Perumahan ini adalah hunian yang paling Elite bersebarangan tempatnya Asri yang letaknya sangat strategis.
Merupakan satu-satunya hunian dengan Golf Residence yang menyuguhkan Golf dan City View. Fasilitas golf berkelas internasional dengan 18 holes,di desain oleh desainer golf terkemuka .
Golf course dengan quarter fairways dengan tingkat kesulitan yang menantang.
Yang masing-masing jaraknya kurang lebih 1 km. Sehingga memberikan kemudahan akses nilai investasi yang sangat menguntungkan kepada para investor.
Karena si rambut merah ini masih saja tetap mencengkram pergelangan tanganku, maka aku berusaha melepaskanya.
"Lepaskan tanganmu,sebelum kesabaranku habis!!!!"Gertakku kepadanya sambil menatap tajam setajam pisau yang siap menghunus.
Dia masih saja tetap menakutiku dengan cara mencengkram.Tiba-tiba ada seseorang yang datang tanpa permisi, menarikku ke belakang punggungnya.
"Akhirnya,lepas juga."Kataku dengan sangat lega sekali.
Tubuh yang atletis tampan dan berambut cepak ala tentara tidak banyak bicara dan
kemudian menghajar pria berambut merah.
Tanganya melingkar pada dada si rambut merah sambil mengunci kakinya. Dan dia pun menarik dan membantingnya.
"Booooom ..." Suara terdengar nyaring sekali.
Lalu mambantingnya di jalan yang keras itu .
Tidak itu saja dia menindih perut si rambut merah dan beberapa kali memukulinya secara bertubi-tubi dengan membabi buta.
"Bukkkk...gedebuk...gedebuk..."
Kemudian si rambut merah bangun kemudian mendorong tubuh pria yang berambut cepak
sambil merintih kesakitan , si rambut merah tak mau kalah dia meninju si rambut cepak.
Bak Muhamad Ali tepat di wajahnya.Si rambut cepak pun mengambil ancang-ancang yang siap melakukan pembalasannya.
Bak seorang wasit pada turnamen judo aku menghentikan mereka,namun mereka tetap beradu.
"Sebentar....sebentaaaar,berhentiii!!!!!"Aku pun berteriak kepada mereka berdua agar mereka menhentikan perkelahiannya.
Akhinya mereka menghentikanya juga,dan gencatan senjata pun terjadi.
Seperti di berita-berita gencatan senjata itu kalau di perang, adalah penghentian perang atau sebuah konflik bersenjata apapun untuk sementara.
Dimana kedua belah pihak yang terlibat setuju untuk menghentikan tindakan yang agresif itu untuk sementara waktu.
Pria berambut cepak menghampiriku lalu dia memegang tanganku seraya berkata.
"Apa kau baik-baik saja?"Tanya Erick padaku sambil mengamatiku.
"Iya aku baik-baik saja."Jawabku dengan entengnya, sambil mataku terbelalak karena sang Ketua OSIS tiba-tiba muncul di depanku.
"Sialan!, kalian adalah manusia aneh kenapa? kalian sangat suka kekerasan!!!"Ujar si rambut merah kesal dan merintih kesakitan.
Aku melihat si rambut merah babak belur dan matanya memar oleh tinju Kak Erick.
Erick di baik-baik saja dia hanya ada sedikit goresan di wajahnya.
"Ini salah paham kakak kelas,maafkan dia ya."
Aku pun berkata demikian sambil memohon kepadanya.
"Tapi kulihat tidak demikian,pria ini sangat sembarangan,mencengkram merundung,aku tidak mungkin salah paham!"Kata Erick yang masih menatap tajam si rambut merah tanda gencatan senjata bisa batal kapan saja.
"Maafkan dia kali ini ya kumohon."Ucapku memelas pada Erick dan menghampiri si rambut merah.
"Dengar ya ikuti aku, agar Kakak Erick tidak menghajarmu ok."Bisikku lembut pada si rambut merah.
"Baiklah,"dia mengangguk patuh padaku.
"Apa kau mengenalnya?aku rasa dia orang asing?"Kata Erick tidak percaya dan menatap Pria si rambut merah dengan penuh curiga.
"Maafkanlah dia Kakak kelas kali ini ya aku mohon, aku akan mengurusnya."Kataku pada Erick dengan memelas untuk meyakinkannya.
"Baiklah kalau itu maumu."Jawab dari Erick mematung.
Aku dan Si rambut merah meninggalkannya. Setelah agak jauh dari pandangannya Erick.
Aku memapah Si rambut merah ini ke rumah
setelah ia duduk di sofa beristirahat aku pergi ke kamar mandi, setelahnya aku pun memberi handuk basah kepadanya.
"Bersihkan saja wajahmu,setelah itu aku akan mengobatinya ok,dan mana kunci motormu?" Tanyaku padanya agar dia memberikan kunci nya padaku.
"Ini."Jawab dia dengan menatapku patuh dan memberikan kunci motornya.
"Oh iya,apa kau bisa mengendarainya?badan itu terlihat kecil apa bisa?"Tanya si rambut merah kepadaku dan meremehkanku saat ini.
"Kau itu terlalu meremehkan orang."Jawabku sambil meninggalkanya,dan menuju tempat perkelahian mereka tadi.
"Baiklah, kalau kau bisa." Ujarnya dengan tatapan penasaran apakah gadis kecil bisa mengendarai motornya yang besar.
Setelah aku memarkir motor si rambut merah di depan terasku aku menghampirinya.
"Sini aku oleskan obatnya kepadamu!"Kataku sambil mendekatinya dan mengoleskan obat.
"Baiklah,Apa aku boleh bertanya?"Tanya dari si rambut merah.
"Boleh, katakan**lah**."Jawabku dengan tegas.
"Siapa pria tadi kenapa dia sangat galak? dan juga membanting orang semabrangan." Tanya dari si rambut merah padaku sambil melihat ekspresi wajahku.
"Dia Kakak kelasku." Jawabku.
"Tapi aku rasa tidak demikian?"Kata pria yang berambut merah ini kepo sekali,seperti wanita yang sangat penasaran.
"Lagipula bukan urusanmu , jangan Kepo ya!"
Kataku padanya sambil menempelkan plester ke pipinya dengan keras.
"Aaargh sakit,jangan keras-keras!!"Teriak Si rambut merah.
"Hei jangan manja ya, aku akan mandi jadi tunggu disini , ku pinjami baju dari Ayahku !"
Kataku sambil menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian setelah mandi dan berganti pakaian aku mencari baju ayahku yang kira-kira muat denganya.
"ini pasti muat , sepertinya badan anak itu tak jauh beda dengan Ayahku lah." Kataku sambil melihatnya ke depan ruang tamu.
"Hei ini pakailah bajumu,aku meminjamkan baju Ayahku kurasa muat."Kataku kepadanya.
Tapi kulihat ternyata dia tertidur pulas di sofa seperti anak bayi yang sudah kelelahan dan bermimpi indah.
Tililit..... tililit....tililit..,ternyata bunyi ponselku.
"Hallo."Jawabku sambil melihat pria berambut merah ini tertidur pulas di sofa.
"Hei,kau kemana saja tak pulang-pulang?,aku menunggumu,lihat antrian di toko semakin ramai!"Teriak Bibiku di ponsel dan membuat telingaku berdengung.
"Baiklah tunggu sebentar lagi ya Bibi,ini masih mengambil baju ganti di rumah Ayah." Ucapku
lalu mematikan ponsel milikku setelahnya.
Aku meninggalkan sepucuk surat, dan juga mie instan di atas meja.Kemudian berangkat ke rumah Bibiku dengan bersepeda.
Beberapa jam kemudian si rambut merah pun terbangun dari tidurnya yang lelap, kemudian mencariku di setiap sudut rumah,namun ia tak menemukanku.
Kemudian dia menemukan secarik kertas yang kutinggalkan di meja .
"Masak mie ini ya ,dan jangan lupa kuncinya aku taruh di atas kulkas."Kataku dalam surat itu.
Dan dia tersenyum-senyum sendiri setelah membaca suratku,dan setelahnya segera ia membuat mie instant karena perut nya sudah berbunyi.
Bersambung...
Walaupun ini hanya karya fiksi dan imaginer dari author harap, bijaksana dalam membaca juga mengambil sisi positifnya para readerku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Park Kyung Na
👍👍
2023-02-05
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Hahaha... Kopo juga ya sirambut merah. Pakai acara tanya itu pacarmu, jangan - jangan malah kamu yang suka lagi 😏
2022-05-21
3
Mom FA
semangat torr🤗🤗
2022-05-17
1