Mendengar penjelasan Amaya, Farhan sungguh sangat geram dan marah dia tidak menyangka bahwa rumor Martha sering membully salah satu murid berprestasi disekolah ternyata benar bahkan dia menyaksikannya sendiri.
"Maliqa sekali lagi Bapak minta maaf atas semua perlakuan Martha terhadap mu Bapak tidak menyangka bahwa rumor itu benar Bapak terlalu mempercayai Martha dan memanjakannya, setelah ini Bapak pastikan Martha tidak akan berani mengganggumu lagi" Farhan menyakinkan Maliqa dengan menggenggam tangan dan menepuk pelan pundak Maliqa berkali - kali
"Bila Bapak bisa menjamin itu saya sudah cukup tenang, saya hanya ingin bersekolah seperti kebanyakan siswa lainnya, bahkan karena perundungan yang Martha dan kedua temannya lakukan saya tidak dapat memiliki teman semua orang mengikuti Martha dan membenci saya" ucap Maliqa lirih sedih.
Maliqa teringin sekali seperti remaja kebanyakan bersosialisasi dengan sebayanya memiliki teman sepermainan yang bisa berbagi tawa dalam bahagia dan menangis bersama saat ada yang sedih.
"Kamu tidak usah bersedih lagi Bapak akan jamin semua itu" Melihat kesedihan Maliqa hatinya terenyuh, lagi - lagi Farhan tidak menyangka kenakalan anaknya bisa membuat anak yang ada dihadapannya terkucilkan hingga tidak memiliki teman.
"Maaf Bapak tidak bisa menemani kamu lebih lama lagi, sebentar lagi akan ada rapat guru dan para donatur terlebih donatur utama juga akan hadir jadi Bapak mohon undur diri untuk mempersiapkan semuanya ini ada nomor handphone Bapak kamu bisa hubungi Bapak bila ada yang kamu butuhkan mengenai kejadian hari ini atau apapun itu yang menyangkut Martha" Farhan menyerahkan kartu nama ke tangan Maliqa
"Terima kasih Pak" ucap Maliqa sopan dengan membungkukan setengah badannya
Farhan beranjak pergi dari ruang UKS, setelah sosoknya sudah tidak terlihat lagi seulas senyum terlihat diwajah Maliqa. Maliqa bangun dari brangkar dan memandangi kepergian Farhan.
"Sesenang itu kau mendapatkan nomor handphone nya? Lihat luka mu ini lebih parah dari yang terakhir kali aku obati kenapa kau tidak mencoba melawan saja" Ucap Amaya merasa heran, Amaya sering kali geram setiap kali mendapati Maliqa mendapatkan luka entah itu baret atau lebam.
"Ini semua adalah bentuk perlawanan ku" ucap Maliqa tegas dengan diakhiri senyum sempurna hingga memperlihatkan gigi gingsulnya
"Apa?!" Amaya mengerutkan keningnya kini keheranan Amaya sudah memasuki kebingungan karena ucapan Maliqa.
"Luka yang sedang Kakak obati ini bukan hasil karya Martha, tapi ini adalah maha karya ku. Tadi saat aku melawan Martha dengan kata - kata dia hendak menamparku sebelum dia melakukannya dari kejauhan aku melihat Ayahnya mendekat jadi aku manfaatkan saja situasinya sehingga solah - olah Marhta benar - benar menamparku hingga Ayahnya menyaksikan semuanya" ujar Maliqa panjang lebar dan hanya dijawab tepuk tangan oleh Amaya
Prokk
Prokk
Prokk
"Bagaimana? Akting ku bagus bukan?" Tanya Maliqa dengan setengah tertawa
"Kenapa bukan dari dulu saja kau seperti ini dasar gadis nakal, aku sudah sangat geram dengan luka mu itu ternyata ini hanya settingan semata" Amaya tidak menyangka ternyata gadis polos ini sudah mulai berontak juga.
"Aku seperti ini karena dia yang memulai Kak, kesabaran seseorang pasti ada batasnya aku hanya manusia biasa bahkan bila semut ditindas saja dia akan melawan dan mengigit. Ini adalah puncak kemarahan ku karena Martha dengan lancang mengaku hasil karyaku dan aku juga didiskualifikasi karenanya hingga membuat Ibu dan Bapak bersedih bahkan mereka harus bekerja lebih keras untuk membayar biaya sekolah" Maliqa mengeluarkan semua keluh kesahnya hingga berderai air mata mengiringi ceritanya.
"Itu bagus kau tidak perlu menundukan wajahmu terhadap siapapun yang menghinamu, selama ini kau sudah terlalu baik untuk mereka sekarang waktunya kau menunjukan bahwa kau bukan wanita lemah yang biasa mereka tindas lagi" Amaya tau betul bagaimana perasaan Maliqa saat ini
"Tapi Kak ini belum berakhir dengan gertakan yang aku buat cepat atau lambat mereka pasti akan membuat perhitungan dengan ku" ujar Maliqa lirih ada ketakutan disetiap kata - katanya
"Aku akan akan menolongmu katakan saja apa yang akan kau rencanakan selanjutnya, kita bisa mulai berteman sekarang bagaimana apa kau senang memiliki ku sebagai teman?"
Maliqa bahagia sekali dengan ucapan Amaya, ini kali pertama ada seseorang yang ingin berteman dengannya kebahagiaan Maliqa terlihat jelas dia bahkan berkaca - kaca dan meneteskan air mata bahagia.
"A-aku senang, A-aku sangat senang Kakak adalah teman pertama ku bahkan Kakak sendiri yang menawarkan pertemanan aku bahkan terlalu malu untuk memintanya terlebih takut Kakak menolak ku"
Amaya menghampiri Maliqa dia memeluknya dan mengelus - elus punggung Maliqa menyalurkan rasa hangat, Amaya berjanji dia akan menjadi teman sekaligus Kakak yang melindungi gadis polos dan baik hati ini.
Amaya adalah salah satu siswa alumni sekolah ini satu tahun lepas, karena disebabkan belum mendapatkan panggilan pekerjaan maka dia menerima tawaran dari salah satu guru menjadi petugas UKS guru tersebut mengetahui bahwa Amaya piawai dalam ilmu obat - obatan dasar yang didapatnya saat mengikuti ekstrakulikuler PMR saat bersekolah.
"Sudah jangan bersedih lagi, duduklah aku akan mengobati lagi luka memarmu lihat jerawatmu bahkan meradang parah kau pasti menamparnya terlalu keras ini bisa lama sembuhnya ish kau ini" Amaya mengambil mangkuk berisi air hangat dan handuk untuk mengompres luka di pipi Maliqa, tanpa tersadar Maliqa meringis kesakitan.
"Apa ini sakit sekali?" tanya Amaya pelan sambil meniup - niup luka memar Di pipi Maliqa
Maliqa hanya tersenyum bahagia mendapat perhatian dari teman barunya.
Tuhan terimakasih untuk hari baiknya, aku bahagia sekali kan ku ingat hari ini didalam kisah hidupku Maliqa
"Terima kasih Kak, apa Kakak akan mau membantuku dalam misi selanjutnya?" tanya Maliqa
"Tentu saja aku takan membiarkan mu bersenang - senang sendirian, aku sudah terlibat setelah mendengar pengakuanmu barusan jadi aku tidak akan setengah - setengah ikut dalam permainan ini" jawab Amaya antusias
"Baiklah teman sekaligus Kakak ku kita akan mulai permainannya" Maliqa berbicara dengan nada sensual dan diakhiri dengan kedipan mata nakal.
Mereka berdua pun tertawa terbahak - bahak dengan apa yang baru saja Maliqa lakukan seketika Maliqa bisa mengesampingkan luka yang ia rasakan kebahagiaan yang dia sangka - sangka hanya akan menjadi angan semata ternyata bisa dia rasakan akhirnya dia bisa tertawa bahagia bersama temannya, Maliqa berjanji akan menjalin pertemanan yang baik kedepannya.
Maliqa harus memutar otak untuk memiliki rencana kedepannya bagaimana membuat Martha dan kedua temannya tidak berkutik dan berhenti melakukan perundungan padanya karena bila itu bisa dia bisa lakukan maka siswa lain akan berhenti melakukan perundungan dengan sendirinya. Maliqa ingin semua harapannya tercapai mungkin bagi semua orang ini harapan yang aneh karena Maliqa hanya ingin berteman dan bersekolah seperti siswa lainnya.
Maliqa juga menginginkan kedekatannya dengan Amaya tidak membebani atau menyusahkan Amaya kedepannya Maliqa akan menjaga Amaya yang sudah mau berteman dengannya Maliqa juga tidak mau Amaya menjadi korban perundungan selanjutnya dikarnakan berteman dengan Maliqa.
Aku akan memperjuangkan dan mempertahankan pertemanan ini, karena hanya Kak Amaya saja yang dengan suka rela mau berteman dengan ku Maliqa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
✓🥀 forever
Smngt Thor🤗
2024-07-02
5