Semenjak pergi dari rumah Azhar, Nilam memutuskan untuk tinggal seorang diri. Saat di Café wajah Nilam sangat pucat.
“Mba Nilam kenapa? lebih baik mba pulang,“ ucap Shinta.
“Tidak Shinta aku tidak ingin pulang,“ jawab Nilam.
Beberapa saat kemudian Azhar datang bersama Anaknya Shinta. Mereka begitu akrab seperti seorang Ayah dan Anaknya.
“Shinta aku ingin mengajak kamu makan siang,“ ucap Azhar.
“Maaf Azhar aku tidak bisa. Mba Nilam lagi sakit lebih baik kamu bawa dia ke rumah sakit,“ jawab Shinta.
“Sudahlah Shinta mungkin saja Nilam hanya sakit biasa,“ ucap Azhar dengan tidak peduli.
Sebagai suami Azhar sama sekali tidak peduli dengan kondisi istrinya yang sedang sakit.
“Shinta jika kamu mau pergi bersama Azhar pergilah. Aku bisa mengurus diriku sendiri,“ ucap Nilam lalu tersenyum.
Dengan terpaksa mereka pergi bersama, sebagai seorang istri hati Nilam sangat hancur melihat kebersamaan mereka.
“Apakah aku orang ketiga diantara mereka? senyum Azhar lepas ketika bersamanya,“ ucap Nilam hatinya lalu menteskan air mata.
Seringkali Nilam melihat mereka bersama seperti sebuah keluarga.
“Aku istrinya tapi aku seperti orang ketiga untuk suamiku. Haruskah aku mengakhiri pernikahan ini? “ ucap Nilam didalam hatinya melihat kebersamaan mereka.
Setiap malam Nilam melanjutkan jahitan kebayanya. Meski rasanya sakit tapi demi cinta dan kebahagiaan suaminya, Nilam rela berkorban.
“Mungkin saat ini aku tidak berarti untukmu. Aku ingin kebaya ini menjadi saksi cintaku untukmu,“ ucap Nilam lalu meneteskan air mata.
Sebuah kebaya indah Nilam buat untuk Shinta. dia ingin Shinta menjadi pelabuhan cinta terakhir untuk Azhar. Jika melepaskan adalah jalan terbaik untuk kebahagiaanya Nilam rela jika suatu saat melepaskan Azhar untuk cinta pertamanya.
Nilam menuliskan sebuah isi hati nya yang terluka karena cinta di buku hariannya.
***Aku sadar ternyata mencintai seseorang tak seindah seperti yang dibayangkan. Apakah seseorang yang mencintai harus merasa diakui?
Jika harus demikian dimana keikhlasan dalam mencintai? Aku tahu bahwa mencintai tidak harus meminta timbal balik dari siapa yang dicintai atau bahkan pengakuan dari yang dicintainya.
Tapi tidak tahu kenapa terkadang aku merasakan hal itu. Biarlah rasa ini berlalu dengan waktu Sampai tuhan menjemputku di sisa umurku. Aku akan tetap menunggumu hingga nafas terakhirku***.
Nilam merasa sedih dan hancur menuliskan sebuah kisah cinta dan rasanya kepada Azhar yang tak pernah sampai. Begitu besar cinta Nilam untuk Azhar sampai dia ikhlas menerima semua sikap Azhar yang begitu menyakitkan.
Kebersamaanya bersama Shinta membuat dirinya seperti orang ketiga diantara mereka. Azhar hanya bisa tersenyum disamping Shinta. Mungkin itu sangat menyakitkan untuk hati seorang istri yang harus merelakan suaminya bahagia dipelukan wanita lain.
Nilam berusaha untuk bertahan meski dia harus berjalan diatas duri yang begitu menyakitkan untuknya. Melihat kebersamaan Azhar dan Shinta membuat hatinya semakin sedih dan tersiksa.
“Azhar aku sangat mencintai kamu disetiap waktu aku selalu menunggumu.”
“Aku ingin kamu tersenyum lepas saat bersamaku, peluklah aku Azhar seperti istri yang lain. Cintai aku selayaknya seorang istri, usaplah air mataku dan balutlah luka dihatiku,“ ucap Nilam dalam hatinya lalu menangis.
Kondisi Nilam semakin menurun rambut panjangnya sudah mulai rontok karena kemo.
“Rambutku rapuh seperti hatiku yang rapuh karena cinta,“ ucap Nilam lalu menangis.
Akankah Nilam mendapatkan cinta dan hati Azhar?
Ikuti terus ceritanya dan baca terus epiosode selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Royhan Roy
jadi nggk suka sinta nggak ada ketegasan sama sekali
2020-11-16
0
shalu aulia2015
nyesek bacanya
2020-09-27
0
Fitri Diandala Shaychie
sumpah nyesekkkk bangat thour😭😭😭😭😭😭😭
2020-07-09
2