15

Meski semua siswa di sana mengklaim bahwa sifat EL memang benar baik dan tulus, namun Ruksa selalu merasa ada yang janggal pada pria itu, terlebih lagi sikapnya yang terlalu baik dan terlalu perhatian terhadapnya. Dan pada akhirnya menjadikannya sebagai bulanan pelampiasan kebencian dari KUMPULAN FANS SEJATI MIKAEL LEWIS. yang tentunya merasa iri terhadap kedekatannya dengan pria itu.

Bahkan ini jauh lebih parah saat dirinya di kucilkan oleh Queensha.

Para kumpulan itu tak hentinya membicarakan kekurangannya di sebuah forum khusus yang di buat secara khusus untuk mengutarakan kebenciannya.

Hal itu ia temukan saat tak sengaja menabrak salah satu siswi yang merupakan salah satu siswi yang berada di kelas yang sama dengannya.

Karena terlalu fokus dengan ponsel masing-masing membuat kecelakaan itu pun terjadi, semu buku yang di pegang siswi tersebut berserakan di atas lantai.

Saat hendak membantu, dirinya tak sengaja menangkap sebuah percakapan yang tengah membahas dirinya. Namun belum sempat membacanya hingga selesai, wanita itu langsung meraih ponselnya dan langsung memberinya tatapan sinis.

*Dasar anak zaman sekarang, bisanya membicarakan orang lain dari belakang. Gerutunya

Memangnya apa hebatnya pria itu*?

Ruksa pun mengembuskan nafas kasarnya, kedua tangannya terlipat di dada, seraya berpikir untuk melihat wajah asli dari Mikael Lewis yang sangat merek banggakan itu.

Setelah berpikir panjang, Ruksa pun memutuskan menyelinap ke sekolah untuk mencari wajah asli dari pria bernama EL itu, untuk antisipasi bahwa pria itu tak seperti dugaannya.

Saat menjelang malam, Ruksa pun beralasan pada ayah Dania bahwa dirinya akan belajar dengan serius menghadapi ujian yang akan di selenggarakan besok. Ia juga meminta pria itu untuk tidak boleh mengganggunya sama sekali, meskipun itu hanya satu detik saja.

Meski terkesan tak seperti biasanya, namun Ruslan langsung mempercayainya begitu saja. Dia bahkan memberikan beberapa snack serta jus untuk membantu putrinya agar terus bersemangat.

Dia bahkan mengecilkan volume televisinya agar tidak mengganggu konsentrasi putrinya dalam belajar.

Setelah memastikan bahwa semuanya aman, Ruksa pun memilih jendela kamarnya sebagai jalur pelariannya, di sebrang jalan raya Dania sudah menunggu dengan seorang pria.

Awalnya Ruksa tak menyadarinya karena cahaya malam yang minim, setelah jarak di antara mereka semakin menipis, tubuhnya seketika mematung seperti boneka kayu.

Dari sekian banyaknya bawahan yang di milikinya, kenapa harus Ismail? Dasar gadis bodoh! Gerutunya dalam hati.

Ia pun menepuk jidatnya dengan sangat keras, lalu membuang dan menarik nafasnya beberapa kali, berharap hal tersebut bisa mengurangi rasa amarahnya.

Di rasa sudah tenang, Ruksa pun berjalan santai menghampiri Dania dan Ismail. Dengan raut wajah yang ia buat senatural mungkin.

Tanpa berkata basa basi ketiganya langsung menuju ketempat tujuan mereka.

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit menggunakan kendaraan mobil dengan laju kendaraan yang cukup cepat untuk bisa sampai di belakang sekolah yang tempatnya berada tepat di dekat sebuah bukit kecil.

" Apa yang akan kita lakukan di sekolah malam-malam begini? " Tanya Dania yang masih tak tahu tujuan Ruksa yang sebenarnya.

Ruksa pun berbalik seraya mendelik tajam, dirinya masih kesal dengan sikap polos Dania. " Ikut saja, jangan banyak bacot. " timpalnya setengah berbisik dengan nada ketus.

Dania pun mencebikkan bibirnya lalu mengikuti Ruksa dari belakang. Meninggalkan Ismail yang sengaja mereka tugaskan untuk menjaga kendaraan mereka.

Ternyata, meski katanya sekolah itu memiliki keamanan yang mutakhir, namun ternyata, sepertinya itu hanya sebuah isapan jempol belaka. Bagaimana tidak? Ruksa dan Dania yang bahkan tak memakai alat-alat pun bisa masuk dengan mudahnya kedalam area sekolah itu.

Keduanya perlahan berjalan menuju gedung tempat ruang guru berasa. Akan tetapi langkah mereka terhenti ketika Dania menangkap sebuah cahaya yang cukup terang dari sebuah gedung yang tak terpakai, di mana tempat itu merupakan tempat perkelahiannya dengan Roland.

Keduanya saling bertukar pandang dan akhirnya memutuskan untuk memeriksanya.

Setibanya di bangunan terbengkalai itu, secara diam-diam keduanya mengintip dari dari balik tembok dan menemukan sebuah kelompok anak remaja tengah mengelilingi sesuatu.

Karena penasaran keduanya pun semakin dekat.

Secara refleks tangan Dania membungkam mulutnya, tubuhnya gemetar, perutnya terasa mual dan bisa muntah kapan saja. Namun seketika mual itu hilang ketika Ruksa berbalik dan kembali melemparkan tatapan sinis terhadapnya, membuatnya harus menelan kembali apa yang seharusnya tadi keluar.

Ruksa mengernyitkan kedua alisnya heran, bagaimana bisa di sekolah itu ada kegiatan sambung manusia? Di mana mereka melihat dengan jelas bahwa sekelompok pelajar itu tengah menikmati pertarungan antara seorang pria bertubuh kurus melawan pria bertubuh besar.

Tentunya pria bertubuh kecil itulah yang sangat di rugikan, selain tak memiliki dasar bela diri sama sekali, pria itu juga terlalu lemah.

Tak hanya sekedar sambung ayam saja, mereka bahkan berpesta miras.

Sungguh Ruksa tak bisa mempercayai apa yang di lihatnya, awalnya ia berniat mengorek sifat asli dari EL, tapi ternyata dirinya malah menemukan sesuatu yang sangat sulit untuk di terima.

Ia juga menangkap beberapa potret yang ia kenali salah satunya Roland dan juga Laila yang tengah asik menonton sambung manusia itu seraya menikmati segelas Wine.

Apa mereka ini sungguh merupakan anak SMA? Sangat miris!

Tak ingin membuang kesempatan langka, ia pun merogoh ponselnya dan mulai membuat dokumentasi.

*K*rak!

Tiba-tiba kaki Dania tak sengaja menginjak sebuah bolot bekas air mineral.

Gadis ini! Bisakah dia berhenti mengacau?! Gerutunya dalam hati.

Kedua tangan Ruksa mengepal dengan erat, ingin rasanya ia membuang gadis itu kelaut dan menenggelamkannya.

Jantung mereka berdua pun berpacu dengan cepat, ketika salah satu penonton di sana menyadari suara tersebut. Dan sialnya orang itu berjalan kearah mereka.

Ya tuhan, kenapa Engkau begitu mencintai ku, sehingga membuatku harus mengalami hal seperti ini? Batin Ruksa.

Tap.

Tap.

Tap.

Kedua jantung perempuan itu semakin berpacu dengan cepat, setiap kali orang itu maju satu langkah, hingga satu langkah lagi orang itu bisa menemukan keberadaan mereka. Tiba-tiba . . .

" Ada apa Yan? " Tiba-tiba seorang pria lain datang.

" Tadi aku mendengar suara. " ungkap orang itu.

" Sudahlah lupakan saja, mungkin itu hanya seekor kucing, sudahlah jangan terlalu di pikirkan, bos besar memanggil, katanya ada sesuatu yang harus dia katakan. " kata pria itu.

" Baiklah. " Orang itu pun akhirnya mengikuti perkataan temannya itu dan meninggalkan tempat itu.

Setelah memastikan bahwa kedua pria itu telah pergi, Ruksa dan Dania pun menghela nafas secara bersamaan.

Keduanya pun setuju untuk segera pergi dari sana sebelum ada orang lain lagi yang menyadari keberadaan mereka.

" Sudah selesai? " tanya Ismail.

" Begitulah. " timpal Dania. " Bisakah kita pergi? Malam semakin larut. " tambahnya.

Tanpa melontarkan kembali pertanyaan, pria dengan kaca mata sebelah itu pun menghidupkan mesinnya dan membawa laju kendaraan itu dengan kecepatan sedang.

Setelah berhasil kembali ke dalam kamarnya, Ruksa pun merenungkan apa yang baru saja di lihatnya. Sepertinya harinya akan semakin menarik

Terpopuler

Comments

Siska Feranika

Siska Feranika

Lanjut...alur ceritanya bagus dan jelas... bacanya juga makin asik aja...🥰🥰🥰🥰

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!