Chapter 17 : Mertua

Patricia Jessica Donovan POV

Aku terbangun karena merasa sangat haus.

Mataku mengerjap beberapa kali. Aku melihat di sebelahku, suamiku tertidur.

Dia memeluk tubuhku dengan posesif, kakinya melilit kakiku.

Aku mencoba melepaskan tangannya dari pinggangku, "Mau kemana, wifey?" Suaranya serak. Dia malah terbangun.

"Aku haus, hubby. Aku mau ambil air. Kamu tidur saja, aku tidak apa-apa" kataku menjelaskan. Tak enak merepotkannya. Semenjak tidur bersama, suamiku melayaniku dalam makan, minum, mandi dan berganti pakaian bahkan menggendongku ke sofa dan ke ranjang.

"Biar aku ambilkan, wifey. Kamu pasti masih kesakitan" Abraham terduduk di tempat tidur beberapa saat lalu bangkit dari ranjang.

Abraham memberikan aku air mineral dan aku meminumnya sampai habis. "Terimakasih sayang" kataku sambil tersenyum.

"Sama-sama sayang" katanya.

Suamiku mengecup bibirku lalu dia membaringkan diriku di ranjang dan dia memeluk tubuhku.

Aku mencium aroma maskulin dari tubuhnya. Aku pernah mencium aroma ini saat dia memelukku di perpustakaan kampusku.

"Hubby, kenapa kamu memilihku sebagai istrimu?" Astaga, mulutku kumat lagi. Aku melihat wajah Abraham dan dia tersenyum

"Aku tak tahu. Yang aku tahu dengan pasti, sejak awal aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta padamu. Aku terus memikirkanmu walau kamu tak memikirkan aku. Aku sudah menetapkan hatiku hanya untukmu dan ingin menikah denganmu." aku bisa merasakan dia tulus mengatakannya padaku.

"Bolehkah aku belajar Magick darimu, hubby?" Tanyaku lancar, tanpa dikomando atau dipikirkan lagi

"Boleh, aku akan mengajarimu. Tanyakan apa yang mengganjal, bila aku tahu jawabannya, aku akan menjawabnya" manik hijau safir itu terlihat hidup dan ceria.

"Wifey, besok orang tuaku akan datang ke rumah ini. Kamu bisa mengobrol dengan orang tuaku tentang siapa aku dan bagaimana keluarga kami "

Aku jadi gugup mendengar mertuaku akan datang besok, suamiku membelai kepalaku dan mencium puncak kepalaku sehingga aroma maskulin dari tubuhnya tercium kuat.

"Hubby, kamu pakai parfum?" Tanyaku

Suamiku menggeleng, "Tidak sayang, kenapa?" Aku menatap manik safir hijaunya

"Aku mencium wangi maskulin dari tubuhmu, hubby" jawabku.

"Oya? Aku sendiri tidak mencium aroma maskulin yang kamu bilang. Aku hanya mencium wangi darimu saja, sayang" aku melihat wajahnya terkejut.

"Opa Nicolaas bilang, ketika kita sudah menemukan mate atau pasangan yang tepat, selain kamu tak tahu apa alasan memilihnya, kamu akan mencium wangi tubuhnya yang membuatmu tak bisa melepaskannya." Jelas Abraham.

"Betulkah?" Aku menatap manik safir hijaunya dengan mendalam

Abraham mengangguk, "Ya, karena aroma tubuh itulah yang membuat kita selalu ingat dan seperti pertanda bahwa orang tersebut adalah orang yang sudah ditakdirkan untuk bersama walau awalnya seperti tidak mungkin atau mustahil"

Aku tersenyum. Aku memeluk Abraham lebih erat, ku sembunyikan wajahku di dada bidangnya. Aneh, mengapa aku jadi nyaman dengannya, tanyaku dalam hati.

"Ayo kita tidur, wifey. Sudah jam 01:00 pagi. Selamat tidur, Sayang. " aku merasakan Abraham mencium puncak kepalaku lagi.

"Selamat tidur, hubby. " sahutku. Kami berdua tertidur pulas dengan posisi saling memeluk.

Aku terbangun dan melirik jam di nakas. Sudah jam 06:30 pagi.

Aku susah bergerak. Suamiku masih memelukku dengan posesif.

Kalau aku bergerak pasti dia bangun, pikirku.

Aku mencoba pelan-pelan memindahkan tangannya, "Selamat pagi dan kamu mau kemana, wifey?" Suaranya serak dan berat.

Kan, apa kataku. Dia pasti bangun. Gerakan kecil dariku membuat dia terbangun.

"Aku hendak mandi sayang, orang tuamu akan datang. Aku harus bersiap" Abraham malah memelukku kembali dengan ketat

"Mereka akan datang jam 10:00 pagi. Tidurlah sebentar lagi, sayang" aku mau tak mau menurut.

Suamiku mencium bibirku, awalnya pelan lalu lama-lama berubah intens, ciumannya terus turun ke leher dan dadaku

Wah, gawat dia akan melakukan hubungan intim lagi, pikirku. Dan benar, tak lama kemudian aku melihat tubuh polos suamiku, dia di atasku lagi.

Aku gemetar, "Bawahku masih terasa nyeri sayang" suamiku malah tersenyum dan menciumku dalam dan panas

Tak lama aku merasakan juniornya masuk lagi ke dalam kewanitaanku. Bibirku yang masih dicium suami tak bisa menjerit karena dicium dengan panas.

Aku dan suamiku mengalami pelepasan berkali-kali dan baru berhenti jam 10:30 pagi.

"Terimakasih sayang" ucap suamiku lembut. Aku digendong suamiku dan dia membantuku mandi dan berpakaian.

Suamiku menggendongku keluar kamar dan ternyata ada lift di rumah ini.

Kami ke meja makan dan makanan sudah dihidangkan.

Aku tak melihat mertuaku di rumah.

"Mama dan papa dimana?" Tanyaku pada suamiku.

"Mereka biasanya akan menunggu di ruang keluarga" jawab suamiku

"Ayo kita makan, sayang" ajak suamiku.

Selesai makan dan minum, aku mencoba berdiri namun aku merasa perih di area kewanitaanku sehingga nyaris terjatuh.

Suamiku menangkap tubuhku, "Jangan pergi sendiri" katanya dan menggendongku menuju ruang keluarga.

Ketika sampai di ruang keluarga, suamiku membuka pintunya dan terlihat kedua orang tua suamiku, tepatnya mertuaku , mereka sudah menunggu kami.

"Selamat pagi, papa dan mama, maaf kami terlambat. " sapa suamiku. Aku diturunkan secara perlahan sehingga posisiku berdiri, suamiku menggenggam jemariku. Wajahku memerah.

"Selamat pagi papa dan mama mertua, maaf kami terlambat menemui papa dan mama mertua. " sapaku sambil meminta maaf

"Selamat pagi. Tidak apa, kami mengerti bahwa pengantin baru sedang semangat-semangatnya. " Balas mereka hangat sambil menggoda kami.

Aku agak khawatir mereka tidak menyukaiku. Wajar kan aku takut? Aku tak pernah mengenal Abraham dan keluarganya secara pribadi.

"Halo menantuku sayang, aku ibunya Abraham, namaku Griselda. Panggil saja aku mama" ucapnya ramah dan memeluk aku.

Aku agak terkejut dan balas memeluknya. Aku tak menyangka akan dipeluk oleh mama mertua.

"Iya, mama" aku berusaha setenang mungkin walau aku gugup.

Mama mertua melepaskan pelukanku dan tersenyum lebar.

"Halo menantu, kita bertemu lagi. " Sapa papa mertuaku, Thomas yang ramah.

"Halo papa mertua" ucapku sambil tersenyum dan menjabat tangannya.

"Mama dan papa apa kabar?" Tanyaku perhatian. Mereka ramah dan hangat, membuatku menjadi tidak canggung.

"Kami baik, kamu sendiri bagaimana? Abraham sayang padamu?" Tanya mama Abraham frontal dan tersenyum menggodaku

Wajahku memerah, genggaman suamiku mengerat, "Mama, jangan begitu, menantu kita menjadi malu" kata papa mertua sambil tertawa.

"Apa kamu masih ragu dengan anakku, Patricia?" Tanya papa mertuaku

"Em.. saya bingung mau jawab yang mana" kataku lirih karena pipiku masih terasa panas.

Mertuaku tertawa, tapi bukan mengejek, "Bagaimana kesanmu bersama Abraham sejauh ini?" Tanya mama mertuaku lembut

Aku mengangkat wajahku, menatap wajah mertuaku lalu wajah suamiku.

"Abraham lembut dan dia membantuku banyak." jawabku polos, duh mulutku. Semoga mertuaku mengerti maksudku.

"Membantumu banyak ?" Tanya mama mertuaku kembali

"Iya ma, em.. membantuku dalam segala sesuatu" kataku, rasanya aku malu sekali.

Mertuaku tampaknya paham, "Kamu masih ragu dengan Abraham, nak?" Tanya papa mertua lembut.

Aku terdiam. Tak tahu harus bicara apa. Memang aku masih belum mengenal semuanya tentang suamiku dan keluarga ini.

Aku bahkan sudah lupa mau kabur dari rumah ini karena sikap baik dan lembut dari Abraham.

"Saya masih belum mengenal Abraham, papa mertua. Abraham bilang saya boleh bertanya kepada papa dan mama untuk menanyakan lebih lanjut tentang Abraham dan keluarganya" jawabku sopan

Mertuaku tersenyum, tidak merasa tersinggung sama sekali.

"Abraham dari dulu pendiam dan keras kepala, menantu. Dia juga pekerja keras. Apabila dia sudah menetapkan target, akan dikejarnya sampai dapat." Jelas mama mertuaku

"Abraham tidak memiliki pacar dari dulu sampai sekarang. Dia hanya menginginkanmu sebagai istrinya dan sudah meminta bantuan paman Anthony untuk melamar dirimu untuk Abraham tapi paman Anthony menolak karena kami adalah dark witch dan keluaga yang dibuang. " Terdengar helaan napas panjang dari papa Thomas.

"Walau kami keluarga yang dibuang, kami tetap bersikap baik dengan keluarga Verhoeven. Marga bisa dibuang namun darah lebih kental dari air. Hubungan keluarga tetaplah menjadi keluarga, suka atau tidak suka" lanjut papa Thomas.

"Apakah Abraham benar-benar tidak punya pacar, papa dan mama mertua?" Tanyaku lancar, mulutku semakin lama semakin lancar saja bicara spontan.

"Tidak ada, karena papa mengajarkan Abraham untuk berpikir serius ke satu wanita dan ke jenjang pernikahan.

Mungkin kau terkejut karena ini tak lazim untuk pria Eropa, apalagi kami tinggal di Belanda sehingga **** bebas sudah biasa. Papa menurunkan tradisi keluarga bahwa menjadi pria yang bertanggung jawab adalah pria yang hanya memantapkan hatinya untuk satu wanita dan langsung menikahinya daripada berpacaran. Seluruh keluarga Morritz melakukannya, termasuk kami" aku sangat kagum dengan penjelasan papa mertuaku.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Mohon tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote yaaa. Terimakasih ♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

IG Cherry.apink

IG Cherry.apink

Hadeeh aku kan lagi puasa pris baca yg ginian 😂😂

2020-05-03

2

Marsha Lee

Marsha Lee

luar biasa 😍😍😍😍

2020-04-27

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula
2 Chapter 2 : Firasat Sebastian
3 Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4 Chapter 4 : Pengacau Datang
5 Chapter 5 : Tidak Menyerah
6 Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7 Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8 Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9 Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10 Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11 Chapter 11 : Kau Milikku
12 Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13 Chapter 13 : Mencarimu
14 Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15 Chapter 15 : Dejavu
16 Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17 Chapter 16 : Perhatian
18 Chapter 17 : Mertua
19 Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20 Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21 Chapter 20 : Usaha Sebastian
22 Chapter 21 : Sister Support
23 Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24 Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25 Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26 Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27 Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28 Chapter 27 : Rumah Kaca
29 Pengumuman Novel Baru
30 Chapter 28 : Cerita Abraham
31 Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32 Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33 Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34 Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35 Chapter 33 : Mesra
36 Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37 Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38 Chapter 35 : Willem
39 Chapter 36 : Lamaran
40 Chapter 37 : Surprise
41 Chapter 38 : Richard
42 Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43 Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44 Chapter 41 : Swiss
45 Chapter 42 : Rapat Keluarga
46 Chapter 43 : Firasat Patricia
47 Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48 Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49 Chapter 46 : Klinik Kandungan
50 Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51 Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52 Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53 Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54 Chapter 51 : Spend Time Together
55 Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56 Chapter 53 : Shooting Star
57 Chapter 54 : A Mother's Gut
58 Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59 Chapter 56 : Mama
60 Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61 Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62 Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63 Chapter 60 : Sophia Pulang
64 Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65 Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66 Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67 Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68 Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69 Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70 Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71 Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72 Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73 Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74 Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75 Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76 Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77 Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78 Chapter 75 :Patricia's Recovery
79 Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80 Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81 Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82 Chapter 79 : It's Complicated
83 Chapter 80 : Book Of Shadow
84 Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85 PENGUMUMAN HIATUS
86 Pengumuman
87 Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88 Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89 Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90 Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91 Chapter 86 : Negosiasi
92 Surat Cinta Dari Saya
93 Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94 Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95 Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula
2
Chapter 2 : Firasat Sebastian
3
Chapter 3 : Firasat Buruk Jadi Nyata
4
Chapter 4 : Pengacau Datang
5
Chapter 5 : Tidak Menyerah
6
Chapter 6 : Rahasia Keluarga Besar Sebastian
7
Chapter 7 : Mimpi Aneh Patricia
8
Chapter 8 : Jalan-jalan Berdua
9
Chapter 9 : Hati Bergemuruh
10
Chapter 10 : Bahaya Mengintai
11
Chapter 11 : Kau Milikku
12
Chapter 12 : Pernikahan Paksa
13
Chapter 13 : Mencarimu
14
Chapter 14 : Jangan Sentuh Aku
15
Chapter 15 : Dejavu
16
Bonus Visual Cast Patricia, Sebastian dan Abraham
17
Chapter 16 : Perhatian
18
Chapter 17 : Mertua
19
Chapter 18 : Restu Mertua Untuk Kami
20
Chapter 19 : Penglihatan Patricia
21
Chapter 20 : Usaha Sebastian
22
Chapter 21 : Sister Support
23
Chapter 22 : Permintaan Kecil Patricia
24
Chapter 23 : Persiapan Bulan Madu
25
Chapter 24 : Obat Dari Mama Mertua
26
Chapter 25 : Tiba Di Belanda
27
Chapter 26 : Apakah Aku Jatuh Cinta Padanya?
28
Chapter 27 : Rumah Kaca
29
Pengumuman Novel Baru
30
Chapter 28 : Cerita Abraham
31
Chapter 29 : Makam Opa Nicolaas
32
Chapter 30 : Berkat Mereka Untuk Kami
33
Chapter 31 : Makan Siang Di Morritz Hotel
34
Chapter 32 : Jalan-jalan Dengan Abraham
35
Chapter 33 : Mesra
36
Chapter 34 : Telepon Dari Richard
37
Bonus Cast Pemeran Sophia, Willem dan Richard
38
Chapter 35 : Willem
39
Chapter 36 : Lamaran
40
Chapter 37 : Surprise
41
Chapter 38 : Richard
42
Chapter 39 : Honeymoon Part 2
43
Chapter 40 : Langit Serasa Runtuh
44
Chapter 41 : Swiss
45
Chapter 42 : Rapat Keluarga
46
Chapter 43 : Firasat Patricia
47
Chapter 44 : Petunjuk Melalui Mimpi
48
Chapter 45 : Menyampaikan Pesan Part 1
49
Chapter 46 : Klinik Kandungan
50
Chapter 47 : Penemuan Kalung Pentagram Kuno
51
Chapter 48 : Menyampaikan Pesan Part 2
52
Chapter 49 : Serangan Yang Gagal
53
Chapter 50 : Mimpi Bertemu Opa Erik
54
Chapter 51 : Spend Time Together
55
Chapter 52 : Suara Misterius Di Witching Hour
56
Chapter 53 : Shooting Star
57
Chapter 54 : A Mother's Gut
58
Chapter 55 : Membeli Oleh-Oleh
59
Chapter 56 : Mama
60
Chapter 57 : Berkenalan Dengan Mama Mertua
61
Chapter 58 : Richard's Annual Leave
62
Chapter 59 : Zurich I'm Coming
63
Chapter 60 : Sophia Pulang
64
Chapter 61 : Cinta Terpendam Willem
65
Chapter 62 : Perasaan Aneh Apa Ini?
66
Chapter 63 : Bujukan Rosaline
67
Chapter 64 : Meet The Great Physic Part 1
68
Chapter 65 : Meet The Great Physic Part 2
69
Chapter 66 : Sophia's Phone Call
70
Chapter 67 : Kembali Ke Vancouver
71
Chapter 68 : Masa Kecil Patricia Part 1 -- Rencana Perjodohan Sejak Kecil
72
Chapter 69 : Masa Kecil Patricia Part 2 -- Misa Bersama Di Gereja Paroki Santa Theresia
73
Chapter 70 : Masa Kecil Patricia Part 3 -- Debaran Aneh
74
Chapter 71 : Masa Kecil Patricia Part 4 -- Our Childhood Promise's
75
Chapter 72 : Goddess Hecate; The Dark Lady, Goddess Of Witches, And Moon
76
Chapter 73 : Witchcraft Ritual Part 1 -- Cleansing And Purifying Shower
77
Chapter 74 : Witchcraft Ritual Part 2 -- Releasing The Unseen Seal From Patricia
78
Chapter 75 :Patricia's Recovery
79
Chapter 76 : Berangkat Ke Vancouver
80
Chapter 77 : The Twin Albert and Alfons
81
Chapter 78 : Siapakah Yang Kau Pilih Untuk Mati?
82
Chapter 79 : It's Complicated
83
Chapter 80 : Book Of Shadow
84
Chapter 81 : Morritz's Secret Library
85
PENGUMUMAN HIATUS
86
Pengumuman
87
Chapter 82 : Bad Gut (Firasat Buruk)
88
Chapter 83 : Perasaan Terdalam Sebastian
89
Chapter 84 : Witchcraft Basic Lesson Part 1 "The Eight Sabat"
90
Chapter 85 : Kecemasan Rosaline
91
Chapter 86 : Negosiasi
92
Surat Cinta Dari Saya
93
Chapter 87 : Witchcraft Bassic Lesson Part 2 "The Crystal's"
94
Chapter 88 : An Guth Mistéireach (The Mysterious Voice)
95
Apakah Reader Mau Kalau Cerita Reinkarnasi Dark Witch Jadi Buku Cetak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!