16

Tok! Tok! Tok!

Pintu itu tiba-tiba di ketuk, membuat Dania yang tengah belajar dengan Ruksa langsung memutuskan penggilan itu secara sepihak, kemudian menata kembali mejanya dengan rapih. tak lupa ia pun membenahi dirinya dan berpura-pura sibuk dengan komputernya.

" Masuk! "

Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok Ismail yang membawa sebuah amplop berdesain mewah di tangannya.

" Nona ada undangan. " kata Ismail seraya menyerahkan sebuah amplop yang memiliki desain merah berwarna biru benderang.

" Terima kasih, kamu bisa pergi. " Dania berkata seraya mengambil amplop tersebut dari tangan ismail.

Pria berkacamata sebelah itu menganggukkan kepalanya seraya undur diri meninggalkan ruangan itu.

Setelah memastikan bahwa pria itu telah pergi. Dania pun mengambil ponselnya lalu menghubungi Ruksa kembali seraya mengatakan bahwa dirinya baru saja mendapatkan sebuah undangan pesta di sebuah restoran berbintang lima.

Tertulis jelas di sana, bahwa dia di undang untuk merayakan berdirinya cabang baru dari perusahaan Dream yang merupakan sebuah perusahaan milik Bismo Kusuma, mantan kekasih Ruksa.

Meski tak ada kata putus di antara keduanya, tapi bagi Ruksa, sejak ia melihat dengan kedua mata kepalanya sendri bahwa sang kekasih telah mengkhianati cintanya, dia sudah menganggap bahwa pria itu sudah tak ada hubungan lagi dengannya.

Sungguh dirinya ingin melihat pria itu hancur, Ruksa pun termenung, memikirkan agar nanti mood pria itu hancur.

Tak lama kemudian, sebuah ide muncul di dalam benaknya, Ia pun menyuruh Dania untuk menghadiri acara itu. Tentunya dia harus berpenampilan sangat cantik dan anggun.

" Tapi ini adalah pertama kalinya aku ke sana. " Ungkap Dania.

*

Jam di ponsel sudah menunjukan pukul 19:00, dan di sinilah Dania berada. Di depan sebuah restoran mewah bergaya klasik, dirinya berdiri mematung menatap gedung pencakar langit.

Kedua telapak tangannya telah basah oleh keringat dingin miliknya.

" Haruskah aku kembali pulang ke rumah saja? " gumamnya.

" Jangan bodoh, kita sudah sejauh ini. Dan juga kita sudah sepakat untuk membantu satu sama lain menyelesaikan masalah. Jangan bilang kalau lo nggak mau bantuin gue. " ungkap Ruksa di sebrang sana dengan nada marah.

" Bukan seperti itu, hanya saja aku sedikit malu dengan pakaian ini. "

" Kenapa harus malu? Denger yah, jutaan manusia di bumi ini selalu menatap iri sama badan gue yang sempurna, seharusnya lo harus bersyukur banget, karena jiwa lo bisa masuk ke tubuh gue dan menikmati semua kekayaan yang gue miliki. "

Kepala Dania menunduk menatap gaun malamnya yang begitu terbuka, dengan memperlihatkan kaki jenjangnya serta memamerkan kulit punggungnya yang begitu putih nan mulus. Tak bisa di pungkiri, Ruksa memang memiliki tubuh yang begitu bagus yang membuatnya iri.

Namun tetap saja ia merasa malu berpakaian seperti itu, jika ayahnya tahu, dia pasti sudah di coret dari kartu keluarga.

Apalagi sejak tadi, entah kenapa? setiap orang yang lewat di depannya, mereka tak berhenti menatapnya lalu membicarakannya.

Tanpa sadar, hal tersebut mengingatkannya akan suasana sekolah yang selalu membuatnya merasa terpuruk setiap hari. Rona di wajahnya memucat, indra pendengarnya tiba-tiba rusak. Ia bahkan tak bisa mendengar suara Ruksa yang terus memanggilnya melalui ipod yang ia terpasang di telinganya.

" Ada apa nona? Apa ada sesuatu yang mengganggu mu? "

Tubuh Dania pun langsung tersentak, ia pun tersadar dari lamunannya, tubuhnya berbalik dan mendapatkan sosok Ismail yang tengah menatapnya dengan tatapan datarnya.

Dania pun mengernyitkan alisnya, sejak kapan pria itu berdiri di sampingnya? Bukan kah tadi dia bilang akan memarkirkan kendaraannya? Kenapa begitu cepat sekali?

" Bukan apa-apa. " kata Dania

" Benarkah? Tapi saya lihat bahwa wajah anda terlihat sangat pucat. " ujar Ismail.

Meski air mukanya tak berubah namun Dania menyadari bahwa pria itu sedang mengkhawatirkannya.

" Apakah anda ingin pulang? Saya bisa mengatakan kepada tuan Bismo bahwa. . . .

" Tidak perlu, saya baik-baik saja. Kamu tak perlu khawatir. " Sela Dania yang kemudian berjalan masuk kedalam restoran mewah itu.

Walau dirinya sedang gugup setengah mati, namun karena dirinya tak ingin mengecewakan kepercayaan Ruksa, ia pun mau tak mau harus mengalahkan rasa takut dan gugupnya.

Setibanya di dalam, dirinya terperangah melihat kemewahan dari restoran itu. Semua benda yang ia lihat dari televisi kini ada nyata di depan matanya.

Tak hanya mewah dari luar saja, ternyata di dalam restoran itu jauh lebih megah.

Ratusan bola kristal menggantung indah di langit langit, serta puluhan bunga putih yang menambah kesan elegan tempat itu.

Saat dirinya tengah terpukau dengan tempat itu, tiba-tiba sebuah tangan besar melingkar di pinggangnya sempit memeluknya erat dari belakang, seketika Dania pun menegang.

Haruskah ia membanting tubuh pria itu?

" Kamu akhirnya datang, ku pikir kamu masih marah terhadapku. " ucap pria itu sedikit berbisik seraya mengeratkan pelukannya membuat nafas Dania terasa sesak saja.

Merasa tak nyaman dengan pelukan Bismo, atas persetujuan Ruksa, Dania pun meronta, melepaskan diri dari genggaman pria itu.

Melihat sikap kekasihnya yang tak biasa membuat Bismo kebingungan akan sikapnya yang tak biasa.

" Apa kamu marah karena aku tak menjenguk mu di rumah sakit? " Tanya nya dengan nada bersalah, pria itu menghela nafas, lalu berjalan mendekat, namun Dania yang ketakutan memundurkan langkahnya.

" Okeh, aku salah, dan aku minta maaf, karena tak bisa menjenguk mu, kamu tahu aku sangat ingin menjenguk mu tapi salah satu anak perusahaan ku mendapat masalah dan aku harus pergi dan membereskan masalah tersebut " ungkapnya. " Ku harap kamu mengerti. "

Ruksa yang mendengar pengakuan palsu dari mantan kekasihnya dari alat penyadap yang ia pasang di anting Dania, ingin sekali memukul wajah pria tak tahu malu itu hingga bonyok.

Bagaimana bisa pria itu bersikap biasa saja setelah apa yang dilakukannya di belakang dengan wanita lain? Sungguh pria busuk!

Baru mendengar suaranya saja, Ruksa sudah muak dengan suara dari mantan kekasih yang tak tahu malu itu, ia pun mengarahkan Dania untuk segera meninggalkan pria itu sesegera mungkin.

Dengan patuh Dania pun mengikuti setiap kata yang di ucapkan oleh Ruksa, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu bersama Ismail. Tentunya ia tak menggubris sama sekali perkataan dari Bismo.

Dania beruntung, bahwa Ruksa mau menemaninya meski pun itu hanya melalui tripod yang pasang secara diam-diam , ia tak menyangka bahwa pria itu memiliki aura dominan yang menyeramkan.

Tanpa di sadari, Dania telah membangunkan makhluk menyeramkan yang bersemayam di dalam tubuh Bismo

Terpopuler

Comments

Siska Feranika

Siska Feranika

Yee dia yang salah kok dia yang marahan...Bismo egois...

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!