Hancur dan sedih itulah yang dirasakan oleh Azhar, menerima undangan pernikahan dari Shinta adalah pukulan keras untuknya.
“Shinta aku sangat mencintai kamu. Kenapa kamu tega melakukan ini?” ucap Azhar lalu membuang undangannya.
Pernikahan Shinta dan Evan sangatlah mewah, air mata bercucuran saat Azhar menyaksikan akad nikah mereka.
“Rasanya seperti mimpi aku melihatmu bersamanya. Shinta pupus sudah harapanku untuk bisa bersamamu,“ ucap Azhar dalam hatinya.
Setelah itu para tamu undangan mengucapkan selamat untuk pernikahan mereka. Langkah demi langkah Azhar berjalan menahan rasa sakit dihatinya. Dengan membawa kado Azhar mendekati Shinta yang tersenyum begitu bahagia.
“Shinta semoga kamu bahagia dengan pernikahan kamu,” ucap Azhar lalu berlinang air mata.
“Aku pasti bahagia menikah dengan Evan karena aku sangat mencintai nya,” jawab Shinta lalu memeluk suaminya didepan Azhar.
Begitu hancur hati Azhar melihat kemesraan mereka, selama ini Azhar sudah banyak berkorban untuk Shinta.
“Tapi aku mohon sama kamu izinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya aku bertemu denganmu,” ucap Azhar dengan permintaannya.
Shinta menolak permintaan dari Azhar “Aku tidak sudi kamu memelukku,” jawab Shinta. Azhar memegang tangan Shinta.
“Aku mohon Shinta izinkan aku untuk bisa memelukmu, ku janji setelah ini akan pergi dari hidup kamu untuk selamanya,” ucap Azhar lalu berlinang air mata.
pak Fandi dan Bu Maryam tak sanggup melihat kesedihan Azhar, pria yang begitu tulus mencintai putrinya. Harus berlinang air mata karena cinta, Shinta hanya terdiam lalu menatap mata Azhar yang begitu mengharapkan pelukannya.
Setelah berfikir akhirnya Shinta mengizinkan Azhar untuk memeluknya, Azhar langsung memeluk Shinta.
Dipelukan Shinta ia tumpahkan air mata.
“Aku berharap kelak nanti kita akan dipertemukan di jalan takdir Allah,“ ucap Azhar dalam hati lalu melepaskan pelukannya dan memberikan sebuah kado untuk Shinta.
“Terimalah kado ini Shinta, aku akan menunggumu dijalan takdir," ucap Azhar lalu pergi meninggalkan pesta pernikahan Shinta.
Pak Fandi mengejar Azhar yang pergi dari pesta pernikahan putrinya, lalu memeluk Azhar sambil bercucuran air mata.
“Maafkan anak Bapak, kamu pria yang baik. Kelak nanti ada waktunya kalian bersama,“ ucap pak Fandi.
“Aku sadar pak, cinta tidak bisa dipaksakan. Jika Shinta memang jodohku kelak nanti kita akan bertemu,“ jawab Azhar lalu mencium tangan Pak Fandi dan pergi membawa luka dihatinya.
Disepanjang jalan Azhar begitu sedih, wanita yang sangat dia cintai telah dipinang oleh pria lain.
“Shinta kamu adalah cinta pertamaku dan ku melepaskanmu untuk bahagia meski itu bukan bersamaku,” ucap Azhar dalam hati.
Dimalam yang hening Azhar melihat sebuah bintang diatas langit.
“Bintang aku rindu dengannya, tapi yang aku rindukan telah menjadi milik orang lain. Meski bintang itu jauh tapi terlihat indah seperti cinta walaupun jauh, tapi aku selalu merindukannya,“ ucap Azhar lalu memandang foto Shinta.
Semenjak Shinta menikah Azhar berusaha untuk focus kuliah, seringkali ia melihat Shinta dan Evan begitu mesra dari jarak jauh Azhar melihat mereka yang sangat romantis.
“Bahagia sekali mereka. Mungkin benar aku hanya pria bodoh yang mencintai kamu, seandainya kamu tahu Shinta rasa ini akan selalu ada untukmu. Meski sulit dan sangat menyakitkan, tapi cinta dihatiku akan selalu menunggu kamu,” ucap Azhar lalu pergi.
Bulan demi bulan ia lewati kini kandungan Shinta sudah semakin besar. Evan dan Shinta pergi ke toko perlengkapan bayi. Dari luar toko Azhar melihat mereka yang begitu bahagia menanti buah hatinya.
“Shinta sepertinya kamu bahagia dengan Evan, aku rindu senyumanmu,“ ucap Azhar dalam hati lalu berlinang air mata.
Shinta dan Evan adalah pasangan yang sangat mesra, keduanya sering menghabiskan waktu bersama.
Suatu hari Shinta melihat Azhar memakai motor bututnya.
“Jadi ini pria yang mencintai aku? seharusnya kamu tahu diri, siapa aku dan siapa kamu. Dasar cowok miskin!” ejek Shinta lalu pergi setelah menghina Azhar.
Kecewa itulah yang aku rasakan, wanita yang sangat aku cintai harus menghinaku.
“Karena aku miskin dan jelek Shinta menghinaku, aku janji suatu saat kamu akan jadi milikku karena hanya aku yang tulus mencintai mu,“ ucap Azhar.
Semenjak itu Azhar mulai focus untuk mengikuti ujian skripsi, dia berharap akan lulus dengan nilai terbaik. Dia pasrahkan semua kisah cintanya kepada Allah.
Azhar tetap semangat untuk kuliah meski tak ada penyemangat dihatinya. Hanya mimpi dan impian yang mampu membuatnya bangkit, dia percaya kelak nanti dia akan menjadi orang yang sukses.
Beberapa bulan kemudian Azhar dinyatakan lulus dan berhasil menjadi seorang sarjana, dia menjadi lulusan terbaik di kampusnya selain itu juga mendapatkan beasiswa S2 di Amerika.
Oleh sebab itu Azhar harus pergi dari Indonesia dan melanjutkan pendidikannya ke luar Negri. Azhar memutuskan untuk mengambil beasiswa itu, dia ingin mewujudkan mimpinya sebagai seorang arsitek.
Sebelum pergi Azhar datang menemui Shinta di rumahnya, begitu marah Shinta melihat Azhar yang selalu mengharapkan dirinya.
“Untuk apa kamu datang kesini?bukannya aku sudah pernah bilang jangan pernah temui aku lagi. Karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintai kamu,“ ucap Shinta.
“Aku kesini ingin melihatmu untuk terakhir kalinya karena setelah ini aku akan pergi, aku tahu kita memang tidak bisa bersatu saat ini, tapi hati ini akan selalu menunggumu dijalan takdir. Aku akan selalu melepaskan kamu untuk bahagia meski itu bukan bersamaku. Jadilah istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak kamu nanti, semoga kamu bahagia Shinta,“ jawab Azhar lalu pergi. Melihat sikap Azhar, Shinta hanya terdiam.
Azhar pergi ke bandara meski rasanya berat untuk melepaskan Shinta, tapi cinta Shinta bukan untuk dirinya melainkan untuk pria lain. Memandang foto Shinta hatinya begitu sedih dan hancur.
“Apa kamu tahu Shinta?hatiku begitu hancur melihatmu bersamanya, tapi aku tahu kamu hanya bisa bahagia dan tersenyum bersama Evan. Aku berharap dijalan takdir kita akan bertemu,“ ucap Azhar lalu memeluk foto Shinta dengan penuh kesedihan.
Azhar sangat sedih dengan kisah cintanya yang tak sampai, cintanya ke Shinta begitu besar. Dia lebih memilih pergi membawa cintanya hanya karena derajat dan penampilan Shinta tidak bisa menerimanya.
Sampai di Amerika Azhar belajar untuk melupakan Shinta, dia focus untuk kuliah dan bekerja. Selama di Amerika Azhar merubah penampilanya hingga banyak cinta yang menghampirinya, tapi hati Azhar tidak bisa menerimanya. Karena hanya Shinta yang ada dihatinya.
“Shinta aku sangat mencintai kamu dan sampai kapanpun akan selalu menunggun kamu,“ ucap Azhar lalu memandang foto Shinta. Saat di Amerika Azhar sangat merindukan Shinta.
Menunggu memang bukanlah hal yang mudah untuknya, tapi dengan menunggu aku merasakan kesempatan kedua untuk bisa memiliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Eny Marissa
udah sisa orang masih ja di tungguin
2020-11-16
1
Zahra
cowok lemah azhar tuh.
2020-10-02
2
Erna Waty
cwo lebay azhar tuh!!
2020-10-01
1