Berdiri mematung dihadapan cermin berukuran lebih besar dari badannya, Maliqa menyusuri penampilannya bdpantulan cermin dia melihat dari atas rambut hingga ke ujung kaki, berputar dan mematung lagi, mendekatkan wajah nya ke hadapan cermin mengembungkan pipinya lalu menengok ke kanan dan kiri
"Wajar sih banyak yang bilang jelek kenyataanya aku memang jelek hihihi" Maliqa terkekeh lirih menertawakan dirinya sendiri
"Sepertinya aku harus berubah" gumam Maliqa
"Berubah seperti apa? Wonder Women apa Cat Women" sahut Ibu dibelakang Maliqa terkekeh geli
"Ish Ibu.. Bu Maliqa jelek ya? Maliqa mau memperbaiki penampilan boleh?" Tanya Maliqa seraya mendekat dan memberikan pelukan pada Ibunya
"Jawaban untuk pertanyaan pertama anak Ibu itu tidak pernah jelek, dan untuk pernyataan yang ke dua Ibu akan selalu mendukung kepususan kamu selama itu untuk kebaikan kamu dan tidak merugikan orang lain" Jawab Ibu membalas pelukan Maliqa.
"Sudah malam sayang, istirahatlah" Ibu mengelus puncak kepala Maliqa beberapa kali sebelum melepaskan pelukannya
"Selamat malam Ibu" Maliqa mengecup kedua pipi Ibu
"Selamat malam sayang" Ibu keluar kamar Maliqa dan menutup pintu perlahan
Maliqa kembali menatapi bayangannya pada pantulan cermin sebelum beranjak berbaring di ranjang tuanya.
Mentari menunjukan wajahnya burung -burung mulai bercicit menyambut sang surya, pagi ini Maliqa sangat bersemangat pergi kesekolah dia merindukan teman pertamanya, karena sudah tidak pernah terluka lagi Maliqa jadi tidak bisa mengunjungi Amaya di ruang UKS meski kadang sambungan telepon bisa membuat mereka bertegur sapa.
Driver ojol berhenti tepat digerbang sekolah, seperti kebiasaannya setiap hari Maliqa selalu menggunakan jasa driver ojol untuk pergi dan pulang sekolah.
Maliqa berjumpa dengan Amaya diparkiran sekolah, Maliqa berlari dan berhambur memeluk Amaya dari belakang.
"Aku merindukan mu Kak" ujar Maliqa setengah berteriak
"Astaga Maliqa kau membuat ku terkejut saja" Amaya membalikan tubuhnya berhadapan dan membalas pelukan Amaya.
Dari kejauhan sepasang mata memperhatikan interaksi mereka dialah Martha, melihat semua kejadian itu dia merasa iri, dia iri pada Maliqa yang nota bene dibawah Martha dalam segala hal tetapi bisa memiliki teman yang tulus.
Marta mendekati dua teman yang sedang bercengkrama itu, kedatangan Martha disambut curiga oleh Amaya, Amaya secara implusif mendorong Maliqa kebelakang tubuhnya dan mejadikan tubuhnya sebagai tameng.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Amya dengan sorot mata tajam. Perlakuan Amaya tentu saja membuat rasa iri iru semakin menjadi Martha hanya menundukan wajahnya tak bergeming
"Kakak tenanglah, Martha sudah menjadi teman ku" ujar Maliqa senang mendapat perlakuan dari Amaya.
"Te-teman!" Amaya terbata dan membeo mengulang inti dari ucapan Maliqa
"Maliqa ini ada titipan bekal sarapan dari Ibu" Martha menyerahkan paper bag dari tangannya lalu pergi karena kesal.
"Ibu nya Martha memberimu bekal sarapan? Ada apa ini kenapa semua seperti tabu bagi ku? Apa aku sudah melewati banyak hal" Tanya Amaya penasaran
Maliqa melirik jam yang melingkar ditangam kirinya.
"Masih ada waktu 20 menit lagi sebelum bell masuk, ayo kita ke ruang UKS aku akan menceritakan semuanya disana" Maliqa menyeret Amaya yang masih mematung dengan keheranan
Diruang UKS Maliqa menceritakan semuanya tentang permintaan Ibunya Martha, bagaimana Martha bisa menjadi pelaku perundungan, kejadian digudang, dan terakhir perjanjiannya dengan Martha sebagai penebusan dosa Amaya memperhatikan dengan seksama tanpa berniat menyela Maliqa.
"Jadi kau bermaksud tidak memberikan bukti rekaman CCTV itu kepada pihak sekolah?" Tanya Amaya marah.
Bukti yang mereka dapatkan bersama, bukti yang bisa mengembalikan prestasi Maliqa sebagai penerima beasiswa lanjutan setiap tahunnya, bahkan Amaya yang hanya mendengarkannya saja merasa sesak bagaimana Maliqa bisa melepaskan peluang yang jelas - jelas memang miliknya.
"Iya Kak, Aku tidak mau memperpanjang masalah ini dengan memberikan bukti rekaman CCTV, itu hanya akan merubah pandanga orang terhadap ku, tidak merubah Martha untuk tidak membenci ku, bisa jadi bila itu aku lakukan Martha akan menjadi lebih jahat dari sebelumnya bukti rekaman CCTV itu hanya aku pakai sebagai alat menggertak Martha saja, kita tidak perlu menjadi jahat untuk membalas orang jahat" ucap Maliqa tenang dia mulai membuka kotak makan yag dibawa Martha untuknya, Maliqa mulai menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya.
Sesungguhnya sebelum Maliqa memutuskan dia juga merasa bimbang tapi melihat bagaimana baiknya Ibu Martha, membuat Maliqa ingin menyudahi aksi balas dendamnya.
"Hmmmp itu memang baik, kau memang gadis baik hati, tapi tetap saja kau harus berhati - hati dengannya, dan jangan terlalu mengahayati peran mu menjadi temannya dan melupakan aku" Amaya melayangkan protesnya.
"Aku tau itu, Aku hanya akan membuat dia mengerti bahwa perundungan yang selama ini ia lakukan itu salah, selama sebulan ini aku hanya akan membuat dirinya lebih baik dan bila masa kontrak itu telah habis setidaknya dia bisa menjalani hidup seperti apa yang dikatakan Ibunya dan bisa memilih teman yang tulus berteman dengannya, aku tidak berharap dia mau berteman denganku" ucap Maliqa
Tanpa mereka tau sedari tadi dibalik pintu Martha menguping pembicaraan mereka, sebenarnya Martha tidak berniat membuntuti Maliqa dia mendapatkan telepon dari Ibunya yang ingin bicara dengan Maliqa, Martha sempat kesal padahal Ibunya memiliki no Maliqa tapi malah menelponnya kini Martha malah bersyukur Ibunya lah perantara Martha mengetahui maksud terselubung yang Maliqa rencanakan dengan membuatnya seperti pelayan.
Awal mendengarkan cerita Maliqa Martha sempat kesal tapi setelah mengerti maksud dari semua itu Martha memiliki perasaan yang aneh dia senang juga sedih, senang karena ada yang dengan tulus mau berteman dengannya tanpa memikirkan kejahatan masa lalunya, sedih krena masa pertemanannya hanya berkisar beberapa minggu lagi dan dia akan memyendiri lagi. Martha berlalu pergi ke ruang kelas dengan perasaan yang tak menentu.
"Kak aku ingin memperbaiki penampilan ku apa Kakak mau membantu ku?" Tanya Maliqa membuka bahan pembicaraan baru
"Apa yang ingin kau perbaiki?" Tanya Amaya agar tau dibagian mana harus ia bantu secara spesifik
"Seluruhnya kecuali rambut ku" ujar Maliqa mengulung dan memutar - mutar ujung rambut ikalnya, Menurut Maliqa rambut warisan almarhumah Nenek dari Bapaknya ini adalah bagian yang paling berharga dan Maliqa menyukainya rambut tebal hitam bergelombang dan ikal diujung nya membuat Maliqa merasa hanya ramputnya lah yang menarik dibandingkan yang lain.
"Baiklah bagaimana bila kita membuat daftar apa yang kau inginkan dengan tubuh mu?" Amaya mengeluarkan selembarbkertas untu mencatat bagian mana yang perlu dirubah dan cara yang akan mereka lakukan.
"Maliqa di ujung sana dekat pintu ada alat untuk mengukur tinggi badan dan timbangan badan bagaimana kalau kau mencobanya" ujar Martha
Maliqa mendekati alat yang ditunjukan Amaya, Maliqa menaiki alat timbang digital bergambar karakter kucing berwarna biru dengan kantong ajaib diperutnya
"68,2 kilogram Kak" ucap Maliqa sedih
"Hei tidak perlu bersedih, kita kan memang harus mengetahuinya bukan" Amaya mencatat hasil yang dia dapat dalam timbangan badan itu
"Coba kau bersandar ditembok dibawah pengukur tinggi badan itu" Maliqa melakukan sumua perintah Amaya, Amaya menarik meteran yang menempel diatas tubuh Maliqa dan menempelkannya diatas puncak kepala Maliqa
"165 Centi Meter" gumamnya
"Maliqa menurut data yang didapat dengan tinggi badan 165 Cm seharusnya tubuh ideal mu adalah sekitar 58 Kg jadi kau harus menurunkan berat badan mu sekitar 10 Kg "
" Apa aku bisa Kak?" Tanya Maliqa sedikit ragu
"Tentu saja dan aku akan membantu mu kau tidak harus menyerah sebelum berperang" ujar Amaya menyemangati Amaya sangat senang kini Maliqa membuka pikiran mau memperbaiki penampilannya.
"Dan untuk wajahmu kau harus menemui dokter spesialis kulit aku takut melakukan tindakan yang salah dan malah memperburuk keadaannya" ujar Amaya menjelaskan
"Aku harus mencari biaya dulu untuk itu, lebih baik kita mengurus berat badan ku dulu itu dulu prioritas utama kita untuk saat ini" ucap Maliqa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments