Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73
Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74
Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75
Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76
Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77
Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78
Chapter 75 :Patricia's Recovery
79
Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80
Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81
Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82
Chapter 79 : It's Complicated
83
Chapter 80 : Book Of Shadow
84
Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85
PENGUMUMAN HIATUS
86
Pengumuman
87
Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88
Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89
Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90
Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91
Chapter 86 : Negosiasi
92
Surat Cinta Dari Saya
93
Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94
Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95
Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!