03

Setelah di nyatakan sehat dan di perbolehkan pulang oleh pihak dokter masing-masing. Kedua perempuan itu pun pada akhirnya menjalani kehidupan dengan jiwa yang masih tertukar.

Dan sejak kepulangan mereka ke rumah masing-masing, Sang malaikat maut tak pernah menampakkan batang hidungnya sama sekali. Membuat Ruksa di buat frustasi olehnya.

Karena masih dalam pemulihan, Dania maupun Ruksa di larang banyak bergerak pasca kecelakaan oleh dokter.

Meski pun keduanya tak bisa bertemu, namun keduanya masih bisa saling berkomunikasi melalui smartphone mereka.

Terkadang, Ruksa ingin membanting smartphone milik Dania yang terbilang sangat lemot itu, tak hanya itu saja, bahkan layar touch screen nya begitu sulit untuk di gunakan.

Ia pun meminta Dania untuk bertemu besok dan membawakannya sebuah smartphone baru untuk dirinya.

Setelah bertemu di sebuah restoran mewah, kedua perempuan itu saling bertukar informasi, mengenai siapa saja orang-orang yang patut di hindari dalam kehidupan ini.

Ruksa tentunya memiliki banyak orang yang harus di waspadai dan dihindarinya. Dua di antaranya adalah mantan kekasihnya dan juga ayahnya, ah dan jangan lupakan asisten pribadinya, sebab ia tak mau jadi bahan olok-olok bawahannya itu.

Sedangkan Dania, tentunya Queensha lah orang nya, dan juga teman-temannya, meski mereka terlihat bersikap acuh tak acuh saat berada di lingkungan sekolah. Namun, saat mereka bertiga mengajaknya pergi ke sebuah bangunan terbengkalai, di sana lah mereka menampakkan sosok aslina.

" Tak heran jika kamu di perlakukan seperti itu, lagi pula penampilanmu ini sudah ketinggalan zaman. " Ruksa Berkata seraya menyeruput jus mangga yang ia pesan, awalnya ia ingin memesan wine, tapi Dania menolaknya karena ayahnya pasti akan tahu.

Ruksa sedikit tertegun lali tersadar, bagaimana bisa ia melupakan bahwa kini jiwanya tidak berada di dalam tubuhnya? ia pun menghela nafas dan memilih untuk memesan jus mangga saja.

Di hari yang begitu cerah, Ruksa dengan penampilan cupunya berjalan memasuki lingkungan sekolah elit itu, seperti siswa lain pada umumnya.

Dan benar saja apa yang di katakan gadis itu, meski Dania sudah tak masuk beberapa hari, namun tak ada satu pun dari teman sekelasnya yang menanyakan tentang kabarnya, semuanya bersikap acuh tak acuh, seolah-olah Dania tak pernah ada di kelas itu.

Saat pelajaran kelas tengah berlangsung, Ruksa mati-matian menahan kantuk, sebab ia harus bersikap seperti Dania yang selalu rajin menyimak pelajaran. Karena jika tidak, maka identitasnya pasti akan terbongkar.

' Ini pelajaran kapan selesainya anjir? Perasaan dari tadi nggak selesai-selesai. ' batin Ruksa, karena kantuk yang tak kunjung pergi itu, Ruksa pun hanya bisa mencoret-coret bukunya dengan membuat gambar yang tidak jelas bentukannya.

Saat bel istirahat berbunyi, Ruksa pun terbangun dari tidurnya, ia pun bergegas pergi menuju kantin.

Setibanya di sana, semua mata tiba-tiba mengarah padanya. Tatapan mereka terlihat menatapnya dengan tatapan jijik, namun tak ada satu pun dari mereka yang mau berbicara atau pun menegurnya. Dan tentunya Ruksa tak peduli akan arti tatapan itu, karena yang terpenting sekarang adalah mengenyangkan perutnya.

Memang pantas di sebut sekolah internasional, selain pihak sekolah yang menyediakan tempat makan yang begitu nyaman, koki mereka juga termasuk koki yang handal, sebab mereka sangat memperhatikan gizi makanan murid di sana.

Saat hendak mencari tempat duduk, tiba-tiba ia tersandung, hingga menjatuhkan semua makanan yang ada di atas nampannya.

Semua siswa di sana terkekeh geli melihat penampilan kacaunya.

Sungguh tragis hidup gadis ini, sudah jelek tak ada yang peduli pula. Batin Ruksa yang merasa kasihan.

Karena tak bisa tertolong, mau tak mau Ruksa pun melewatkan jam makan siangnya.

Kring!!!! Kring!!! Bel pun berbunyi, menandakan bahwa kelas telah berakhir.

Di dalam hati, Ruksa berteriak penuh kemenangan, ia pun dengan antusias merapihkan peralatan tulisnya lalu pulang ke rumah.

Akan tetapi, tiba-tiba dua orang gadis muda menghampirinya, dengan memiliki tinggi yang sama serta memiliki rambut panjang hitam yang mereka ikat secara asal namun masih meninggalkan kesan mode.

" Ayo ikut. " ucap salah satu gadis yang di ketahui bernama Kayla.

Ruksa pun dengan patuh mengikuti mereka, hingga akhirnya mereka membawanya kesebuah bangunan terbengkalai, di sana Queensha sudah terduduk cantik menunggu kedatangannya.

Setibanya di sana, tiba-tiba tubuhnya tersungkur ke tanah, hingga di kedua tangannya mendapat beberapa lecet.

Setelah membuatnya tersungkur, Kayla dan Diska pun mulai memukul tubuhnya dengan sebuah balok kayu, menarik rambutnya serta membuatnya meminum susu basi.

" Ayo menggonggong. " Queensha berkata.

' Cuih. ' dengan sengaja, Ruksa meludahi wajah cantik Queensha yang terduduk di depannya.

Membuat sang empu menjerit histeris karena jijik, gadis itu terlihat sangat panik. Ruksa yang melihat tingkah Queensha yang bersikap berlebihan itu tak bisa menahan tawanya.

Tawanya begitu menggema.

Plak! Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipinya, namun hal tersebut tak membuatnya tak berhenti untuk tertawa, bahkan ketika tubuhnya di pukuli oleh Kayla dan Diska, dia terus tertawa.

Hingga pada akhirnya membuat Queensha tak tahan dengan suara tawa Ruksa yang tak ada tanda-tanda untuk berhenti.

Merasa sedang di remehkan, Gadis cantik itu mengambil sebuah balok kayu yang kemudian ia gunakan untuk memukul tubuh Ruksa hingga babak belur.

Tapi hal tersebut tak membuatnya berhenti tertawa, tapi tiba-tiba tawanya berhenti, tatapannya menjadi gelap, menatap tajam pada Queensha seraya menyunggingkan senyumnya. " Kenapa berhenti? apa segini hanya segini kekuatan mu YANG MULIA? " ucapnya dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya

Dada Queensha menjadi kembang kempis, awalnya ia berniat untuk melampiaskan kekesalannya pada Dania, namun ternyata, gadis itu malah membuatnya semakin marah dan juga takut di waktu bersamaan. " Lo, kerasukan setan halus yah! Hah! "

" Kan setannya lo, ups salah, lo kan bukan setan, melainkan penghuni neraka jahanam! " timpal Ruksa secara gamblang, membuat gadis di depannya naik pitam

" N*jis! Bangs*t! Berani lo yah sama gue! " ucapnya dengan nada kesal. " Kita lihat, apa mulut najis lo masih bisa berbicara?!" tambahnya seraya mengambil sebilah pisau kecil dari tas nya yang kemudian ia tusukkan pisau itu perut Ruksa

Darah merembes keluar dari balik seragam putih milik Dania.

" Ahh!! " tiba-tiba Queensha berteriak ketakutan, tangannya menjatuhkan pisau berlumuran darah ke tanah. Menyadari bahwa sikapnya sudah keterlaluan. rona di wajahnya mulai memucat, apalagi melihat Ruksa yang sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah.

Kayla dan Diska yang melihat genangan darah tersebut, ikutan menjadi panik. Tapi bukannya menolong dan membawa Ruksa ke rumah sakit, ketiga gadis itu malah berlari terbirit-birit.

Di rasa Queensha and the geng telah pergi, Dania pun muncul dari balik bangunan, seraya membawa p3k yang sudah disediakannya untuk berjaga-jaga. Meski jiwanya tak berada di dalam tubuhnya, namun ia bisa merasakan kesakitan yang di alami Ruksa.

" Apa perlu bertindak sejauh ini? " tanya Dania

" Jika tidak, maka orang-orang tak akan percaya begitu saja, jadi kita harus bertindak secara ekstrem. " Ruksa berkata seraya bangun dari posisi tidurnya sembari berjalan tertatih-tatih menuju kamera tersembunyi yang sudah ia dan Dania siapkan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!