Istri adalah amanah dari Allah yang harus dijaga, dicintai dan diperhatikan. Lain dengan Nilam sebagai istri yang selalu tersakiti oleh suaminya. Meski hatinya sangat hancur karena cinta, tapi Nilam tetap mencintai Azhar.
Nilam memutuskan untuk pergi dari Rumah Azhar.
“Kamu mau kemana Nilam?” tanya Azhar.
“Aku mau pergi Azhar, Ini Rumah kamu bukan Rumah aku,“ jawab Nilam.
“Tidak Nilam! kita ini suami istri dan kamu istri aku,“ ucap Azhar dengan melarangnya pergi.
“Istri yang tidak pernah kamu inginkan? Aku tahu didalam hati kamu hanya ada Shinta bukan Aku.“
“Aku ikhlas melepaskan kamu untuk Shinta,“ jawab Nilam.
“Apa kamu yakin mau pergi dari Rumah aku?” tanya Azhar.
“Aku yakin jika kepergianku membuatmu bahagia aku akan pergi,“ ucap Nilam lalu pergi meninggalkan Azhar.
“Maafkan aku Nilam rasa ini sudah membuat kamu menangis,“ucap Azhar lalu meneteskan air mata.
Nilam memutuskan untuk pergi dari rumah Azhar. Membawa luka yang begitu dalam dihatinya. Nilam memutuskan untuk tinggal di rumah sendiri.
Meski dirinya sangat mencintai Azhar tapi Nilam tidak mau membuat Azhar menderita didalam pernikahannya.
“Azhar aku sangat mecintai kamu aku akan selalu mencintai kamu sampai akhir hidupku,“ ucap Nilam didalam hatinya lalu berlinang air mata.
Pernikahan yang indah harus menjadi luka yang begitu dalam dihati Nilam. Sampai di rumah dia memandang foto pernikahannya bersama Azhar.
“Azhar kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Aku sangat mencintai kamu seperti kamu mencintai Shinta,“ ucap Nilam lalu memeluk foto Azhar dengan penuh kehancuran.
Keesokan harinya Azhar datang ke Café Nilam untuk menemui Shinta.
“Azhar,” Sapa Shinta.
“Shinta," ucap Azhar lalu memeluknya dengan erat.
Begitu rindu hati Azhar dengan Shinta.
“Shinta aku sangat mencintai kamu,” jawab Azhar, mendengar itu Shinta langsung melepaskan pelukannya.
“Aku tidak pantas untuk kamu rindukan,“ ucap Shinta.
“Aku mohon Shinta jangan tinggalkan aku lagi,“ jawab Azhar.
“Kamu adalah suami mba Nilam, tidak sepantasnya kita menyakiti hati dia. Kamu harus bisa belajar mencintai dia,“ ucap Shinta.
“Rasa itu tidak bisa aku paksakan Shinta. Meski kamu menolak ku aku akan tetap menunggu kamu,“ jawab Azhar lalu pergi.
Shinta sedih melihat Azhar yang begitu mencintainya.
“Maafkan Aku Azhar karena cinta kita harus bertengkar. Aku tidak ingin menyakiti hati Nilam.“
“Mba Nilam adalah wanita yang sangat tulus mencintai kamu. Seandainya kamu tahu keadaan mba Nilam yang sebenarnya. Mungkin kamu harus belajar mencintainya,“ ucap Shinta didalam hatinya.
Azhar lebih memilih untuk melupakan Nilam, Baginya Nilam bukan wanita yang dia cintai. Begitu rumitnya hati dalam memahami sebuah rasa yang tak sejalan dengan hati Azhar.
Melihat mereka berpelukan membuat Nilam semakin hancur karena cinta. Azhar begitu merindukan Shinta dan tak pernah menganggap dirinya ada.
“Azhar aku tahu kebahagiaanmu hanyalah bersama Shinta. sementara aku harus menangis melihat sikapmu yang terpaksa ada disampingku,“ ucap Nilam dalam hatinya lalu meneteskan air mata.
Nilam menceritakan kepergiannya dari Rumah Azhar kepada Shinta.
“Kenapa mba harus pergi dari rumah Azhar?” tanya Shinta.
“Jika aku bertahan ada sebuah hati yang tersakiti," Jawab Nilam lalu menatap wajah Shinta.
“Aku tahu Azhar tidak akan pernah bisa mencintaiku, hanya kamu yang ada dihatinya.“
“Perlu kamu tahu Shinta pengorbanan kamu melepaskan Azhar untuk aku menjadi pengalaman pahit dalam hidupku. Mengharapkan tanpa diharapkan,“ ucap Nilam lalu meneteskan air mata.
“Maafkan aku mba jika keputusanku untuk melupakan Azhar sudah membuat mba hancur. Aku fikir melepaskan Azhar untuk menikah akan membuat Azhar melupakan aku. Lalu apa yang ingin mba lakukan?” ucap Shinta. Nilam pun tersenyum.
“Bertahan dengan waktu dan cinta yang begitu besar untuk Azhar. Disisa umurku hanya pelukan terakhir dari Azhar yang aku harapkan,“ jawab Nilam lalu berlinang air mata.
Shinta pun sedih mendengar kehancuran hati Nilam karena Cinta.
Dia memeluk Nilam dengan erat.
“Maafkan aku karena aku Azhar tidak bisa mencintai mba, lebih baik aku pergi dari kota ini untuk meninggalkan Azhar, "ucap Shinta lalu menangis.
“Tidak Shinta jika kamu pergi Azhar akan semakin membenciku, bahkan mungkin dia akan lebih sedih dan hancur dari ini. Tetaplah disini menjadi cinta yang selama ini Azhar tunggu di jalan takdir," jawab Nilam lalu berlinang air mata.
Pilihan yang begitu sulit dalam cinta disaat kita mencintai seseorang tapi seseorang tersebut jauh lebih memilih cinta yang lain.
Tidak mudah untuk hati memahami semua ini, karena cinta yang indah bisa menjadi sebuah luka yang akan membekas didalam hati.
Jangan lupa dukung aku ya readers dengan cara like, koment dan vote.
Dukunganmu sangat berarti untuk ku melanjutkannya cerita selanjutnya.😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments