19

Sesampainya di rumah, Ruksa langsung memeriksa kelengkapan yang di bawa oleh bawahannya itu.

Kedua bola matanya menatap takjub pada isi tas itu. Memang Ismail adalah bawahannya yang terbaik dan nomor satu, pria itu tak pernah mengecewakan dirinya bahkan untuk sekali pun.

Ketika dia kembali ke tubuhnya ia berjanji akan memberikan bonus besar pada pria itu.

Tapi Ruksa sedikit tidak mengerti, kenapa bawahannya begitu mudah memberikannya semua benda yang diinginkannya? Setahunya pria itu tak mudah memberi barang pada seseorang yang tidak di kenalnya.

Apa mungkin karena aku sudah berjasa menyelamatkan bosnya?

Namun Ruksa tak ingin berpikir berlebihan, ia pun mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Tapi satu hal yang membuat dia kesal, setelah mengawasi pembicaraannya dengan Ismail. Mahkluk yang menganggap dirinya malaikat itu malah pergi begitu saja tanpa mengatakan sudah sejauh mana tentang mengembalikan jiwa mereka.

" Aish, dasar makhluk jelek nggak berguna! "gerutunya.

" Apa yu bilang! Ay tidak berguna? Apa yu nggak lihat kantong bawah mata Ay yang sudah seperti panda ini hah?! " Tiba-tiba sosok itu datang entah mana, memarahi Ruksa habis-habisan seraya menunjukkan kantung mata yang sudah menumpuk.. " Ay peringati yah, yu dalam pengawasan ay. " tambahnya kemudian menghilang begitu saja tanpa mendengarkan balasan dari Ruksa.

Sepeninggalannya makhluk tersebut, Ruksa pun mendengus dan ingin mencaci maki, namun ia urungkan sebab ia tak ingin membuang waktunya untuk berurusan lebih dengan mahkluk yang selalu membuatnya ingin meninju wajah jeleknya itu.

Kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri. Ia pun memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya memainkan ponselnya yang baru.

Akhirnya setelah delapan hari berlalu ia akhirnya bisa bebas dari ponsel yang sudah usang itu.

Ia pun mencoba ponsel barunya dengan saling bertukar pesan dengan Dania. Ruksa pun merasa lega bahwa gadis itu baik-baik saja. Dia juga menginformasikan bahwa rapat itu akan di tunda hingga akhir pekan. Yang di sebabkan oleh kondisinya yang sedang drop.

Dania juga mengatakan bahwa Bagaskara Wisesa alias ayah Ruksa, sangat baik dan begitu perhatian. Dia juga melarang siapapun untuk menemuinya termasuk Bismo.

Dan berkat kejadian itu pula, Ayah Ruksa memintanya untuk tidak berhubungan lagi dengan pria itu, yang di karena sebuah paket yang di kirimkan kerumahnya dan isi paket tersebut merupakan kumpulan poto yang menunjukan bahwa pria itu bukanlah pria baik.

Di dalam waktu bersamaan, Ruksa merasa lega mendengar kabar hal tersebut namun ia juga merasa bersalah, karena dirinya gadis itu harus mengalami hal itu.

*Maaf.

Satu* kata itu terkirim begitu saja kepada Dania. Tak lama kemudian gadis itu pun membalas hal yang sama, dia merasa tak enak karena membuat Ruksa harus menjalani kehidupannya yang mengerikan.

Ruksa pun terkekeh, tangannya mengetikkan beberapa kata yang mengutarakan perasaannya bahwa dirinya sangat menikmati kehidupannya sebagI anak SMA, Masa di mana yang selalu di rindukannya, Dan ia juga bersyukur karena bisa bertemu lagi dengan Ruslan, namun hal terakhir itu tak diutarakannya. Sebab ia ingin hal itu menjadi rahasia kecilnya sendiri.

Tanpa tersadar ia tertidur begitu saja hingga ayah Dania membangunkannya untuk makan malam.

" Kenapa aku baru sadar bahwa memiliki jerawat itu ternyata sangat menyiksa dan semenyakitkan ini. " Ungkapnya seraya menekan-nekan jerawat yang sedang matang-matangnya, beruntung ia menghubungi Ismail dengan tepat waktu, jika tidak ia harus menderita kembali.

Sebelum mengaplikasikan produk yang di berikan Ismail, Ruksa pun terlebih dahulu membasuh dan membersihkan wajahnya dengan sabun khusus, di rasa sudah bersih sempurna ia pun mulai mengaplikasikan produk anti jerawat tersebut.

Sudah lama dirinya tertidur dengan begitu pulas. Ia pun bangun dari tempat tidurnya dan merenggangkan tubuhnya lalu berjalan ke arah cermin untuk melihat hasilnya.

Kedua bola matanya terbeliak terkejut melihat efektivitas dari produk yang di bawa Ismail tersebut.

Memang, uang tak pernah berbohong. Dalam semalam, semua jerawat di wajahnya mulai mengempis.

Dengan perasaan bahagia, Ruksa pun bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri, untuk hari ini ia membiarkan rambutnya terurai begitu saja, tentunya ia kacamata tebal itu selalu menjadi pelengkap dari penampilannya.

Seperti nya aku harus menjalani operasi iris mata? batinnya seraya menatap bayangannya di dalam cermin.

Mungkin ia juga harus rajin berolah raga untuk membentuk lekuk tubuhnya ini, yah anggap saja ini adalah hadiah darinya untuk Dania saat mereka sudah kembali normal.

" Dania, ada apa dengan rambut mu? " tanya Ruslan yang merasa terheran-heran dengan penampilan baru dari putrinya.

" Kenapa? Apa ini terlihat aneh? "

" Tidak, hanya saja kamu tak seperti biasanya. " ujarnya. " Dan juga siapa yang bilang, bahwa putri ayah yang cantik ini aneh hmm? Bagi ayah, kamu adalah putri tercantik di dunia. " Ungkapnya dengan antusias seraya mencubit kedua pipi putrinya.

Seketika wajah Ruksa pun menjadi merah padam. Ia pun menghempaskan kedua tangan itu dari wajahnya.

Ruslan pun terkekeh geli melihat ekspresi malu dari putrinya, salah satu tangannya mengacak rambut putrinya hingga berantakan, membuat sang empu di buat kesal oleh sikapnya.

Pria itu pun tergelak, suara tawanya begitu renyah hingga memenuhi ruang makan itu.

Ruksa pun terpana akan pemandangan itu, namun ia menggelengkan kepalanya bahwa dia tak boleh melihatnya seperti itu, akan aneh jadinya jika ada orang lain yang melihat dirinya yang seperti itu.

" Oh iya kemarin seorang anak laki-laki datang, dan katanya bahwa dia ingin menjemput mu. "

Dahi Ruksa pun mengernyit, seingatnya Dania tak pernah bercerita tentang laki-laki.

" Kalau tidak salah namanya Mikael. "

Uhuk! uhuk! Ruksa pun terbatuk. " Siapa? "

" Mikael. " timpalnya dengan raut kebingungan. " Kenapa apa dia pacar mu? "

Pantas saja kemarin ada puluhan panggilan tak terjawab dan puluhan pesan yang masuk ke dalam ponselnya dan semuanya itu dari Mikael. Sebelumnya ia tak sempat mengeceknya karena sibuk dengan Ismail.

Ia pun hanya terdiam tak menjawab pertanyaan bodoh itu. Dan memikirkan hal apa yang membuat anak laki-laki itu tertarik padanya.

Di saat otaknya tengah berpikir keras, tiba-tiba ponselnya bergetar, tampak sebuah nomor asing masuk. Dahinya mengernyit menatap layar ponsel itu. Akan tetapi tanpa pikir panjang ia pun menggeser ikon hijau pada layar ponselnya, mendekatkannya pada daun telinganya.

" Halo, "

" Akhirnya kamu mengangkatnya, aku khawatir sejak kemarin kamu tak bisa di hubungi, bahkan kamu tak masuk kelas. Apa ada sesuatu yang terjadi ? "

Begitu mendengar kata pertama yang terucap dari sebrang sana, Ruksa menyadari bahwa no tersebut adalah nomor milik Mikael yang belum sempat ia simpan. Padahal sebenarnya ia lupa untuk menyimpan nomor anak laki-laki itu.

" Ah bukan apa-apa. Kalau begitu kita bahas nanti saja di sekolah. oke? " Tanpa menunggu jawaban dari sebrang sana Ruksa pun langsung menutup panggilan itu secara sepihak.

Terpopuler

Comments

Siska Feranika

Siska Feranika

Lanjut bikin penasaran 😍😍

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!