MENUNGGUMU DIJALAN TAKDIR
Entah rasa apa yang sedang aku rasakan?mencintai wanita yang sudah memiliki kekasih, tersiksa batin ini memendamnya.
Shinta itulah nama wanita yang ku
cintai dikampus, anggun dan cantik parasnya membuatku tak kuasa untuk memandangnya.
Seringkali aku menjadi budak cinta untuknya, suatu hari dipagi yang cerah
Shinta menyuruhku untuk menjemput dirinya di cafe dengan sigap aku langsung pergi menjemputnya.
Sampai dicafe hatiku hancur melihat Shinta yang begitu mesra dengan pacarnya, aku menghampiri Shinta bersama motor bututku.
“Maaf Shinta, aku membuatmu lama menunggu,“ ucapku menahan rasa sakit dihati.
“Azhar sudah berapakali aku bilang?jangan pernah terlambat
jemput aku,” jawab Shinta membentakku.
Setelah itu kita pulang bersama,
disepanjang jalan aku terdiam tanpa kata. Sampai dirumah aku menghentikan langkah Shinta yang hendak masuk kerumahnya.
“Shinta aku ….” ucapku dengan gugup menatap wajahnya.
“Aku apa Azhar?sudahlah aku cape mau istirahat,“ jawab Shinta dengan nada ketus lalu pergi.
Entah kenapa bibirku rasanya keluh
untuk mengungkapkan cinta kepada Shinta.
Setiap pagi aku selalu menjemput Shinta dirumahnya, melihat kedua orang tua Shinta yang sangat baik membuatku semangat untuk mendapatkan hatinya.
Pak Fandi dan Bu Maryam adalah kedua orang tua Shinta. Mereka bekerja sebagai PNS.
Aku selalu disambut baik oleh mereka, tapi semua itu tidak merubah sikap Shinta yang selalu ketus denganku.
Sambil menunggu Shinta keluar dari kamar, Bu Maryam menyuguhkan secangkir kopi untukku yang duduk diteras Rumah ditemani oleh pak Fandi.
“Azhar maafkan sikap anak Bapak yang selalu ketus sama kamu, tapi Bapak percaya kamu pria yang baik untuk Shinta,” Ucap Pak Fandi.
Saat kita mengobrol, Shinta keluar dari rumah dan terkejut melihatku duduk diteras rumahnya.
“Kenapa kamu duduk disini? sudah aku bilang tunggu aku diluar gerbang, dasar cowok kampung!” ucap Shinta emosi.
Melihat sikap sang putri yang begitu
kasar dengan tamu membuat pak Fandi sedih.
“Shinta jangan bicara seperti ini!hargailah tamu nak bagaimanapun juga Azhar ini teman kamu,“ ucap pak Fandi menasehatinya.
“Dia bukan teman aku
tapi dia budak aku!!“ jawab Shinta emosi lalu pergi. Melihat Shinta pergi aku langsung mengejarnya.
“Shinta jangan pergi,” ucapku menghentikannya.
“Aku bisa berangkat sendiri, mulai besok kamu tidak perlu mengantarkan ku,” jawab Shinta hendak pergi.
“Jangan Shinta izinkan aku untuk menjemputmu setiap hari. Aku minta maaf, aku janji tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama. Setiap jemput kamu, aku akan menunggumu diluar rumah,” ucapku memohon didepannya.
Shinta pun mau memaafkan Azhar lalu mereka pergi kekampus bersama, sampai dikampus Shinta langsung pergi tanpa mengucapkan terimakasih kepadaku.
Sedih rasanya melihat sikap Shinta yang acuh tak acuh denganku.
Saat aku bersedih pasti selalu pergi ke taman untuk merenungi sebuah rasa yang tersimpan dalam hati.
Memandang foto Shinta membuatku berlinang air mata, kisah cinta yang begitu rumit untukku. Tiba-tiba Nilam datang menghampiriku membawa sapu tangan untuk mengusap air mataku.
“Hapuslah air matamu Azhar, aku tahu kamu hancur melihat sikap Shinta yang sangat kasar sama kamu,” ucap Nilam lalu duduk disampingku.
“Seharusnya Shinta beruntung dicintai sama kamu, tapi dia malah menyakiti hati kamu,” ucap Nilam kembali dengan nada sedih.
“Ini bukan salah Shinta karena selama ini aku belum mengungkapkan cinta didepannya,“ jawabku sedih.
“Apa kamu tidak berani mengungkapkan cinta di depan Shinta?” tanya Nilam menatapku.
“Bukan Nilam aku pasti akan mengungkapkan rasa itu diwaktu yang tepat dan aku percaya Shinta akan menerimaku,” ucap Azhar lalu
pergi.
Hati Nilam begitu hancur melihat sikap Azhar yang sangat mencintai
Shinta.
“Apakah kamu tahu Azhar? Ada hati yang selalu menunggumu disini,“ ucap Nilam didalam hatinya berlinang air mata. Setiap hari Azhar melihat Shinta yang semakin mesra dengan pacarnya.
“Shinta kenapa kamu harus
memilih dia? apa kamu sadar ada hati yang selalu menunggumu disini?” ucap Azhar dalam hati lalu pergi.
Azhar pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, dia selalu datang kesana untuk melupakan rasa sakit hatinya. Di kampus Azhar dikenal sebagai mahasiswa yang sangat cerdas.
Tapi karena penampilan yang kampungan membuat semua orang
menghinanya, hingga seringkali dia diganggu oleh mahasiswa yang usil.
Bahkan pernah kacamata yang dipakainya hancur karena diinjak oleh temannya, melihat Azhar yang dihina membuat Nilam marah lalu menolongnya.
“Kamu kenapa Azhar? apa yang mereka lakukan kepadamu?” tanya Nilam perhatian. Azhar merasa tidak jelas untuk melihat dan dia mencari kacamatanya.
“Dimana kacamataku Nilam? aku
tidak bisa melihat tanpa kacamata,” ucap Azhar mencarinya.
“Kacamata kamu hancur Azhar tadi diinjak sama mereka,“ jawab Nilam
sedih.
“Lalu bagaimana aku melihat?tanpa kacamata itu aku tidak bisa kuliah,” jawab Azhar sedih.
“Biar nanti aku membelikan kacamata baru untuk kamu,“ ucap Nilam lalu mengajak Azhar pergi untuk membeli kacamata.
Sampai di optic Nilam membelikan kacamata baru untuk Azhar.
“Terimakasih Nilam sekarang aku bisa melihat lagi. Aku janji jika ada uang, pasti akan mengganti uang kamu,“ jawab Azhar bahagia.
“Tidak perlu Azhar melihatmu bahagia itu sudah cukup untukku,“ ucap Nilam
tersenyum.
“Aku bahagia karena aku masih bisa menjemput Shinta dan melihat nya tersenyum, terimakasih Nilam kamu adalah teman terbaikku,“ ucap Azhar lalu memeluk Nilam dengan rasa bahagia, dipelukan Azhar Nilam meneteskan air mata.
Setiap pagi aku selalu menjemput Shinta dirumahnya. Saat aku sampai dirumahnya Shinta hendak pergi dengan pacarnya yaitu Evan.
“Shinta kamu mau kemana?” tanyaku
terkejut. Shinta menggandeng tangan Evan didepanku
"Aku mau pergi kekampus sama Evan, Jadi mulai sekarang kamu tidak perlu menjemputku lagi,“ ucap Shinta
lalu pergi.
Aku hanya diam melihat sikap Shinta yang acuh tak acuh denganku, hingga suatu hari aku berfikir seandainya sukses dan tampan mungkin Shinta akan memilihku.
Hati ini rasanya hancur melihat Shinta yang lebih memilih Evan. Shinta dan Evan begitu bahagia menghabiskan waktu bersama.
Setiap dikampus Shinta selalu mentraktir teman-temannya, aku mencoba untuk mendekati dia dan ikut bergabung dengannya.
“Mau apa kamu kesini?“ tanya Shinta
ketus.
“Aku ingin bergabung disini,” jawab Azhar tersipu malu, Melihat penampilan Azhar yang kampungan membuat Shinta dan teman-temannya tertawa.
“Kalau kamu mau jadi teman, kamu harus membayar semua makanan kami,“ ucap Shinta lalu pergi bersama teman-temannya dan membiarkan Azhar untuk membayarnya.
Karena Azhar tidak punya uang jadi terpaksa harus mencuci piring dikantin, Nilam sedih melihat Azhar yang begitu keras untuk mendapatkan cinta Shinta.
“Kamu begitu keras mendapatkan hati Shinta bahkan kamu rela mengorbankan apapun untuk Shinta,”
ucap Nilam dalam hati sedih. Setelah selesai membantu Ibu kantin Azhar pulang, sebelum pulang dia melihat Nilam di taman.
“Nilam kamu kenapa? kenapa kamu menangis?” tanya Azhar dengan penasaran.
“Aku menangis karena kamu Azhar," jawab Nilam lalu memegang tangan Azhar.
“Kenapa karena aku? selama ini aku tidak pernah melukai kamu?” ucap Azhar heran. Nilam pun mengungkapkan cinta yang
selama ini ia pendam dihati.
“Aku mencintai kamu Azhar, sejak awal kamu kuliah disini aku jatuh cinta sama kamu,“ ucap Nilam jujur
“Tidak Nilam aku tidak pernah mencintai kamu, aku hanya mencintai Shinta,” jawab Azhar lalu melepaskan tangan Nilam.
“Tapi Azhar, Shinta tidak pernah
mencintai kamu. Untuk apa kamu menunggu dia Azhar? selama ini Shinta tidak pernah menghargai kamu?“ jawab Nilam berlinang air mata.
“Aku yakin suatu saat nanti Shinta akan mencintai aku, aku akan selalu menunggu dia didalam hidupku. Aku minta maaf Nilam, tidak bisa menerima kamu dalam hidup," jawab Azhar lalu pergi. Nilam sangat sedih cintanya telah ditolak
“Rasanya seperti dipukul mendengar ucapan kamu, hancur hati ini mencintai kamu, Azhar,“ ucap Nilam dalam hati lalu pergi.
Sementara Azhar merasa bersalah
dengan Nilam, sampai dirumah dia selalu memikirkan ucapannya kepada Nilam.
“Apa aku salah mencintai Shinta? apa aku salah menolak cinta Nilam? selama ini aku tidak pernah mencintai Nilam, aku hanya mencintai Shinta,“ ucap Azhar dalam hati sambil memandang foto Shinta.
“Aku tidak akan pernah menyerah dengan rasa ini, suatu saat kamu pasti akan mencintai aku. Aku janji Shinta akan selalu menunggumu dijalan takdir,“ ucap Azhar lalu mencium foto Shinta
Dipagi yang cerah Azhar menjemput Shinta di rumahnya dan terpaksa Shinta pergi dengan Azhar, disepanjang jalan Azhar selalu melihat wajah Shinta dari kaca spionnya.
Saat dijalan motor Azhar mogok dan itu membuat Shinta marah dan kesal.
“Motor aku mogok Shinta,” ucap Azhar tersipu malu.
“Motor kamu ini butut persis seperti orangnya, dasar motor kampungan!nyesel aku bareng kamu,“ jawab Shinta lalu pergi meninggalkan Azhar.
Setelah motornya selesai diperbaiki Azhar pergi kampus, saat masuk kelas dia berpapasan dengan Nilam yang hanya tersenyum menyapanya lalu pergi.
Dia menemui Shinta dikelasnya lalu meminta maaf kepadanya, tidak lama
kemudian Evan datang menghampiri Shinta lalu mengajaknya pergi. Lagi-lagi Azhar selalu diacuhkan oleh Shinta.
Suatu hari Shinta membagikan undangan ulang tahun kepada teman kelasnya. Azhar dengan lugunya meminta undangan kepada Shinta.
“Malam ini kamu mau ulang tahun? apa
aku diundang Shinta? undangannya mana?” tanya Azhar dengan wajah polosnya.
“Kamu tidak ada didaftar undanganku. jadi jangan harap dapat undangan,” jawab Shinta lalu pergi, meski tak diundang Azhar pergi ke sebuah toko baju lalu melihat-lihat baju yang sangat bagus untuk Shinta.
“Aku yakin Shinta pasti akan suka dengan baju ini dan dia mau menerima aku," ucap Azhar lalu membeli bajunya.
Dimalam yang indah Azhar datang dengan penampilan yang sangat biasa, sehingga membuat semua tamu undangan melirik melihatnya bahkan tersenyum mengejek.
Dengan pedenya Azhar menyapa mereka, acara pun dimulai dengan Shinta meniup lilin lalu memotong
kue. Azhar sangat berharap potongan kue pertama itu untuknya, tapi ternyata untuk Evan.
“Potongan kue pertama ini untuk Evan,“ ucap Shinta tersenyum, Evan menerima kue tersebut lalu mencium Shinta didepan tamu undangan.
“Terimakasih sayang, " ucap Evan lalu memberikan kado jam tangan mewah kepada Shinta, setelah itu Azhar memberikan kado nya.
“Kamu ngapain ada disini? aku tidak pernah mengundang kamu dipesta
ulang tahunku,” ucap Shinta dengan nada ketus.
“Aku kesini ingin memberikan kado ini untuk kamu, aku harap kamu mau menerima kado dariku, ” jawab Azhar
menyerahkan kadonya. Didepan semua tamu Shinta membuka kado dari Azhar lalu mentertawakannya.
“Kado yang kamu bawa ini murahan,“ ejek Shinta lalu melempar baju pembelian Azhar didepan mukanya.
Melihat sikap putrinya Pak Fandi mencoba untuk menasehatinya.
“Shinta hargai teman kamu, kamu tidak boleh bersikap seperti itu. Azhar sudah baik membelikan kamu baju,“ ucap pak Fandi.
“Tapi aku tidak perlu kado dari dia,"
jawab Shinta lalu mengusir Azhar dari pestanya.
Dengan rasa malu Azhar pergi
membawa kadonya kembali, di sepanjang jalan Azhar merenungi semuanya. Hati dia sangat hancur melihat sikap Shinta yang begitu kasar.
Langkah demi langkah ia berjalanan dengan rasa yang begitu sakit dan hancur karena cinta Azhar rela di perbudak oleh Shinta bahkan rela menerima sikap yang sangat kasar padanya.
Hembusan angin menjadi saksi penderitaan cintanya, hujan yang lebat telah mengguyur tubuhnya. Petir yang sangat keras menemani langkahnya.
“Kenapa hati kamu tak bisa menerimaku? apakah ini cinta? rasa yang begitu hancur saat aku menerima semua ucapannya,“ ucap Azhar dengan sedih.
Berhenti di sebuah tempat dia merenungi semuanya. Cinta yang ia miliki telah membuatnya hancur dan sedih, begitu besar cinta itu kepada Shinta. Dia berharap Shinta akan mencintainya.
Pada suatu hari Azhar bertemu Evan di café bersama wanita lain, mereka begitu mesra seperti sepasang
kekasih. Azhar semakin penasaran dengan wanita yang bersama Evan.
Azhar mengikuti Evan dan wanita itu pergi ke hotel, tapi Azhar tidak diperbolehkan masuk oleh satpam. Lalu Azhar pergi ke rumah Shinta untuk memberitahu semuanya, namun Shinta tidak mempercayai nya.
“Tidak mungkin Evan mengkhianatiku, dia hanya mencintai ku. Jangan pernah kamu fitnah Evan,” Ucap Shinta kasar.
“Tapi Shinta apa yang aku lihat itu Nyata, aku melihat Evan bersama
wanita lain dan mereka sangat mesra, " sahut Azhar.
“Evan sangat mencintai aku
lebih baik kamu pergi!!” bentak Shinta lalu mengusir Azhar.
Setelah itu Shinta pergi untuk menemui Evan dan menanyakan kebenarannya
"Apa benar kamu mengkhianati aku dengan wanita lain?“ tanya Shinta.
“Tidak mungkin aku mengkhianati kamu, sayang. Aku sangat mencintai kamu,” jawab Evan berbohong.
Malam ini Shinta dan Evan pergi ke sebuah tempat, di sana Shinta merasa asing dengan tempat itu.
“Tempat apa ini Evan?” tanya Shinta ketakutan.
Evan mengajak Shinta pergi ke tempat hiburan malam.
“Malam ini aku ingin memilikimu
seutuhnya Shinta,“ rayu Evan.
“Tidak Evan aku tidak mau,“
jawab Shinta.
“Kamu tenang aja aku pasti akan menikahi kamu,“ bujuk Evan.
Karena Shinta sangat mencintai Evan hingga apapun ia berikan untuknya
termasuk kehormatannya, sejak itu setiap malam Shinta selalu pulang dalam keadaan mabok.
Suatu hari Azhar datang kerumah Shinta dengan membawa setangkai bunga dan cincin.
“Semoga Shinta mau menerima aku. Malam ini aku akan mengungkapkan cinta kepada Shinta,” ucap Azhar penuh harapan.
Sampai dirumahnya Azhar menemui Shinta di depan orang tua.
“Mau apa kamu datang
ke sini? bukannya aku sudah bilang jangan pernah temui aku lagi!” ucap Shinta ketus.
“Shinta kamu tidak boleh seperti itu, hargai Azhar yang ingin
bertemu kamu,“ nasihat Bu Maryam.
“Ada apa Nak Azhar ingin menemui kami?“ tanya Pak Fandi.
Dengan gugup Azhar mengungkapkan
niat baiknya kepada mereka.
“Kedatangan saya ke sini ingin melamar Shinta, selama ini saya jatuh cinta dengan Shinta putri Bapak dan Ibu,” ucap Azhar tersipu malu.
“Apa kamu bilang? kamu mau melamar aku? aku tidak bisa menerima
lamaran kamu karena aku sudah punya pacar!!" kata Shinta emosi.
“Tapi Shinta aku sangat mencintai kamu," jawab Azhar.
“Tapi aku tidak pernah
mencintai kamu, seharusnya lihat diri kamu yang cupu dan kampungan!! aku dan kamu tidak sederajat," ucap Shinta menghinanya.
“Shinta jaga bicara kamu, Azhar ini pria yang baik. Kamu sudah punya pacar itu bukan alasan kamu untuk menolak Azhar, siapa yang pertama kali datang dia yang akan mendapatkan
kamu,“ ucap Pak Fandi tegas.
“Aku tidak akan pernah sudi punya suami seperti dia, kita ini keluarga berada sedangkan Azhar dia orang miskin dan kampungan,“ jawab Shinta.
“Baiklah Shinta mungkin saat ini kamu tidak bisa menerima aku, tapi aku akan selalu menunggu kamu di jalan takdir,“ ucap Azhar lalu berlinang air mata.
“Dasar cowok halu! Kamu dan Evan sangat beda. Evan anak orang kaya sedangkan kamu yang cupu dan miskin,“ ejek Shinta mentertawakan Azhar.
“Tapi Evan bukan pria yang baik untuk kamu, dia sudah mengkhianati kamu. jika kamu memilih Evan kamu akan menyesal,“ ucap Azhar dengan tegas.
Shinta begitu marah lalu menyuruh Azhar pergi dari rumahnya
“Lebih baik kamu pergi dari rumahku!” bentak Shinta lalu menarik tangan Azhar keluar dari rumahnya.
“Jangan pernah kamu temui aku lagi!” ucap Shinta kasar lalu menutup pintu rumahnya dengan keras.
Hati Azhar sangat hancur, cinta yang selama ini ia pendam telah ditolak mentah-mentah oleh Shinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Il Ji Mae
si sinta bikin geram aj nih
2021-06-05
0
Eny Marissa
dasar cwek gila
2020-11-16
1
*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]
(Ephixna)!! : "Cukup menguras emosi. Tapi, belum seberapa. Aku baru mulai."
2020-11-15
1