"Kring... Kring..."Bel Sekolah berbunyi tanda istirahat siang dimulai.
Betapa lelahnya diriku saat ini mataku yang terasa berat ingin sekali mengatup satu sama lainya , ketika itu aku menuruni tangga kelas dan menuju ke perpustakaan, dan saat itu aku berpapasan dengan Erick.
Dia terlihat baik-baik saja,seperti tidak ada kejadian apapun kemarin.
"Kau bilang hari ini aku boleh mengatakan sesuatu padamu,maukah kau meluangkan waktumu sejenak."Tanya Erick dengan sopan.
"Baiklah,apa yang ingin kau katakan,aku akan mendengarnya?"Jawabku sambil menatap wajahnya.
"Maukah kau ikut denganku"Ajak Erick.
Aku mengangguk dan menerima ajakanya, kami berjalan menuju ruang UKS.Dia sengaja mengajak aku ke tempat yang sepi agar tidak terdengar orang lain.
"Kemarin apa kau benar tidak mendengarkan kata-kataku?"Tanya Erick yang nampak serius dan menatapku dengan penuh perasaan.
"Yang kemarin,maafkan aku kakak kelas aku benar-benar lelah , saat itu aku benar-benar tertidur pulas."Jawabku sambil menatapnya
sangat penasaran apa yang ingin dia katakan.
"Bahkan sekarang aku juga masih sangat mengantuk."Kataku namun dalam hatiku.
"Dengarkan baik-baik ya , aku ingin kau jadi kekasih hatiku!"Kata Erick sambil memegang tanganku dengan penuh perasaan.
Kedua bola mataku ini hampir keluar dan loncat mendengarnya , bukan terkejut karena tembakan yang terlalu cepat , tapi bingung harus memberi jawaban apa kepadanya.
Gawat jika aku bilang ya Persi akan sangat marah dan memusuhi aku lagi , dan jika aku menolaknya , tidakkah aku menurunkan dan merendahkan kredibilitasnya seorang Ketua OSIS dan pria terpopuler di sekolah.
Aku pun menelan selivaku dan melepaskan tangan Erick.
"Maafkan aku kakak kelas,aku tidak pantas sebenarnya ya aku bukan ingin menyakitimu namun aku...."Jawabku sambil menunduk lemas.
"Aku hanya ingin mengetahui perasaanmu kepadaku?"Tanya Erick kepadaku dengan penuh perasaan.
"Sebenarnya...ehmmm....ehmmm..ehmmm" Jawab putih bingung harus menjawab apa.
"Baiklah aku akan memberikan waktu padamu dua hari,jangan lupa jika ada apa-apa hubungi aku ingat jangan pria lain,mengerti."Kata Erick sambil tersenyum manis dan lega sembari melangkah meninggalkanku.
"Apa yang dia katakan,gawat apa yang harus kulakukan..Astagaa , gilaa aku!!"Teriak dari gadis bernama Putih ini namun dalam hati
sambil berjalan menurun menyusuri tangga mengacak-acak rambutnya lalu menuju ke perpustakaan.
"Sudahlah ckk, bagaimanapun aku tidak tahu, tapi yang penting aku harus tidur siang dulu."
Kata gadis bernama Putih ini namun dalam hatinya sambil mengangguk.
Di depan perpustakaan ternyata ada Daniel serta Anggara terlihat asik membaca, Putih ini pun heran kenapa ada dua laki-laki yang sedang berpura-pura menjadi kutu buku dan sangat mencurigakan.
"Aku melihatmu berjalan menuju UKS dengan Erick, apa yang kau bicarakan denga**nya itu**?"
Tanya Daniel sangat Kepo Padaku.
"Aigo , kenapa kau menanyakanya?, aku rasa kau sudah paham maksud dan keadaanya."
Jawab dari Putih sambil pergi ke bilik buku yang paling pojok.
Disini aku sudah mempersiapkan kursi yang panjang dengan bantalnya , aku sangat lelah dan akan beristirahat sejenak disini.
"Apa yang kau maksud?"Tanya Anggara kepada Daniel.
"Kemarin saat putih di UKS, ingatkan ada Erick ternyata Erick bilang kalau suka?"Kata Daniel sambil berbisik ketelinga Anggara.
"Dia menyatakan perasaanya."Bisik Daniel di telinga Anggara.
"Oh, lalu apa jawabanya?"Bisik Anggara ke Daniel sambil menggelengkan kepalanya.
"Iya seperti biasa dia akan tidur?"Kata Daniel pada Anggara sambil mengernyitkan alisnya
"Wkwkwk."Tawa dari Anggara menimpali.
"Tetap saja gadis bodoh itu."Ujar dari Anggara
Beberapa saat kemudian bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Mereka bertiga masuk kedalam kelas.
Saat di kelas pun gadis ini tidak terlalu fokus, namun dia berpura-pura mendengarnya saja.
Waktu berlalu cepat hingga bel pulang pun berbunyi lagi. Anggara , Daniel , dan lainya pergi pulang ke rumah masing-masing, dan
mereka sebelumya menawari gadis itu untuk mengantarnya pulang tapi dia menolaknya.
"Hmm,baiklah Semangattt! aku akan pulang membantu Bibiku untuk mencari uang yang banyak!!"Gumamnya sendiri seperti orang gila.
"Haaaaahhh"
Aku adalah gadis bodoh,di dunia ini aku tidak pernah berfikiran untuk di tembak seorang laki-laki yang tampan atletis super keren dan populer itu,aku juga menganggap Ketua OSIS adalah adalah kakak kelasku yang terhebat.
Hingga saat ini aku masih mengingat akan hari itu pada saat masa orientasi siswa baru.
🍁🍁🍁🍁🍁
Flasback
"Hei gadis kecil,siapa namamu?"Tanya Erick.
"Putih kak."Jawabku.
"Apa kau senang jika masuk menjadi siswa baru di SMA ini?"Tanya Erick sambil memberi tanda tangan di kertas yang aku sodorkan kepadanya.
"Iya,aku sangat senang sekali ."Jawabku saat itu.
Aku melihat bola matanya yang coklat dan tergambar jelas penuh kebijaksanaan serta tubuhnya yang tegap,dan juga kesopananya terhadap orang lain membuatku tertegun waktu itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sesampainya di rumah , aku sangat heran kenapa pintu rumahku terbuka, apa mungkin ada maling yang masuk rumahku, atau ada seeorang yang masuk sembarangan ke rumah orang.
Dengan mengendap-endap dan mengambil ancang-ancang untuk berjaga-jaga,ternyata motor ini masih terparkir dengan eloknya di sini.
"Hei rambut merah apa kau masih di dalam?"
Tanyaku sambil melihat sekeliling rumah.
"Iya aku sedang mandi!!"Teriakanya terdengar dari kamar mandi rumahku.
"Kenapa dia tidak pulang ,apa dia pikir ini rumah hotel dasar anak itu?" Gumamku.
Dia pun keluar kamar mandi dengan percaya diri,hanya menggunakan handuk melingkar di pinggangnya dan tersenyum kepadaku.
Namun dia lupa kalau aku ini seorang gadis
setelah itu beberapa detik ingatanya pulih sejenak masuk dalam kamar mandi lagi,dan memintaku untuk meminjami baju Ayahku.
"Hei gadis kecil ambilkan baju Ayahmu lagi!" Perintahnya kepadaku dengan seenaknya.
"Anak ini memang tidak punya sopan santun ya sama sekali , berani-beraninya." Gumamku sangat sebal dengan makhluk ini dan menggelengkan kepalaku.
"Ya Tuhan!kenapa tidak di Sekolah tidak di rumah ya,hidupku sangat rumit dan tak bisa terasa damai sama sekali Astagaa!"Teriakku sambil mengacak-acak rambutku yang panjang dan berantakan.
"Ini bajunya!"Kataku sambil mengulurkan baju ke tanganya yang menjulur di depan pintu kamar mandi.
"Terimakasih ya gadis kecil."Katanya sambil menerima baju Ayahku.
Setelah rapi ia pun keluar dari kamar mandi,
terlihat segar dan bersih.Melihatnya memakai baju Ayahku,seperti melihat Ayahku waktu itu dan tersenyum kepadaku.
"Hei...hei kenapa kau melamun ,apakah aku terlihat tampan?"Ia berkata sambil tersenyum padaku dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi.
"Aku hanya melihat dirimu seperti Ayahku yang tersenyum padaku saat keluar kamar mandi."Jawabku padanya dengan sebal.
"Berapa tinggi Ayahmu itu?, baju ini ternyata kekecilan." Tanyanya padaku sambil melihat baju yang ia kenakan.
"Ayahku tingginya kira-kira 180cm lah,hanya berbeda dikit denganmu!"Kataku kepadanya sambil menyeringai.
"Lain kali jangan tinggal di rumah orang tanpa ijin!" Bentakku padanya.
"Ini juga salahmu juga, lagipula aku seperti ini karena siapa?" Ujarnya dan menarik bibirnya
"Sudahlah jangan membahasnya aku sangat lapar , aku akan melihat sesuatu di kulkas."
Kataku sambil mendongak kedalam kulkas.
"Ada nasi , ayam, dan telur , maka aku akan membuat nasi goreng."Kataku sambil menuju dapur.
"Apa nasi kemarin itu akan kau apakan itu?"
Tanyanya sambil memanyunkan bibirnya.
"Berisik , sudah tutup mulutmu!"Gertakku kepadanya.
"Kau tahu aku tak pernah makan seperti itu, aku selalu makan makanan yang higienis dan berkualitas!"Katanya sambil bangga kepada dirinya sendiri dan tersenyum seperti orang gila.
"Kenapa aku ini menemukan makhluk yang seperti ini ya Tuhan?" Gerutuku sambil masak nasi goreng.
"Makanan kesukaanku adalah, steak, wallen bergare, sushi, fetuccini dan chicken cordon bleu."Ucapnya serta menerangkan kepadaku secara detail.
"Terserah Tuan Cordon Bleu, aku mau makan lagipula aku tak tertarik sekali dengan omong kosongmu."Kataku sambil membawa dua piring nasi goreng.
"Lagipula jika kau tak mau lebih baik pulang, ya dan juga jangan kembali kesini."Gumamku sambil menyendok nasi goreng buatanku.
Dia mulai mendekati sepiring nasi goreng,dan menciumi aromanya , ternyata mulutnya itu berkata tidak mau , namun berbeda pendapat dengan anggota tubuh lainya seperti hidung dan perutnya.
Kemudian sendok demi sendok nasi goreng sisa kemarin itu di lahabnya,terlihat dia pun menikmatinya.Kemudian mulai mengambil alih nasi gorengku juga.
"Hei, tuan Cordon Bleu kenapa kau memakan nasiku juga!"Gerutuku sambil menggelengkan kepala.
"Sudahlah, aku kelaparan." Jawabnya dengan singkat.
"Dasar orang yang merepotkan."Gumamku sebal kepadanya.
Kulihat di lemari hanya ada satu mie instant padahal aku baru kemarin mengisi lemari ini dengan banyak mie instant.Berjaga-jaga bila tidak ada makanan di sini.
"Hei, apakah kau menghabiskan mie instanku semuanya?"Tanyaku bertambah sebal .
"Aku menyisakan satu untukmu?"Jawabnya sambil merebahkan tububnya di sofa seakan tuan muda dari rumah ini, aku pembantunya.
"Haaah ya ampun,terserah kau aku malas berdebat!"Kataku sambil merebus mie ini.
Beberapa saat kemudian mie ku pun sudah matang.
"Ehm akau pasti akan menikmatinya."Kataku.
Tiba-tiba ia mendekat dan duduk di depanku yang sedang makan mie.
"Aku merasa aneh,kenapa makanan di meja makanku tidak pernah terasa seenak dan selezat disini?"Dia berkata demikan sambil mengamati meja makanku yang agak lapuk.
"Kenapa mie instant pemberianmu jauh lebih nikmat dari spaghetti di rumahku,padahal di rumahku semua ada tanpa harus bersusah payah merebusnya?"Katanya sambil terlihat sangat bersedih dan tertunduk beberapa saat.
"Apa yang kau katakan?,apa ingin merebut mie ini ,dan kau berpura-pura sedih supaya aku bersimpati kepadamu?"Tanyaku padanya dengan penasaran apa gerangan yang bisa membuatnya bersedih.
"Benar aku tidak bohong , apa kau mau jadi temank**u**?"Tanya pria yang berambut merah ini kepadaku.
"Apa aku boleh tinggal disini ? satu lagi apa kau tak takut padaku?"Tanyanya sambil menatapku tajam.
"Aku, tidak takut sama sekali denganmu , apa yang menakutkan darimu , rambut merahmu?" Tanyaku sambil tertawa lepas kegirangan.
"ha ha ha ha"
"Kau kan hanya seorang gadis?"Tanyanya penasaran.
"Lalu kenapa? , walau aku seorang gadis aku berani tinggal sendirian!" Ujarku dengan kesal kepadanya sambil melempar serbet.
"Kau tidak pernah di ajari sopan santun ya ternyata."Kataku sambil mencuci piring.
"Dengar habis ini aku mau pulang ke rumah Bibiku kau tak kembali kerumahmu?"Tanyaku padanya dengan sangat sebal.
"Tentu, tapi bolehkah aku tinggal agar lukaku sedikit membaik."Ujarnya sambil menggaruk kepalanya, dan rambut merahnya itu terlihat menyala , terlihat tampangnya itu seperti berandalan kelas kakap.
"Baiklah terserah dirimu sajalah,ingat jangan masuk kamar Ayahku lagi dan juga kamarku mengerti!!"Gertakku sambil mengancam dia.
"Ok,I'm promise,oh ya siapa namamu itu?"
Tanyanya kepadaku sambil mengamati dan menatap wajahku dengan penasaran.
"Putih."Jawabku "Dan kamu?" Tanyaku
"Andromeda."Jawabnya dengan lantang.
Ini adalah visual Andromeda saat rambutnya bewarna merah menyala seperti berandalan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Park Kyung Na
💪💪
2023-02-06
0
anggita
👍.. oke thor, klo mau promo novel, bisa ketempat kami.. Bebas👌
2022-11-18
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Ngakak waktu dia sebutin banyak nama makanan 😂 ditambah tingkat kepedeannya yang begitu tinggi saat putih melihatnya. Padahal putih hanya membayangkan sosok ayahnya malah dikira tampan. Ampun... Ampun... 🤦🤣
2022-05-21
3