Chapter 9 : Hati Bergemuruh

Patricia Jessica Donovan POV

Rasanya kali ini berbeda. Aku merasa bahwa entah kenapa aku menjadi malu dan canggung pada Sebastian.

Sejak kejadian semalam, aku tak henti memikirkan dirinya. Kami telah mengenal sejak kecil dan tumbuh besar bersama, namun aku tak pernah berdebar seperti sekarang ini.

Saat melihat senyuman Sebastian, pipiku terasa panas dan aku yakin wajahku sudah merona, apalagi sikapnya yang semakin lembut padaku.

Aku sudah sibuk menenangkan hatiku yang bergemuruh. Aku sempat melihat banyak gadis yang menatap ke arahnya di sepanjang jalan, namun dia mengacuhkan mereka semua dan hanya fokus padaku.

Apakah benar apa yang dikatakan oleh kakak Sophia bahwa dia sudah menyukaiku sejak dulu?

"Patrice, sebenarnya bagaimana hubungan kalian? Kau dan Sebastian apakah benar-benar berteman?" Kak Sophia menekankan setiap kata-katanya

Aku jadi salah tingkah. Karena kesalahan ucap dari Sebastian, aku kini di interogasi oleh Kak Sophia dan sekarang dia memandangku tanpa berkedip. Dia duduk di depanku dan aku malah menunduk.

"Kau tak lihat Sebastian? Apa yang kurang darinya? Adikku begitu tampan, tubuhnya tinggi, atletis, pintar, dingin, cuek dan dia hanya memperhatikan dirimu. Aku sudah takut kalau dia gay , tapi aku melihat sendiri bahwa dia hanya intens memperhatikan kamu. Ayolah Patrice, adikku itu limited edition " aku hampir tertawa karena ucapan kak Sophia.  Wajahnya lucu sekali.

Memang benar Sebastian limited edition , tapi aku masih belum yakin pada perasaanku. Aku merasa aman, nyaman dan terlindungi bila berada dekat Sebastian.

Kak Sophia gemas karena aku diam saja, "Kalian mau menyembunyikan hubungan kalian karena malu? Aku janji tidak akan membocorkannya kepada siapapun" tangan kanannya terangkat ke atas dan tangan kirinya di dada, persis saat mengambil sumpah jabatan.

"Aku tak tahu kak. Sebastian tidak pernah bicara padaku kalau dia naksir seseorang. Aku juga tak mau mencampuri urusannya" sungguh, bisakah pertanyaan ini di skip? Aku sangat tidak nyaman.

"Itu namanya kamu masih ragu dengan perasaan mu. Coba Opa Nicolaas masih hidup, sudah pasti aku akan minta buatkan Ramuan Kejujuran supaya kamu minum!" Matanya melotot kesal.

Aku tertawa dengan ucapan kak Sophie. Ramuan Kejujuran? Bahaya juga bila ada , pikirku.

"Jessica, sayang? Sayang?" Aku merasa diguncang oleh seseorang.

Ah, kenapa aku jadi bengong ya? Aku jadi malu.

"Kamu tidak apa-apa? Kamu mendadak bengong" kulihat raut wajah khawatir Sebastian.

Aku menghela nafas, "Maafkan aku, Bas" tidak seharusnya aku bengong pada saat jalan bersama Sebastian.

"Kamu sakit? Atau mau makan dulu?" Sebastian terlihat cemas.

"Aku rasa, aku mau makan Bas. Mungkin aku lapar" aku berusaha setenang mungkin berbicara karena aku takut dia khawatir padaku.

"Mau makan apa, Jessica?" Aku tak fokus, kepalaku sekarang terasa agak pusing. Apakah aku kurang tidur ya? Rasanya tidak, pikirku.

"Ah.. eh.. apa saja boleh. Aku bisa makan apa saja" mengapa aku jadi tergagap sendiri, duh.

Sebastian menatap diriku, dia merangkupkan kedua tangannya di wajahku

Aku mendongak dan menatap wajahnya

"Aku di sini, sayang. Katakan padaku kamu kenapa? Apakah kamu mau makan atau kamu sakit?" Suaranya lembut dan perhatian.

Tatapan matanya yang hangat dan dalam, perhatiannya yang intens  membuatku jadi tak bisa bernafas. Aku rasa pipiku akan merah kembali.

"Aku ingin makan sayang, aku mau makan pasta" jawabku tanpa berfikir. Entah kenapa aku bisa mengatakan sayang kepada Sebastian.

Sebuah senyum terbit di wajah Sebastian.

"Di tempat biasa ya" sahut Sebastian. Aku mengangguk.

Kami masih berpegangan tangan dan menuju restoran favorit kami.

Seketika, aku merasa hawa aneh lagi. Hawa dingin yang aku rasakan seperti kemarin sore di kampus, seolah ada Abraham di sini.

Aku menggelengkan kepalaku, jangan berpikiran buruk, ini di keramaian sudah pasti aman,  pikirku.

Kami memasuki restoran favorit kami dan disambut dengan ramah.

"Selamat datang nona Patricia, meja yang biasa?" Tanya salah satu host restoran itu. Mereka mengenal aku dan Sebastian karena kami pasti makan di sana.

"Ya, meja seperti biasa. Apakah sudah ada yang reservasi?" Tanyaku.

Host itu melihat komputer dan mengecek reservasi.

"Tidak ada yang mereservasi table itu nona Patricia, tablenya masih available"

Aku lega karena table itu table favorit kami.

"Baik, kami akan duduk di sana, seperti biasa untuk dua orang." Sebastian yang bicara.

"Mari nona Patricia dan tuan Sebastian" kata host tersebut dan mengantar kami ke table yang dimaksud.

Kami berjalan mengikuti host walaupun sebenarnya sudah hapal.

Setelah kami sampai, kami duduk dan memesan makanan.

Kepalaku rasanya agak pusing. Terasa agak berat. Apakah aku tak enak badan ya? Rasanya tak enak sekali. Tapi aku tidak bersin. Aku juga tidak pilek.

"Kamu tidak apa-apa, sayang ? Kamu sakit? Wajahmu pucat " Suara Sebastian terdengar khawatir. Tangannya menyentuh pipi kananku untuk merasakan suhu tubuhku.

"Tidak. Aku mungkin telat makan jadi agak pusing" rasanya aku pusing karena telat sarapan. Ya, pasti begitu.

Sebastian melepaskan tangannya dari pipi kananku. Wajahnya masih terlihat ragu kalau aku tidak sakit.

"Kamu telat makan? Mau makan appetizernya dulu?" Tawar Sebastian.

Sungguh perhatian sekali Sebastian, bagaimana aku tidak merona karena malu kalau dia terus perhatian dan lembut padaku?  Jantungku berdebar dan rasanya seperti bukan diriku. Ayolah jantung, jangan membuatku malu, gumamku dalam hati.

"Boleh , sayang"

Sebastian memanggil pelayan dan meminta agar appetizer segera dikeluarkan.

Tak lama appetizernya datang beserta minumannya.

"Mari makan" ucap Sebastian sambil tersenyum.

"Bon apettite (selamat makan) " kataku dan tersenyum kembali pada Sebastian.

Kami pun makan appetizernya, setelah itu datang main course alias hidangan inti dan kami melanjutkan makan.

"Sudah baikan?" Tanya Sebastian setalah dia selesai makan dan mengamati wajahku.

"Sudah sayang, aku sudah merasa baikan." Aku tersenyum lalu meminum jus strawberry ku.

"Aku pikir kamu sakit, sayang. Aku khawatir. Kalau memang tak kuat, aku antar ke dokter atau ke rumah sakit" terlihat jelas di raut wajahnya bahwa dia khawatir padaku.

"Tidak apa-apa, aku sudah baikan. Tidak perlu ke dokter ataupun ke rumah sakit, I am okay " aku tersenyum menenangkan.

Tatapan mata Sebastian begitu intens seolah mencari kebenaran di mataku.

Aku merasa pipiku memanas dan akan merona.

"Aku mau tambah makan, boleh?" Tanyaku malu-malu. Aku merasa masih lapar.

Tumben sekali aku ingin tambah makanan, rupanya pesananku tadi yaitu meatball spaghetti rasanya masih kurang bagi perutku. Aku jadi malu sendiri.

Sebastian terperangah, ku lihat dia agak takjub, karena aku jarang sekali minta tambah makanan kalau kami sedang makan bersama.

"Boleh, pesanlah. Aku senang kamu makan banyak. Aku ingin kamu sehat, Sayang" Sebastian tampak bahagia.

Wajahku memerah. Aku pikir Sebastian tak suka aku makan banyak.

"Apa tidak apa-apa?" Gumamku pelan, masih sungkan rasanya.

Aneh, aku kenal Sebastian dari kecil dan peristiwa semalam membuat aku jadi sungkan. Biasanya aku tak begini.

"Tidak apa-apa, pesanlah. Kamu mau pesan? Kamu mau steak, burger atau Risotto? Pesanlah apapun yang kau mau, sayang. Jangan sungkan padaku" kata Sebastian.

Aku mengangguk malu-malu. Kenapa dengan diriku, apakah aku sudah merasa jatuh cinta pada Sebastian? Sebelum peristiwa semalam, aku tak seperti ini.

Apakah aku gugup karena memikirkan bahwa sebentar lagi, pria yang aku kenal dari kecil akan menjadi tunanganku dan calon suamiku? Sepertinya begitu .

Tanpa aku sadari, Sebastian menarik tangan kiriku dan menggenggamnya.

Aku menatap wajahnya dan wajahku memerah kembali.

"Pesanlah, sayang. Kalau kau malu, aku akan ikut pesan juga supaya kau tak makan seorang diri"

Manik biru itu memandangku dalam dan intens, teduh dan menenangkan.

"Ya sayang, aku mau minta buku menu" debaran jantungku tak bisa ku kontrol, aku rasanya ingin menyembunyikan diri karena malu.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Jhon Travolta

Jhon Travolta

itu itu aja alurnya..kebanyakan makan...bosan atuh

2024-04-27

0

MSyafiq Elsidroobi

MSyafiq Elsidroobi

so bikin baper

2023-07-27

0

🤑🤑🤑🤕🤕😭😭😪😪😂😂

🤑🤑🤑🤕🤕😭😭😪😪😂😂

baper sma ceritanya
sampe senyum2 sndri

2021-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula
2 Chapter 2 : Firasat Sebastian
3 Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4 Chapter 4 : Pengacau Datang
5 Chapter 5 : Tidak Menyerah
6 Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7 Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8 Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9 Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10 Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11 Chapter 11 : Kau Milikku
12 Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13 Chapter 13 : Mencarimu
14 Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15 Chapter 15 : Dejavu
16 Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17 Chapter 16 : Perhatian
18 Chapter 17 : Mertua
19 Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20 Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21 Chapter 20 : Usaha Sebastian
22 Chapter 21 : Sister Support
23 Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24 Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25 Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26 Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27 Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28 Chapter 27 : Rumah Kaca
29 Pengumuman Novel Baru
30 Chapter 28 : Cerita Abraham
31 Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32 Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33 Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34 Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35 Chapter 33 : Mesra
36 Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37 Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38 Chapter 35 : Willem
39 Chapter 36 : Lamaran
40 Chapter 37 : Surprise
41 Chapter 38 : Richard
42 Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43 Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44 Chapter 41 : Swiss
45 Chapter 42 : Rapat Keluarga
46 Chapter 43 : Firasat Patricia
47 Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48 Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49 Chapter 46 : Klinik Kandungan
50 Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51 Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52 Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53 Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54 Chapter 51 : Spend Time Together
55 Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56 Chapter 53 : Shooting Star
57 Chapter 54 : A Mother's Gut
58 Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59 Chapter 56 : Mama
60 Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61 Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62 Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63 Chapter 60 : Sophia Pulang
64 Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65 Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66 Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67 Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68 Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69 Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70 Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71 Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72 Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73 Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74 Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75 Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76 Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77 Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78 Chapter 75 :Patricia's Recovery
79 Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80 Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81 Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82 Chapter 79 : It's Complicated
83 Chapter 80 : Book Of Shadow
84 Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85 PENGUMUMAN HIATUS
86 Pengumuman
87 Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88 Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89 Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90 Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91 Chapter 86 : Negosiasi
92 Surat Cinta Dari Saya
93 Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94 Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95 Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula
2
Chapter 2 : Firasat Sebastian
3
Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4
Chapter 4 : Pengacau Datang
5
Chapter 5 : Tidak Menyerah
6
Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7
Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8
Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9
Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10
Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11
Chapter 11 : Kau Milikku
12
Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13
Chapter 13 : Mencarimu
14
Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15
Chapter 15 : Dejavu
16
Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17
Chapter 16 : Perhatian
18
Chapter 17 : Mertua
19
Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20
Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21
Chapter 20 : Usaha Sebastian
22
Chapter 21 : Sister Support
23
Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24
Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25
Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26
Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27
Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28
Chapter 27 : Rumah Kaca
29
Pengumuman Novel Baru
30
Chapter 28 : Cerita Abraham
31
Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32
Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33
Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34
Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35
Chapter 33 : Mesra
36
Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37
Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38
Chapter 35 : Willem
39
Chapter 36 : Lamaran
40
Chapter 37 : Surprise
41
Chapter 38 : Richard
42
Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43
Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44
Chapter 41 : Swiss
45
Chapter 42 : Rapat Keluarga
46
Chapter 43 : Firasat Patricia
47
Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48
Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49
Chapter 46 : Klinik Kandungan
50
Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51
Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52
Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53
Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54
Chapter 51 : Spend Time Together
55
Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56
Chapter 53 : Shooting Star
57
Chapter 54 : A Mother's Gut
58
Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59
Chapter 56 : Mama
60
Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61
Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62
Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63
Chapter 60 : Sophia Pulang
64
Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65
Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66
Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67
Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68
Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69
Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70
Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71
Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72
Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73
Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74
Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75
Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76
Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77
Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78
Chapter 75 :Patricia's Recovery
79
Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80
Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81
Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82
Chapter 79 : It's Complicated
83
Chapter 80 : Book Of Shadow
84
Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85
PENGUMUMAN HIATUS
86
Pengumuman
87
Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88
Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89
Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90
Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91
Chapter 86 : Negosiasi
92
Surat Cinta Dari Saya
93
Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94
Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95
Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!