Arsyanendra adalah pria muda berparas tampan keturunan Eropa india berusia 23 tahun, meski tergolong masih muda dan seorang mahasiswa yang masih mengejar gelar magister Arya sudah memiliki kerajaan bisnis sendiri.
Selain kerajaan bisnis yang diwariskan oleh Ayah nya Aditya berupa perusahaan Textile terbesar se asia Arya juga memiliki perusahaan properti yang ia bangun sendiri semasa dia kuliah.
Memiliki paras sempurna membuat Arsya selalu dikelilingi wanita cantik disekitarnya, sikap dingin dan arogan yang Arsya tunjukan kepada mereka malah membuat semua wanita mati penasaran.
Kakak dari Ibunya atau biasa dia sebut Mommy selalu berpesan padanya untuk tidak pernah menyakiti hati perempuan, karena bila Arsya menyakiti hati perempuan sama saja Arsya menyakiti hati Mommy nya.
Petuah itu selalu dia tanam dalam hati, Setiap ada wanita yang bertegur sapa dengannya Arsya selalu mengacuhkan wanita itu, Arsya bukan bermaksud untuk bersikap sombong hal itu dia lakukan agar mereka tidak merasa diberi harapan palsu, Arya tau sebenarnya mereka menginginkan memiliki hubungan lebih dengannya.
Tapi entah mengapa saat perdebatan pertamanya dengan Maliqa, Arsya selalu ingin beradu argumen dengannya, tidak ada yang istimewa dari penampilan Maliqa, gadis dengan tinggi sebahunya, berkulit kuning langsat, badan yang berisi dengan jerawat disemua wajahnya.
Seringnya bertengkar setiap kali bertemu membuat Arya biasa melihat Maliqa dalam keadaan cemberut, kesal bahkan marah dan itu menjadi hiburan tersendiri bagi Arya, tapi malam itu dia melihat Maliqa dengan Asisten pribadinya Willy tersenyum bahkan tertawa bersama entah perasaan apa namanya melihat Maliqa bahagia dengan orang lain membuat Arsya mendidih tak suka.
Arsya belum menyadari apa yang selama ini dia rasakan, namun setelah Willy memancing dan memprovokasinya Arsya tau rasa tak suka dia adalah cemburu.
Apakah aku sudah mulai mencintai wanita, Tapi kenapa disaat aku merasakan perasaan ini aku malah tidak tahu dan mengacaukan semuanya. Arsyanendra
Selama perjalanan pulang didalam mobil Arsya hanya terdiam dan memikirkan perkataan Willy bila dia bersaing dengan Willy meski Arsya bisa menghancurkan Willy sehancur -hancurnya Arya akan tetap kalah dalam mendapatkan Maliqa melihat dari bagaimana mereka tertawa bersama.
"Willy apa kau benar menyukai Maliqa?" Tanya Arya dengan wajah datarnya dia menahan amarah saat menanyakan itu semua dia tak mau bersikap bodoh seperti sebelumnya
"Kenapa Tuan? Apa anda sudah menyadari kalau anda menyukai nona Maliqa?" Tanya Willy penuh selidik
"Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan bodoh!" ujar Arya geram
"Maaf tuan" jawab Willy dia mulai takut dengan kemarahan tuannya meski menurut willy ini sangat menghibur, Arsya tak pernah semarah ini dalam keadaan apapun dia selalu bersikap stay cool apapun masalahnya.
Tapi ketika menangani masalah cinta tuannya selalu bersikap berlebihan, cemas, marah, cemburu yang ia rasakan kali ini sepertinya akan membuat Willy kerepotan kedepannya.
"Apa kau benar - benar menyukainya? Apa kau tidak bisa mencari wanita lain?" Tanya Arya dengan mata elangnya menatap Willy dari kaca depan kemudi.
"Saya menyukai nona Maliqa hanya sebatas adik dan kakak tuan, saya pasti akan mencari wanita lain" jawab Willy dia bahkan ingin tertawa lepas dengan pertanyaan tuannya yang menyuruh mencari wanita lain, seolah -olah sudah menandai Maliqa adalah wanitanya.
Sungguh ini adalah lelucon yang sangat menggelikan, aku harus berkabar dengan tuan besar Aditya. Willy
"Baguslah, sekarang selidiki semua tentang Maliqa dan masukan dalam jadwal kapan aku memiliki waktu luang yang cukup untuk menyatakan permintaan maaf ku terhadapnya" ucap Arya tegas ini adalah masalah serius jika Mommy nya tau dia membuat Asisten kesayangannya menangis maka hukuman sudah menantinya didepan mata, cinta tak dapat Mommy nya akan memarahinya sungguh kesialan diatas kemalangan.
"Baik tuan" jawab Willy
Arsya hanya bisa menghela napas panjang memejamkan mata dan bersandar pada sandaran kursi mobil, Masalah ini ternyata mampu membuat dia tak bersemangat.
"Perasaan ini membuat ku lebih cemas ketimbang melihat darah, Mungkin phobia darah ku akan hilang jika aku selalu mencemaskan Maliqa" gumamnya lirih hampir tak terdengar.
Aku akan membantumu tuan kau sudah aku anggap sebagai sahabat ku, meski anggapan ku ini terlalu tinggi Willy
Mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman Mansion mewah di area komplek perumahan elit dikota ini, didalam rumah Aditya sudah menyambutnya dengan merentangkan kedua tangan.
Setiap Aditya bertemu dengan Arsya, Aditya selalu menyesal atas perlakuannya terhadap Arya saat dia kecil dari bayi itu lahir hingga berusia satu tahun Aditya enggan untuk menggendong bahkan melihat sekalipun, karena depresi yang ia rasakan saat itu Aditya memilih menjauh karena takut melukai buah hati yang istrinya pertahankan itu. Beruntung dia memiliki saudara ipar seperti Clarissa yang dengan suka rela merawat anaknya.
"Hello Boy, I miss you so much son" ucap Aditya memeluk Arya.
"Aku juga merindukanmu Ayah" jawab Arya membalas pelukan Ayahnya
"Mommy tidak pulang?" Tanya Arya melepas pelukan dan duduk di sofa ruang tamu.
"Mommy mu tidak pulang, dia bilang dia ingin menyelesaikan rancangan gaun pernikahan seseorang yang akan dipakai akhir bulan ini" jawab Aditya duduk berhadapan dengan Arya.
"Ayah.. Kenapa Ayah tidak menikahi Mommy saja?" Keluh Arsya
"Arsya kenapa kau selalu menanyakan itu? Ayah ini sudah tua Nak" jawab Aditya menggelengkan kepalanya dia tidak percaya Arsya masih saya menanyakan itu selama 5 tahun terakhir ini.
"Tapi Ayah juga memerlukan pendamping untuk menemani Ayah, apa Ayah mau selama sisa umur Ayah hanya pelayan mansion yang berada disekitar Ayah, bukankah tidak ada yang melarang jika Ayah menikahi Kakak dari Almarhum Mommy Clarista Ayah bisa naik ranjang untuk menikahi Mommy" ujar Arya panjang lebar
"Naik ranjang?" jawab Aditya membeo
"Iya kan kalau menikahi Adiknya namanya turun ranjang, kalau menikahi Kakaknya berarti naik ranjang kan? Itu kan istilah di negara ini?" jelas Arya
"Ish kau ini, kenapa tidak kau saja yang menikah? Dan berikan Ayah cucu yang banyak hingga Mansion ini ramai dengan suara anak - anak mu" Aditya membalikan pertanyaan yang sama pada Arya, dia sudah terlampau malu bila dipinta menikahi kembaran istrinya.
"Jangan kan menikah, wanitanya saja malah membenciku" gumam Arya lirih sendu menundukan kepala
"Jadi kau sudah memiliki kekasih? Siapa dia kenapa tidak kau bawa kemari dan kenalkan pada Ayah ??" Tanya Aditya antusias ada kebahagiaan diraut wajahnya.
Aditya tau bagaimana perangai anaknya setelah remaja dia sama sekali tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita Aditya pernah berfikir ada masalah dengan kejantanan Arya karena tidak pernah tertarik dengan wanita tapi pernyataan Arya barusan mematahkan fikirannya yang tidak masuk akal itu.
"Aku kan sudah bilang Ayah dia sedang marah dan membenciku bagaimana bisa aku membawanya ke sini" Hardik Arya kesal
"Ish kau ini lemah sekali, bila wanita marah kenapa tidak kau coba untuk merayunya berikan dia hadiah kecil yang manis unhkapkan kata - kata penyesalan yang telah kau perbuat dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi" ucap Aditya mengajari anak nya yang payah itu.
"Hanya itu?" Tanya Arya menyimak dengan seksama seperti seorang atasan memperhatikan penuh persentasi bawahannya.
"Tapi kau harus melakukannya dengan sungguh - sungguh dan kau jangan pernah menyerah untuk mendapatkan kata maafnya" timpal Aditya lagi
"Baik Ayah aku akan melakukan semua yang ayah sarankan kedepannya aku akan menanyakan semua masalah ini kepada ayah dan satu lagi ini hanya rahasia antara kita para pria Mommy jangan sampai mengetahuinya" ucap Arya penuh dengan semangat dan senang melebihi memengkan tender bisnis jutaan dolar.
"Baiklah Ayah mengerti bila Mommy mu mengetahui kau pasti dihukum karna membuat wanita marah dan membencimu bukan begitu" Ucap Aditya tertawa terbahak - bahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments