Chapter 5 : Tidak Menyerah

Patricia Jessica Donovan POV

Aku bisa melihat rahang Abraham mengeras karena aku tak menghiraukannya.

Tanganku digandeng oleh Sebastian.

"Kau pikir kau bisa membuat Patricia pergi dariku?" Suara bariton itu meninggi.

"Abaikan dia." Bisik Sebastian padaku.

Kami berdua berjalan dalam diam tanpa menoleh.

Kampus sudah sangat sepi.

Kami memasuki parkiran Kampus dan segera masuk ke mobil.

Mobil segera bergerak meninggalkan kampus.

Selamat, batinku.

"Kau baik-baik saja? Dia melukaimu?" Sebastian nampak khawatir.

"Dia tidak melukaiku. Tapi dia memelukku terus-menerus di perpus, aku bingung kenapa dia bisa masuk? Padahal yang bisa masuk hanya mahasiswa dan mahasiswi di kampus kita dan dia bertanya apakah aku mau menikah dengannya." Jawabku.

Aku melihat mata Sebastian menjadi gelap. Mata birunya menampakkan kebencian yang dalam.

Kecanggungan menjadi nyata karena tidak ada satupun dari kami yang berbicara.

"Bas, aku takut. Dia tau kalau aku seharusnya di Swiss, tapi dia tak menemukanku di sana. Bagaimana denganku bila dia tak mau pulang ke Swiss dan mengganggu hidupku?" Aku cemas karena aku tahu Abraham bisa melakukan lebih dari ini.

"Kau mau makan malam Jess?" Tanya Sebastian mengalihkan perhatian.

"Mau, aku lapar." aku baru sadar aku lapar kembali karena terlalu tegang.

" Makan di resto atau dimana?"

"Apa saja Bas. Aku tak bisa berpikir."

"Sebentar, aku telp Ibumu dulu supaya dia tak cemas."

Aku mengangguk.

Sebastian menepikan mobilnya dan mengambil ponselnya lalu menelpon Mamaku.

"Halo, Tante. Saya dan Patricia akan makan malam duluan di luar. Kami akan pulang terlambat."

"Halo Menantu." Aku bisa mendengar jelas suara mamaku di telepon.

Aku mendelik. Mamaku menyebut Sebastian dengan kata Menantu.

"Tentu tidak apa-apa, hati-hati di jalan." kata mamaku di telepon kepada Sebastian.

"Tante mau dibawakan apa? Biar Bas yang bawakan." Sebastian terlihat cerah mendengar mamaku menyebut dia sebagai Menantu.

"Tidak perlu menantu dan jangan panggil Tante, panggil aku Mama Mertua atau Mama"

"Hahaha, nanti Jessica marah Tante. Jessica tak menyukai saya." Aku tahu Sebastian berusaha bercanda supaya Mamaku tak serius

"Kata siapa? Mama pastikan dia akan menerimamu, Menantu. Baik, hati-hati di jalan dan kembali sebelum jam 12 malam ya"

Telepon pun tak lama di tutup.

"Maafkan Mamaku ya Bas." Aku merasa tidak enak.

Sebastian tersenyum, "Tidak apa-apa, kita sudah bersama sejak kecil. Aku terbiasa dengan cara bercanda Mamamu. Kita makan dimana enaknya ya? Western mau?"

"Boleh Bas." Senyumku terbit. Sebastian memang pengertian dan perhatian.

Mobil dilajukan kembali. Kami masuk ke restoran Fine Dining di daerah Jalan Sudirman.

Tanganku digenggam oleh Sebastian. Aku tersenyum.

Selesai makan, aku melihat orang tuaku dan orang tua Sebastian yang baru saja tiba.

Wah, gawat. Kataku. Ada apa mereka berempat di sini juga.

Sebastian pun melihat mereka. Orang tua kami berjalan ke meja kami. Aku dan Sebastian selalu memilih meja di pojok, terkesan Private.

Kursi kursi ditambahkan dibantu oleh pelayan di restoran.

Setelah memesan makanan, suasana terasa sunyi dan canggung.

Aku tahu ada yang tidak beres. Wajah-wajah orang tuaku dan orang tua Sebastian berbeda dengan yang sebelumnya.

"Mama Papa, ada apa? Bagaimana kalian tahu kami ada di sini?" Tanya Sebastian pada orang tuanya.

Tidak biasanya orang tua kami pergi ke restoran ini. Sebastian saat pamit tidak menyebut restoran ini.

"Kami ingin bicara denganmu dan Patricia." ucap paman Anthony

"Abraham hari ini datang ke Indonesia. Sebelum datang, dua hari lalu, paman Thomas dan Bibi Griselda menelpon papa, mereka meminta izin dariku untuk melamar Patricia sebagai istrinya."

Aku bengong, apa-apaan ini? Pria mengerikan itu serius memintaku jadi istrinya? Ini pasti mimpi, mimpi buruk, tentangku dalam hati

Sebastian diam.

"Lalu?"

"Kami tak akan membantu Abraham karena kau tahu sendiri kan mereka bagaimana." Ucap paman Anthony dengan penekanan di setiap kata.

Sebastian mengangguk.

"Jadi...?" Sebastian melihat orang tua kami.

"Jadi kami putuskan, kau yang akan menikah dengan Patricia. Itu lebih baik daripada Abraham."

Boom!! Aku nyaris tersedak.

Menikah? Aku bahkan belum lulus kuliah. Sebastian seusia dengan Abraham dan dia tinggal sedikit lagi menyelesaikan pendidikannya.

Aku minum untuk menghindari tersedak. Aku sungguh tak menyangka.

"Abraham tetap tidak menyerah setelah tahu kalau papa menolak membantunya. Abraham bersikukuh akan menikahi Patricia karena dia tahu Patricia masih sendiri." Jelas Paman Anthony.

Sebastian melirikku. "Pa, aku sendiri tak keberatan karena aku diminta menikahi Patricia yang adalah sahabatku dari kecil, bagaimana dengan Patricia? Aku rasa dia bahkan tidak menyukaiku." Suara Sebastian berbeda, serak dan terasa sedikit sedih.

Semua mata sekarang tertuju padaku. Aku gugup sekali karena topik pernikahan ini benar-benar di luar kendaliku.

"Patricia, mama mohon menikahlah dengan Sebastian. Orang tua Sebastian sudah menceritakan semuanya kepada kami. Ini demi keamananmu juga." Mamaku bersuara.

"Apa.. apa ini tidak terlalu cepat?" Suaraku bergetar. Rasanya aku mau menghilang dari sini saja.

"Tidak, Abraham pasti sudah datang ke kampusmu. Dia dan keluarganya adalah Dark witch dan mereka bisa melakukan apa saja supaya kau menuruti keinginannya." Tegas Paman Anthony.

Aku terdiam. Aku tak tahu harus berpikir apa. Apakah Dark witch seburuk itu? Apakah benar mereka Dark witch dan mengapa harus ditakuti?

"Patricia, kami putuskan akan menerima lamaran orang tua Sebastian. Lebih baik kau menikah dengan Sebastian daripada dengan Abraham. Ini sudah final dan tidak ada bantahan!" Skak mat! Papaku sudah bertitah, habislah aku.

"Haruskah dengan menikah papa?" Suaraku bergetar.

"Kalau kau tidak menikah dengan Sebastian, maka Abraham akan melakukan dengan caranya sendiri agar kau mau menikah dengannya. Kau tidak tahu Dark witch itu seperti apa Patricia, mereka berbahaya!" Tukas Paman Anthony.

"Kalau begitu, kita langsung rundingkan tanggal berapa mereka akan menikah, Anthony. Aku jadi tidak tenang." Papaku berpaling ke Ayah Sebastian, Paman Anthony.

"Bagaimana dengan Minggu depan? Hari Sabtu ini kita adakan pertunangan dulu."

Aku menunduk, menahan air mataku.

Tidak adil, pikirku. Mengapa hanya karena Abraham aku harus menikah?

Airmataku hampir tumpah, Sebastian menggenggam tangan kiriku, "Jangan takut Patricia, aku ada di sini." Bisiknya pelan.

Aku melihat ke matanya, matanya teduh dan tatapannya sedalam lautan, aku tahu dia akan menjagaku seperti yang biasa dia lakukan. Aku mengangguk.

"Baik Pa, aku terima perjodohan ini." Kataku.

Papa dan Mama berdiri dan berjalan ke arahku. Mereka memelukku erat.

"Kami menjodohkanmu dengan Sebastian, pria yang selalu ada di sampingmu dan dia bukan orang asing. Kalian saling mengenal sejak kecil. Papa takut kau akan dicelakai oleh Abraham, sayang." Bisik Papaku.

Aku mengerti kekhawatiran orang tuaku. Aku tidak boleh egois. Wajar orang tua takut dengan Abraham mengingat mereka sepertinya takut dengan Dark witch.

Sebastian tersenyum.

Selesai makan, kami memutuskan pulang.

Orang tuaku pulang dengan orang tua Sebastian, aku pulang dengan Sebastian.

"Jessica, sebentar. Ini untukmu." Sebastian mengambil sebuah kotak dan ketika ku buka ada sebuah cincin. Cincin emas putih dengan mata biru di tengahnya.

"Apa ini Bas?" Tanyaku sambil menatap kagum. Sepertinya ini bukan cincin biasa. Aku merasakan hawa gaib di dalam cincin ini.

"Ini cincin Amulet. Untuk keselamatanmu. Aku membuatnya khusus untukmu. Apabila ada serangan-serangan gaib terutama Abraham, kau akan terhindar." Sebastian memakaikan cincin ini di jari manis kiriku.

Aku menatap kagum "Kau membuatnya sendiri?" Aku tak percaya.

"Ya Jessica sayang, aku membuatnya sendiri."

"Kau bisa Magick? Ini bukan cincin biasa, getarannya sangat berbeda."

Sebastian tertawa lalu meraih jemariku.

"Ada hal yang aku tak bisa jelaskan sekarang, ketika kita resmi menikah aku akan menceritakannya padamu. Pakailah terus cincin ini walaupun kau mandi atau tidur. Jangan beritahu siapapun apa sebenarnya cincin ini. Bilang saja ini cincin pertunanganku untukmu."

Sebenarnya aku tidak puas dengan jawabannya, namun aku hapal sifat Sebastian, kalau dia bilang "Iya" itu berarti "Iya" dan sekarang dia bilang akan menceritakan semuanya saat aku sudah resmi menjadi istrinya, aku menghargainya. Aku tersenyum dan memeluknya

"Terimakasih Bas, janji ya kau harus bercerita semuanya padaku."

"Ya, aku berjanji."

Lalu mobil melaju ke arah rumah kami.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Iin Tanggi

Iin Tanggi

aku jadi pinisirin jadinya

2021-01-30

1

Choconirama

Choconirama

Makin seru nih.,,

2020-08-13

2

▄︻̷̿┻̿═━一Demon

▄︻̷̿┻̿═━一Demon

bagus ceritanya...

2020-07-12

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula
2 Chapter 2 : Firasat Sebastian
3 Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4 Chapter 4 : Pengacau Datang
5 Chapter 5 : Tidak Menyerah
6 Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7 Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8 Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9 Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10 Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11 Chapter 11 : Kau Milikku
12 Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13 Chapter 13 : Mencarimu
14 Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15 Chapter 15 : Dejavu
16 Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17 Chapter 16 : Perhatian
18 Chapter 17 : Mertua
19 Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20 Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21 Chapter 20 : Usaha Sebastian
22 Chapter 21 : Sister Support
23 Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24 Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25 Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26 Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27 Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28 Chapter 27 : Rumah Kaca
29 Pengumuman Novel Baru
30 Chapter 28 : Cerita Abraham
31 Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32 Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33 Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34 Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35 Chapter 33 : Mesra
36 Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37 Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38 Chapter 35 : Willem
39 Chapter 36 : Lamaran
40 Chapter 37 : Surprise
41 Chapter 38 : Richard
42 Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43 Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44 Chapter 41 : Swiss
45 Chapter 42 : Rapat Keluarga
46 Chapter 43 : Firasat Patricia
47 Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48 Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49 Chapter 46 : Klinik Kandungan
50 Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51 Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52 Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53 Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54 Chapter 51 : Spend Time Together
55 Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56 Chapter 53 : Shooting Star
57 Chapter 54 : A Mother's Gut
58 Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59 Chapter 56 : Mama
60 Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61 Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62 Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63 Chapter 60 : Sophia Pulang
64 Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65 Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66 Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67 Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68 Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69 Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70 Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71 Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72 Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73 Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74 Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75 Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76 Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77 Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78 Chapter 75 :Patricia's Recovery
79 Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80 Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81 Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82 Chapter 79 : It's Complicated
83 Chapter 80 : Book Of Shadow
84 Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85 PENGUMUMAN HIATUS
86 Pengumuman
87 Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88 Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89 Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90 Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91 Chapter 86 : Negosiasi
92 Surat Cinta Dari Saya
93 Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94 Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95 Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula
2
Chapter 2 : Firasat Sebastian
3
Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4
Chapter 4 : Pengacau Datang
5
Chapter 5 : Tidak Menyerah
6
Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7
Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8
Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9
Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10
Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11
Chapter 11 : Kau Milikku
12
Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13
Chapter 13 : Mencarimu
14
Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15
Chapter 15 : Dejavu
16
Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17
Chapter 16 : Perhatian
18
Chapter 17 : Mertua
19
Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20
Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21
Chapter 20 : Usaha Sebastian
22
Chapter 21 : Sister Support
23
Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24
Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25
Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26
Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27
Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28
Chapter 27 : Rumah Kaca
29
Pengumuman Novel Baru
30
Chapter 28 : Cerita Abraham
31
Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32
Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33
Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34
Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35
Chapter 33 : Mesra
36
Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37
Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38
Chapter 35 : Willem
39
Chapter 36 : Lamaran
40
Chapter 37 : Surprise
41
Chapter 38 : Richard
42
Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43
Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44
Chapter 41 : Swiss
45
Chapter 42 : Rapat Keluarga
46
Chapter 43 : Firasat Patricia
47
Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48
Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49
Chapter 46 : Klinik Kandungan
50
Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51
Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52
Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53
Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54
Chapter 51 : Spend Time Together
55
Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56
Chapter 53 : Shooting Star
57
Chapter 54 : A Mother's Gut
58
Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59
Chapter 56 : Mama
60
Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61
Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62
Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63
Chapter 60 : Sophia Pulang
64
Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65
Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66
Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67
Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68
Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69
Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70
Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71
Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72
Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73
Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74
Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75
Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76
Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77
Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78
Chapter 75 :Patricia's Recovery
79
Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80
Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81
Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82
Chapter 79 : It's Complicated
83
Chapter 80 : Book Of Shadow
84
Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85
PENGUMUMAN HIATUS
86
Pengumuman
87
Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88
Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89
Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90
Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91
Chapter 86 : Negosiasi
92
Surat Cinta Dari Saya
93
Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94
Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95
Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!