Sebastian Adrianus Verhoeven POV
Akhirnya aku sampai di rumah Jessica. Aku mengantarnya sampai ke rumah dan aku pamit kepada kedua orang tuanya, ralat, calon mertuaku.
Aku bergegas ke mobil agar bisa segera pulang ke rumahku.
Rumah Jessica dan aku hanya berbeda 3 rumah saja. Walau dekat secara jarak tapi ini sudah malam dan aku ingin segera istirahat.
"Selamat malam, Den." Sapa security penjaga rumahku ramah.
Lalu pintu gerbang dibuka menyambut kedatanganku.
"Selamat malam, Pak. Terimakasih." Aku tersenyum.
Aku sudah memasuki garasi rumahku dan pintu tertutup secara otomatis.
Aku masuk ke rumah melalui pintu yang connecting ke ruang utama, lalu aku mengunci pintunya.
Aku membuka sepatuku, menyimpannya di lemari sepatu dan mengganti dengan sandal rumah.
Aku melihat jam tanganku, pukul 23:00. Sudah larut, pikirku. Mungkin orang tuaku sudah tidur.
Aku tak menyangka bahwa pernikahan akan dibahas pada malam ini, dan ya, aku agak pusing karenanya, karena begitu cepat, kalau saja si Abraham brengsek itu tidak muncul pasti tak akan begini, pikirku.
"Sebastian." Aku menoleh. Papaku berdiri di ruang tamu, sepertinya menunggu diriku pulang.
"Ada apa, Pa?" Aku bergerak mendekatinya. Papaku duduk di salah satu sofa.
Papaku mengisyaratkan aku agar duduk. Aku duduk tak jauh darinya.
"Papa akan menceritakan sesuatu padamu." Tak biasanya ini terjadi.
"Tapi kau jangan terkejut atau marah pada kami." Aku menatap lekat dan sedikit mengerutkan dahiku.
"Ceritakanlah Pa, Bas siap mendengarkan."
"Kau tahu, keluarga kita dari dulu tak menyukai ilmu sihir baik sihir yang dikuasai para penyihir ataupun sihir dari Shaman (paranormal) ?"
"Ya betul."
"Kau mengetahui bahwa salah satu Opa Buyutmu, Opa Buyut Nicolaas, adalah Witch yang dibuang oleh keluarga ini?"
"Aku tahu, Pa."
"Sebenarnya, di keluarga kita ada 3 Witches, Sebastian." Suara papaku bergetar.
Aku tersentak. Apa? 3 Penyihir? bagaimana bisa aku hanya mengetahui hanya 1 saja tapi tidak dengan 2 yang lainnya?
"Siapa saja mereka, Pa?" Tanyaku.
"Keluarga Kakek Buyut dari garis keturunan Papa memiliki 5 anak:
Anak pertama adalah Opa Erik, dia adalah Kakek Buyut yang menurunkan nama Verhoeven pada Papa dan juga padamu.
Anak kedua adalah Opa Nicolaas, dia yang dibuang.
Anak ketiga adalah Opa Mathias.
Anak keempat adalah Oma Elizabeth.
Anak kelima adalah Opa Delano.
Keluarga kita dibesarkan dalam nilai-nilai agama Katholik yang kuat dan pada saat itu orang tua Kakek Buyut sangat ketat dan keras dalam mendidik anak-anaknya"
Aku menahan napas mendengar cerita Ayahku.
"Lalu pada suatu ketika, entah bagaimana anak pertama, kedua dan ketiga berkenalan dengan dunia Magick. Semua itu dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua mereka."
"Opa Erik sangat senang menyembuhkan penyakit dan ingin menjadi dokter namun tidak bisa karena kondisi keluarga pada saat itu sangat sulit, dia belajar . untuk bisa menjadi Penyembuh.
Opa Nicolaas memiliki banyak rahasia, dia sendiri belajar Magick dan berbakat dalam Dark Magick. Kutukannya ampuh dan itu berbahaya.
Opa Mathias , dia belajar semua Spell baik yg White Magick maupun Black Magick. Opa Mathias hanya mau mengamalkan yang baik-baik, tidak ada kutukan, tidak ada dendam.
Mereka bertiga belajar dengan guru masing-masing, sehingga mereka menguasai semua praktik Witchcraft."
Aku menahan nafas. Aku tak pernah tahu bahwa Opa Buyutku adalah salah satu Witch.
"Pada masa itu sekitar tahun 1920-an, semua yang mencurigakan dianggap sesat dan dituduh Witch padahal belum tentu kebenarannya seperti itu."
"Opa Nicolaas sangat ambisius. Dia orang berhati dingin dan kejam. Dia tak bisa tenang dengan hanya berdiam diri saja.
Dia pernah mengutuk temannya karena temannya itu berlaku curang dan tak lama temannya meninggal secara mengenaskan."
Aku merasa nyeri, persis seperti Patricia. Apakah Patricia juga Dark witch?
"Kejadian itu menghebohkan tentu saja. Orang tua mereka sangat marah mendengar gosip itu.
Mereka menanyakan pada Opa Buyut Nicolaas : Apakah benar dia pelakunya yang mengutuk Fritz, temannya itu? Dengan bangganya dia berkata 'Ya, dia mencuri dariku, berlaku curang padaku, itu adalah hukuman yang pantas untuknya.'
Orang tuanya sangat kaget dan segera menghajar Opa Buyut Nicolaas, ajaibnya Opa Buyut Nicolaas tidak terluka sedikitpun seperti dia bisa menghentikan waktu.."
"Dengan kejadian itu, Opa Buyut kita, Opa Buyut Erik, dan Opa Buyut Mathias, juga terancam karena mereka pun belajar Witchcraft namun tidak seperti Opa Buyut Nicolaas.
Keempat Anak Verhoeven diminta bersumpah agar selalu tetap dalam agama Katholik dan mengharamkan sihir di rumah dan kepada anak cucu mereka.
Kelima kakak beradik ini mengetahui bahwa ketiga kakak mereka adalah Witches. Namun hanya 1 yang bermasalah.
Dengan berat hati mereka berjanji walau tak sesuai kata hati.
Opa Buyut Nicolaas dibuang keluarga, karena dia menyatakan akan menikahi seorang Witch, namanya Elizabeth, dia berasal dari Inggris dan bermarga Morritz.
Opa Buyut Nicolaas menolak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tua, sehingga mereka mengharamkan nama keluarga untuk dipakai oleh Opa Buyut Nicolaas." Suara Papaku bergetar. Seperti terasa sakit mengenang masa lalu.
"Sejak saat itu, keempat Anak Verhoeven menutupi jati diri mereka terutama anak pertama dan ketiga.
Buku-buku sihir dimantrai, dibuat tak terbaca oleh mata orang normal namun bila Witch yang membacanya, maka tulisannya akan berubah. Buku-bukunya Papa taruh semua di kamarmu."
Aku menganga. Jadi buku-buku kuno yang di ada di pojok kamarku adalah buku-buku sihir?
"Jadi semua buku kuno itu milik Opa Buyut Erik?"
"Betul. Opa Buyut Erik yang meminta agar disembunyikan. Opa Buyut Erik tidak bersalah. Beliau Witch yang baik, karena kesalahan Opa Buyut Nicolaas maka semuanya hancur.
Ketika Opa Buyut Nicolaas datang ke rumah ini, dia meminta maaf dan memohon agar diperbolehkan tinggal untuk menebus dosanya.
Sebelum ke rumah ini, Opa Buyut Nicolaas sudah mencoba berkeliling mengunjungi 3 keturunan Verhoeven yang lain namun gagal. Tidak ada satupun yang membukakan pintu bagi Opa Buyut Nicolaas.
Ketika Opa Buyut Nicolaas datang ke sini, Papa sangat marah. Papa mengetahui semua cerita ini berdasarkan catatan harian Opa Buyut Erik. Selain itu ketiga keturunan Verhoeven lain juga menceritakan hal yang sama kepada Papa dengan sudut pandang berbeda berdasarkan catatan harian buyut mereka."
Ternyata Papa menanyakan kepada setiap keluarga besar untuk mengonfirmasikan hal ini. Luar biasa, aku sungguh terkejut dengan permasalahan keluarga besarku yang rumit menurutku.
"Mereka semua marah karena Opa Buyut Nicolaas semua keluarga terseret, dan mengakibatkan perpecahan pada keluarga.
Opa Buyut Nicolaas ditolak dimana-mana dan dia dilarang keras datang ke rumah keluarga besar dan tidak boleh menginjakkan diri ke rumah keluarga karena dia bukan bagian keluarga lagi.
Opa Buyut Nicolaas memohon kepada papa, sebagai keturunan kedua dari Opa Buyut Erik, Opa Buyut Nicolaas mengharapkan Papa memaafkannya dan mau menerima dia tinggal di sini sebagai penebusan dosa karena merasa amat bersalah pada Opa Erik dan Adik-adiknya.
Bila ingat kesalahan di masa lalu, tentu Papa marah karena dia, Opa Buyut Erik dan yang lainnya terseret dan hancur. Namun Papa memilih memaafkannya."
Aku menyimak cerita Papaku. Walau Papaku sangat tegas, disiplin dan keras, tak ku sangka Papaku berbesar hati menerima Opa Buyut Nicolaas yang membuat hancur keluarga Verhoeven.
Putus hubungan dan tak boleh menemui keluarga besar sendiri? Sungguh malang hukumannya.
"Sesaat sebelum Opa Buyut Nicolaas meninggal dunia, dia mengatakan sesuatu pada Papa bahwa dia telah mengajarkanmu semua Spell yang dia pelajari agar kelak kamu bisa melindungi diri sendiri.
Papa tentu marah besar namun Opa Buyut Nicolaas beralasan bahwa dari ketiga anak hanya kau yang memiliki bakat alami."
Aku terdiam. Di satu sisi ini adalah hal yang baik karena orang tuaku sudah mengetahui, di satu sisi aku bingung mau bicara apa.
Papa mengamati wajahku dengan tatapan sedih dan lelah.
"Apakah Mama mengetahui semua ini?"
Aku hanya ingin mengetahui apakah Mamaku juga mengetahui rahasia ini sejak dulu.
"Mamamu mengetahuinya, Son. Papa sudah cerita ketika papa akan menikah dengan mamamu. Untungnya, Mamamu tak keberatan dan menerima Papa. Mengenai Abraham, dia menuruni sifat jahat Opa Buyut Nicolaas di masa lalu.
Papa memang bukan seorang Witch, namun papa bisa merasakan bahwa Patricia bisa dan peka akan hal-hal gaib. Auranya berbeda Bas, kau pasti merasakan hal itu."
Aku terdiam. Papaku memang peka hal-hal gaib tapi tak ada bakat alami seperti aku.
"Ya betul Pa. Apa yang harus Bas lakukan?"
"Menikahlah secepatnya. Opa Erik pernah membuat Amulet untuk perlindungan khusus istri di keluarga kita, Amulet itu turun temurun namun hanya boleh dimiliki oleh pria yang sudah menikah di keluarga kita saja.
Papa merasakan, bahwa Abraham bisa merasakan dan mengetahui bahwa Patricia istimewa tak mungkin dia jauh-jauh dari Swiss ke Indonesia hanya untuk bertemu apalagi alasannya hanya untuk menikah dengan Patricia sedangkan mereka berdua tidak dekat."
Jelas sudah. Firasatku tadi siang benar bahwa akan ada yang mengganggu Patricia, ternyata gangguan itu adalah Abraham.
"Apakah Abraham akan menggunakan Spell kepada Patricia, Pa?" Bisa saja terjadi kan? Kalau betul, ini berarti perang.
"Papa tidak tahu, bisa saja terjadi. Love spell kan ada dan bisa digunakan oleh Abraham.
Sebelum hal itu terjadi, Sabtu ini jam 2 siang, kau dan Patricia akan bertunangan. Papa akan memberkati kalian berdua supaya kalian semua selamat."
Aku tak menyangka ayahku akan berkata begitu. Memberkati kalian? Maksudnya memberkati aku dan Patricia dengan doa apa?
Jangan-jangan...
🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
fatma
loveee bngt💗
2022-10-15
0
Uvie El Feyza
keren kak,, keinget film harry potter
2022-03-13
1
wati
suka banget thor
2020-08-23
1