Hampir satu bulan Arsya tidak diperbolehkan berkunjung, selama itu juga semua pekerjaan Arsya diperusahaan tidak ada yang berjalan dengan baik, jika Arsya tidak memiliki asisten pribadi seperti Willy mungkin perusahaan ini sudah mengalami kebangkrutan.
Willy adalah karyawan pilihan Ayahnya Arsya Aditya untuk menemani Arsya menjalankan kerajaan bisnis yang Aditya lepaskan, Willy bahkan harus pindah kuliah dan satu kampus dengan Arsya untuk bisa mencocokan jadwal kuliah dengan jadwal ke kantor. Mereka berdua memang mahasiswa semester akhir, karena kejeniusan keduanya Aditya mempercayakan perusahaan ditangan mereka.
Willy memang terbiasa menangani atau menggantikan pekerjaan Arsya tapi jika terus begini Willy pun mulai mengeluh karena terlampau menguras semua waktunya.
Willy berniat menghubungi Nyonya Clarissa dan Tuan besar Aditya untuk meminta agar Arsya diijinkan untuk bertemu dan meminta maaf pada Maliqa.
Setelah perdebatan yang cukup alot akhirnya Nyonya Clarissa mengijinkan Arsya berkunjung ke Butiq nya kembali setelah mendengar penjelasan Willy dan Aditya bahwa Arsya sudah mulai menyukai Maliqa.
Setelah mendapat ijin dari Mommy, Arsya sepulang dari kantor segera bergegas pergi ke Butiq Mommy nya, disana dia mencari - cari keberadaan Maliqa dia tidak mau membuang - buang waktu lagi untuk meminta maaf dan lebih dekat dengannya.
Arsya melihat gadis dengan rambut tergerai bergelombang, memakai dress brukat berwarna putih tulang sedang berjongkok dilantai merapihkan beberapa pola yang tercecer dilantai.
"Maaf boleh saya bertanya, apa kau melihat Maliqa?" Tanya Arsya terengah - engah
"Iya kenapa?"Gadis itu terbangun dan membalikan tubuhnya gerakan yang dia lakukan membuat rambut bergelombangnya bergerak melambai dengan indah.
Arya dan gadis itupun mematung.
Arya terkejut wanita yang dia sapa adalah wanita yang selama ini menyiksa pikiran dan hatinya wanita itu adalah Maliqa, Maliqa yang ada dihadapannya berbeda jauh dengan Maliqa yang sebelumnya.
Maliqa yang kini ada dihadapannya adalah wanita cantik feminim sebelumnya Maliqa selalu mengenakan celana jeans panjang dengan kaos kebesaran dan rambut diikat kuncir kuda atau diikat cepol ke atas, kini dengan rambut terurai indah wajah yang terlihat cerah dengan jerawat yang mulai berkurang banyak bahkan hampir terlihat mulus, tubuhnya yang ideal membuat Maliqa sangat sempurna dimata Arya.
Gluk.
Arsya menelan salivanya dengan susah payah melihat penampilan Maliqa saat ini dengan dress brukat selutut berwarna putih tulang yang memperlihatkan kaki jenjangnya dengan dress model sabrina dibagian atas tampak dengan jelas memperlihatkan bahu mulus dan tulang selangka yang indah membuat tubuh Arsya bergetar meremang.
"Orang yang kau sapa itu Maliqa Arsya" ujar Clarissa hingga membuat Arsya terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Tu- tuan ada perlu apa dengan saya?" Tanya Maliqa terbata hampir sebulan tidak berjumpa dengan Arsya membuat pertemuan saat ini terasa canggung.
"Untuk siapa kau berdandan seperti ini?" Arsya tanpa sadar melontarkan kata tak sukanya dia tidak bisa mengendalikan dirinya melihat perubahan Maliqa yang seperti ini.
"Apa?!" ucap Maliqa heran
Tanpa disangka dengan implusif Arsya menarik pergelangan tangan Maliqa dan membawanya ke arah taman yang berada disekitar Butiq. Setelah sampai di taman Arya mengajak Maliqa duduk dikursi taman yang mengarah ke danau.
Hening pun tercipta meraka hanya saling tatap dalam kecanggungan.
"Maliqa aku minta maaf atas perlakuan ku tempo hari yang membuat mu sedih, aku hanya tak suka kau bisa tertawa lepas dengan Willy tapi dengan ku hanya pertengkaran yang ada, sekali lagi aku minta maaf aku sungguh sangat menyesal dan aku akan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi" ujar Arya menatap Maliqa penuh harap agar bisa memaafkan dengan sudah payah Arya menyusun kata - kata yang akan dia utarakan.
"Baiklah bila Anda sudah berjanji, saya akan memaafkan anda" ucap Maliqa dia masih ragu sebenarnya tapi setelah Maliqa melihat dari sorot mata Arya, Maliqa tidak menemukan kebohongan atas ucapan Arya.
"Bolehkan kita berteman?" tanya Arsya memberikan tangan kanannya bersiap untuk bersalaman sebagai tanda pertemanan, Arsya setengah gugup dia tidak berpengalaman untuk hal seperti ini, berbincang dengan wanita secara manusiawi saja hanya pada Mommy dan wanita dihadapannya.
"Baiklah, mulai sekarang kita berteman" ujar Maliqa dengan senyum mengembang sempurna memperlihatkan gigi gingsulnya terlihat manis, Maliqa meraih tangan Arsya sebagai terjalinnya pertemanan antara mereka.
"Maliqa aku berniat mengajak mu dan Mommy untuk makan malam bersama di rumah kami apa kau bersedia?" Tanya Arsya, Arsya berfikir dia harus bergerak cepat Arsya takut perubahan yang Maliqa lakukan karena Maliqa sedang menyukai pria lain.
"Tapi.."
"Ku mohon demi awal yang baik antara kita" ujar Arsya memotong ucapan Maliqa. tidak boleh ada penolakan pikir Arsya.
"Baiklah, kita harus kembali ke Butiq tas ku tertinggal disana"
Maliqa tercengang saat melihat bangunan yang Arsya sebut rumah, ini lebih layak dianggap istana kerajaan hampir seluruh bagian bangunan ini bergaya Eropa dengan cat dinding berwarna putih.
Saat memasuki bagian dalam mansion Maliqa mengedarkan pandangannya keseluruh bagian bangunan Maliqa dibuat terkagum - kagum dengan semua yang ia lihat.
Menyadari keterkejutan Maliqa dengan sengaja Arsya meraih tangannya menautkan jari - jarinya diantara jari jemari Maliqa.
"Aku takut kau tersesat" mendengar ucapan Arsya Maliqa hanya memandang tangannya yang digenggam Arsya.
"Rupanya kau sudah datang, kemarilah Nak" ucap Aditya merengkuh Arsya dalam pelukan sesaat dan mengalihkan pandangannya bersiap untuk memeluk Maliqa.
"Ayah jangan pernah berfikir untuk mencoba memeluknya" ucap Arsya geram bagaimana tidak dia sendiri saja baru membuat langkah awal untuk berteman dengannya dan belum bisa memeluknya.
"Kau pecemburu sekali, Ayah kan hanya ingin memeluk menantu Ayah" ujar Aditya mencebik kesal.
"Menantu?" gumam Maliqa heran
"Duduklah dulu, aku akan panggilkan Mommy"
Arsya berlari menuju kamar Mommy nya, saat Maliqa mengambil tasnya yang tertinggal di Butiq Mommy telah pulang lebih dulu untuk membantu pelayan menyiapkan makan malam ini, Arsya memang menyiapkan satu kamar khusus untuk Mommy nya dimansion.
Setelah semua berkumpul dimeja makan semua memulai makan malam dengan rasa canggung, ini kaki pertama Mommy dan Ayahnya berada dalam satu meja.
Usai makan malam Maliqa diajak berkeliling disekitar mansion oleh Aditya. Dari kejauhan Arsya melihat Maliqa tertawa bersama ayahnya.
"Kenapa dia menjadi begitu manis?" Gumam Arsya yang masih bisa terdengar oleh Clarissta, ucapan Arsya membuat Clarissta terkekeh pelan.
"Mommy apa yang dia lakukan akhir - akhir ini?" Tanya Arsya yang saat ini sedang duduk santai disebuah gazebo bersama Mommy nya.
"Dia hanya merawat diri saja" ucap Clarissa acuh
"Untuk siapa dia merawat diri? Apa dia sudah punya kekasih?" Tanya Arsya antusias
"Mommy dengar sih ada lelaki yang dia sukai" Ucap Clarissa memprovokasi.
"Willy apa sebenarnya pekerjaan mu hingga lelaki yang Maliqa sukai saja luput dari pantauanmu!" ucap Arsya geram hingga mengepalkan kedua tangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments