Gotcha!

"Kak apa disini ada Komputer atau Laptop?" Tanya Maliqa

"Untuk apa?" Amaya balik bertanya

"Aku ingin mengechek ulang rekaman CCTV yang aku dapat, tadi saat Kakak menyuruh ku cepat aku langsung melepaskan sambungan kabel USB karena ketakutan sepintas sih aku lihat sudah selesai, aku hanya ingin meyakinkan kalau data itu sudah sepenuhnya tercopy ke dalam handphone dan Flashdisk ku" ujar Maliqa

"Eh aku kira semua sudah sempurna" ucap Amaya sedikit khawatir

"Kau mengcopy di handphone dan Flashdisk juga untuk apa sebanyak itu? Pantas kau lama sekali didalam" tanya Amaya lagi

"Kakak tidak tau selicik apa Martha dan dua dayangnya itu? bila dia tau di dalam handphone ini ada bukti yang memberatkan dia, dia pasti akan melenyapkan bukti itu jadi aku harus punya cadangan bukan sebagai jaga - jaga" jelas Maliqa berapi - api

"Benar juga, disini tidak ada komputer kalau laptop aku punya tapi ada di rumah, bagaimana kalau sepulang sekolah kau berkunjung ke rumah ku" tawaran Amaya dibalas anggukan kepala beberapa kali oleh Maliqa, dia sangat antusias bila mengenai kedekatannya dengan teman pertamanya itu.

"Aku akan menelpon Ibu untuk meminta izin" ucap Maliqa dia pun merogoh ponsel dalam saku rok nya.

Amaya senang melihat Maliqa yang sekarang, dia bisa tersenyum seperti tidak punya beban dulu saat Maliqa mendapat perundungan Maliqa hanya bisa menangis bahkan setiap dia obati Maliqa tidak pernah mengeluh tentang rasa sakitnya, Amaya selalu terpikirkan hal - hal buruk yang akan menimpa Maliqa sebagai korban perundungan sampai Amaya sempat berfikir pada akhirnya Maliqa akan bunuh diri karena tekanan mental hal itulah yang paling dia takutkan.

Korban perundungan selain mendapatkan kekerasan fisik kadang juga mengalami tekanan mental yang diakibatkan psikologisnya terganggu perundungan pada masa remaja yang belum bisa mengontrol emosinya atau biasa anak remaja katakan labil bisa memicu perasaan rendah diri, introvert, cemas, depresi bahkan bisa sampai kesulitan tidur dengan nyenyak.

Korban perundungan memerlukan penanganan khusus dan masa penyembuhannya akan memakan waktu lama bila kejadiannya seperti Maliqa, beruntung Maliqa bisa menangani dan membawa diri dengan pikiran positif meski sekarang dia memberontak tapi tidak merubah keseluruhan sifatnya setelah menjadi korban perundungan.

Perundungan kadang diawali dari body shaming atau celaan fisik merasa terhibur dengan mencela orang dan menjadikannya candaan lama - lama perundungan pun terjadi dan berujung pada tindakan kekerasan fisik.

"Kakak aku sudah dapat ijin yang penting jangan pulang malam takut anak gadisnya ada yang culik katanya,hehehehe kadang aku heran dengan kata - kata Ibu yang berlebihan siapa juga yang mau menculik wanita gemuk, wajah penuh dengan jerawat, berkaca mata bergigi gingsul bertaring yang ada mereka akan jijik seperti siswa - siswa disini" ujar Maliqa tertawa sinis

"Hei tidak perlu berkata seperti itu, di mata seorang Ibu anak gadisnya lah yang paling cantik jadi kekhawatiran Ibu mu sangat beralasan kau harusnya bersyukur masih memiliki orang tua yang menyayangi mu disaat dunia ini mengabaikan mu, bersyukurlah itu jauh lebih baik" ucap Amaya memberikan nasihat.

"Dan aku juga bersyukur memiliki Kakak sebagai teman pertama ku aku sangat bahagia" ucap Maliqa lalu memeluk Amaya.

"Terimakasih Kak" timpal Maliqa lagi

"Sama - sama Maliqa aku juga senang mempunyai teman seperti mu, kau tau seharian disini sangat membosankan aku juga butuh teman yang bisa aku ajak bicara" Amaya melepaskan pelukan Maliqa

"Hehehehehe... Kakak ini sudah hampir waktu pulang aku akan ke kelas mengambil tas dan membereskan buku - buku ku"

"Cepatlah kita akan pulang bersama hari ini"

"Setiap hari pun aku mau Kak hehehehe" jawab Maliqa dengan senyuman.

"Baiklah setelah urusan kita selesai setiap hari aku akan mengantar jemput adik manja ini" ujar Amaya menepuk pelan bahu Maliqa.

"Yey... aku punya Kakak rasa teman" Maliqa bertepuk tangan dan tertawa riang

"Sudah cepat ambil tas mu aku akan merapikan ruang UKS dulu sebelum pulang kita bertemu diparkiran aku membawa sepedah motor"

Maliqa pergi memasuki kelas untuk membereskan buku bersiap bergegas keluar, ketika Maliqa berbalik tepat dihadapan Maliqa Martha berdiri menghalangi jalan dengan raut wajah marah Martha menatap Maliqa.

"Apa kau pikir kau itu pandai? Bisa membalikan fakta dan merasa menang karena dianggap korban?" Tanya Martha geram dengan tangan terkepal dan rahang mengeras aura intimidasi menyelimuti tubuh Maliqa

"Bukankah selama ini aku memang selalu menjadi korban?" Hardik Maliqa memicingkan mata

"Jadi karena sudah bisa melawan kau sudah merasa hebat? kau hanya beruntung saja tadi, keberuntungan mu kini sudah habis kau akan menerima pelajaran berharga karena telah berani melebarkan bendera perang pada ku" Martha melayangkan tatapan tajam geram

"Kalau aku jadi kamu, aku akan berpikir kembali sebelum melakukan itu karena kini yang ada dihadapan mu bukan Maliqa yang biasa kau bully, sekarang yang ada dihadapan mu adalah seorang wanita yang sakit hati melihat ibunya kecewa karena dia gagal mendapatkan beasiswa" ucap Maliqa bergetar menahan amarah

"Jangan melewati batasan mu buruk rupa?" teriak Martha kesal

"Kau yang telah melewati batasan mu dan berhati - hati lah" Maliqa bergegas pergi meninggalkan Martha

Sesampainya di parkiran sekolah Maliqa mencari keberadaan Amaya, tepukan halus menyentuh pundaknya.

"Kau mencari ku? Ayo naik" Amaya menyerahkan helm yang ia pinjam dari salah seorang guru. Maliqa mengenakan helm pemberian Amaya dan mengencangkan sabuknya hingga berbunyi klik. Maliqa menaiki motor bebek yang dibawa Amaya, kini motor bebek yang mereka tumpangi melaju dijalanan membelah jalanan kota.

"Kenapa kau lama tadi? Apa kau bertemu dengan Martha?" Tanya Amaya sesampainya di sebuah rumah sederhana dengan ditanami banyak tanaman hias dan bunga

"Ehmmp" Maliqa Mengangguk

"Ini rumah Kakak? Kak Amaya tinggal dengan siapa?" Tanya Maliqa saat dirinya dan Amaya masuk ke dalam rumah

"Dengan nenek, Ayah dan Ibu ku sudah berpisah mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri" takut membuat Amaya tidak nyaman Maliqa segera mengalihkan pembicaraan mereka.

"Aku haus Kak?" ujar Maliqa

"Baiklah kau bisa tunggu dikamar ku selagi aku mengambilkan minum, itu pintu kamar ku" Amaya menunjuk sebuah pintu kayu bercat putih tulang

"Laptop ku ada diatas nakas, kau bisa menggunakannya"

"Baik Kak, Aku ke kamar dulu ya" Maliqa berjalan memasuki kamar Amaya, Maliqa menatapi ruangan bercat pink soft itu, terdapat banyak buku - buku pelajaran dan juga novel tersusun rapi diatas rak meja belajarnya.

Maliqa memandangi foto - foto palaroid berukuran kecil menggantung dikabel lampu - lampu kecil yang mempel didinding kamar, Maliqa melepaskan ransel dalam gendongannya dia duduk dipinggir kasur dan meraih laptop dan meletakannya dalam pangkuan, dia membuka dan menghubungkannya dengan kabel USB yang sudah terhubung dengan Handphonenya Maliqa mengechek kembali hasil rekaman tersebut seketika sudut bibirnya melengkungkan senyum.

"Kena kau!"

Episodes
1 Maliqa Si Buruk Rupa
2 Didiskualifikasi Dari Calon Penerima Beasiswa
3 Mengubah Takdir
4 Teman Pertama
5 Memiliki Bukti
6 Gotcha!
7 Awal Mula Kebencian Martha
8 Kalah Telak
9 Hari Bahagia Maliqa
10 Menyusun Impian
11 Kerja Paruh Waktu
12 Gaun Pernikahan
13 Tuan Arogan
14 Ugly Girl
15 Arsyanendra
16 Cantik Itu Menyakitkan
17 Kenapa Dia Menjadi Manis?
18 Pemuja Rahasia
19 Bertemu Dengan Idola
20 Cemburu
21 Aspri Willy
22 Kau Milik Ku
23 Pernyataan Cinta Part 1
24 Pernyataan Cinta Part 2
25 Salah Paham
26 Berita Mengejutkan
27 Bunga Liar
28 Perempuan Selalu Merepotkan
29 Wanita Bermasker
30 Kekeliruan Willy
31 Sumpah serapah
32 Teringat kembali
33 Cemburu itu bukti cinta
34 Akan Ku Rebut Kembali
35 Cemburu Membuatku Malu
36 Kontak Fisik
37 Pengakuan Maliqa
38 Kemarahan Arsya
39 Tersiksa Rindu
40 Ulat Yang Bermetamorfosa
41 Balada Ujian Nasional
42 Charlies Angels
43 Kekecewaan Maliqa
44 Tangisan pilu
45 Siluman Dan Rubah
46 Acara Amal
47 Jatuh cinta pada orang yang sama
48 Ancaman
49 Karma Baik
50 Aib Keberuntungan
51 Masa Kelam Sean
52 Pengawasan Lexi
53 Insting Pebisnis
54 Kejutan Menyenangkan
55 Rencana dalam rencana
56 Lexi Kabur
57 Rasa Itu Ada
58 Supir?!
59 Daddy and Baby
60 Maliqa Dalam Rencana
61 Kejutan Yang Mengejutkan
62 Terlatih Patah Hati
63 Pengakuan Sean
64 Gadis tanpa emosi berdarah dingin
65 Kisah Kelam Willy
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Maliqa Si Buruk Rupa
2
Didiskualifikasi Dari Calon Penerima Beasiswa
3
Mengubah Takdir
4
Teman Pertama
5
Memiliki Bukti
6
Gotcha!
7
Awal Mula Kebencian Martha
8
Kalah Telak
9
Hari Bahagia Maliqa
10
Menyusun Impian
11
Kerja Paruh Waktu
12
Gaun Pernikahan
13
Tuan Arogan
14
Ugly Girl
15
Arsyanendra
16
Cantik Itu Menyakitkan
17
Kenapa Dia Menjadi Manis?
18
Pemuja Rahasia
19
Bertemu Dengan Idola
20
Cemburu
21
Aspri Willy
22
Kau Milik Ku
23
Pernyataan Cinta Part 1
24
Pernyataan Cinta Part 2
25
Salah Paham
26
Berita Mengejutkan
27
Bunga Liar
28
Perempuan Selalu Merepotkan
29
Wanita Bermasker
30
Kekeliruan Willy
31
Sumpah serapah
32
Teringat kembali
33
Cemburu itu bukti cinta
34
Akan Ku Rebut Kembali
35
Cemburu Membuatku Malu
36
Kontak Fisik
37
Pengakuan Maliqa
38
Kemarahan Arsya
39
Tersiksa Rindu
40
Ulat Yang Bermetamorfosa
41
Balada Ujian Nasional
42
Charlies Angels
43
Kekecewaan Maliqa
44
Tangisan pilu
45
Siluman Dan Rubah
46
Acara Amal
47
Jatuh cinta pada orang yang sama
48
Ancaman
49
Karma Baik
50
Aib Keberuntungan
51
Masa Kelam Sean
52
Pengawasan Lexi
53
Insting Pebisnis
54
Kejutan Menyenangkan
55
Rencana dalam rencana
56
Lexi Kabur
57
Rasa Itu Ada
58
Supir?!
59
Daddy and Baby
60
Maliqa Dalam Rencana
61
Kejutan Yang Mengejutkan
62
Terlatih Patah Hati
63
Pengakuan Sean
64
Gadis tanpa emosi berdarah dingin
65
Kisah Kelam Willy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!