"Jadi apa yang kau inginkan?" tanya Martha lagi.
"Semua pilihan ada ditangan mu Martha, aku hanya akan ikut bermain bersama aku akan ikuti kemana alur permainan yang kau buat" ucap Maliqa tersenyum manis
"Baik, aku akan mengakhiri permainan ini, aku tidak akan mengganggu mu lagi anggap ini sudah selesai" ujar Martha dengan geram
"hmmm tapi sepertinya itu hanya akan menguntungkan mu, aku bahkan tidak mendapatkan apa - apa"
"Maksudmu?!"
"Bila aku sudahi aku belum tentu mendapatkan kembali beasiswa itu bukan? jadi bila aku sudahi aku tidak menghasilkan apa - apa"
"Jadi apa mau mu" Hardik Martha kesal dia sudah geram sejak awal dengan segala tingakah Maliqa
"Aku ingin kau menjadi pelayan ku selama satu bulan, kau harus mengikuti setiap pernainan ku dan kemauan ku entah itu saat aku disekolah maupun dirumah kau bisa berpura - pura mendekati ku dan ingin menjadi teman ku karena penyesalan dari kesalahan tempo hari yang kau lakukan bagaimana apa kau bersedia?" ucap Maliqa sebenarnya Maliqa tidak pernah berniat mengerjai Martha tapi karena permintaan Ibunya Martha yang menginginkan Maliqa berteman dengan Martha maka mau tidak mau Maliqa harus membuat situasi solah mereka selalu bersama dan merubah sikap Martha yang Dinda bilang bahwa Martha dahulu adalah sosok gadis yang baik.
"Pelayan?! apa kau sudah gila" hardik Martha kesal dia bahkan ingin sekali menyakiti Maliqa saat ini juga.
"Maliqa apa kami juga harus menjadi pelayan seperti permintaanmu terhadap Martha?" Tanya Liana dan Nilam hampir serempak
"Tidak perlu, aku tau Martha lah dalang dari kejahatan kalian jadi aku hanya akan memberi sedikit pelajaran padanya saja" ujar Maliqa sengaja dia mengatakan demikian dia ingin tau bagaimana reaksi para penjilat yang berkedok teman ini.
Liana dan Nilam pun tersenyum kegirangan lalu menoleh ke arah Martha mereka menyungingkan seringai aneh mengejek Martha, Martha mendapat ejekan seperti itu tentu saja marah mereka dengan mudahnya mengejek Martha yang selama ini memanjakan dan membiayai gaya hidup mereka
"Kurang ajar ya kalian" suara Martha bergetar menahan amarah
"Kau dengar sendiri kan Martha, kau memang dalang dari semua ini jadi kau sendirilah yang harus menanggung akibatnya" ujar Liana pongah dan diiring suara tertawa Nilam
"Kalian jangan senang dulu, bila kalian membuat masalah dengan ku, aku aakn memberikan bukti rekaman CCTV saat kalian berdua mencuri sketsa dan pola ku" Maliqa memberikan sorot mata tegas
"Baik Maliqa kami tidak akan berani membuat masalah dengan mu, kau kan sudah tau sendiri kami melakukan kejahatan terhadap mu karena paksaan dari Martha dialah dalang dari semua perundungan yang kau dapatkan" ujar Nilam mengompori Maliqa, sesaat Maliqa merasa kasihan terhadap Martha yang memiliki teman seperti mereka.
"Baiklah kalian berdua dan laki - laki itu bisa pergi, masih ada yang ingin aku bicarakan dengan Martha" mereka bertiga beriringan keluar dari ruang gudang.
"Aku kasihan padamu, kau tidak pandai memilah kau bahkan tidak bisa membedakan mana anjing yang hanya bisa menjilat mana teman yang harus kau jaga" mendapat ejekan dari Maliqa, Martha hanya berdiam diri dia baru sadar bahwa selama ini tidak ada yang tulus terhadapnya hanya ibu yang menyayanginya dengan tulus maka dari itu ia bertekad akan menuruti keinginan Maliqa agar dia tidak mengecewakan Ibu yang ia sayangi.
"Baiklah aku menerima tawaran mu untuk menjadikan ku pelayan, kapan aku akan memulainya?" tanya Martha dengan nada dingin
"Kau mulai bersikap manis, baiklah hari pelayanan akan dimulai dari hari ini bukan kah lebih cepat lebih baik, kau harus segera mengakhirinya agar kau bisa lega kedepannya"
"Sekarang bawa keranjang bola itu ke lapangan bila guru menanyakan ku bilang padanya bahwa aku keruangan UKS sebentar karena aku terjatuh, lihat apa yang kau perbuat pada lutut dan siku ku" ujar Maliqa
"Baik" Martha terpogoh - pogoh membawa keranjang bola basket dengan susah payah.
"Maaf ya Martha aku akan mendidik mu mulai saat ini demi menepati janjiku pada ibu mu, ternyata aku hebat juga bisa berperan sebagai tokoh antagonis hihihi" Maliqa berlalu menuju ruang UKS
Sore hari ini Maliqa menepati janjinya untuk bertemu dengan Ibu Martha Dinda. Maliqa berniat menelpon Martha setelah tadi siang Maliqa meminta no telpon Martha untuk keperluan satu bulan ini alasan Maliqa
"Hallo ini siapa?" tanya Martha saat menerima telepon dari Maliqa
"Ini aku kau dimana?" tanya Maliqa
"Aku sedang di Mall kota apa yang kau perlukan?" Martha menjawab dengan nada ketus
"aku di caffe Jasmine kemarilah secepatnya" ujar Maliqa datar
"Untuk apa? Aku harus menempuh jarak 40 menit untu pergi kesana menggunakan taxi" hardik Martha
" Aku akan bertemu dengan Ibu mu apa kau tidak penasaran apa saja yang akan aku katakan kepadanya? jika dalam 20 menit kau tidak berada disini aku tidak bisa menjamin mulutku" ucap Maliqa menakuti Martha
"Tunggu aku akan datang" Martha menutup panggilan telpon secara sepihak.
Memegang kart As Martha membuat Maliqa bisa menikmati hari - hari bahagia sebagai mana mestinya tanpa ada perundungan yang selama ini ia dapatkan.
Berhentinya Martha membuat semua siswa menghentikan tindakan tercela yang selama ini mereka tiru, mereka hanyalah asap dan Marthalah api dari asap tersebut.
Kini bahkan api itu bisa Maliqa kendalikan dengan baik, dari kejauhan Maliqa melihat Martha berlarian menghampirinya dia terengah - engah duduk dihadapan Maliqa.
Maliqa yang kasihan melihatnya memberikan gelas berisi lemon tea yang ia pesan sengaja untuk Martha.
"Minumlah, aku tak mau membuat Ibu mu khawatir setelah melihat mu" ujar Maliqa
Martha tidak memperdulikan ucapan Maliqa dia meraih gelas yang Maliqa berikan dan meminumnya hingga tandas.
"Ternyata jarak dar Mall kota hanya memerlukan waktu 15 menit, kau pandai sekali membohongi ku apa kau tidak takut sama sekali ya?" ucap Maliqa tegas
"Dimana Ibu ku?" Tanya Martha dia lebih mencemaskan Ibunya ketimbang kemarahan Maliqa
" Ibu mu baru saja sampai dia sedang menerima telpon diunung sana" ujar Maliqa seraya menunjukan keberadaan Dinda.
Selang beberapa lama Dinda menghampiri meja Maliqa dia terkejut dengan keberadaan Martha yang ada dihadapannya.
"Sayang kau disini? Bukan kah kau izin pada Ibu untuk pergi ke Mall Ibu kira kamu bersama ke dua teman mu?" Tanya Dinda heran
"Aku ke Mall sendiri Bu, mereka sudah bukan teman Thata lagi?" jawab Martha malu mendapat tatapan aneh dari Maliqa
"Syukurlah sayang kamu sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, hmmp bagaimana bila kamu berteman dekat dengan Maliqa dia anak yang baik. Maliqa kamu mau kan berteman dekat dengan Martha?" Tanya Dinda antusias
"Maliqa mau tante" Jawab Maliqa menunjukan senyum manisnya
Melihat perubahan sikap Maliqa tentu menbuat Martha ketakutan tersendiri dia yang akhir - akhir ini sering membuatnya ketar - ketir kini dia melihat Maliqa seperti gadis polos yang sering ia bully dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Bhebz
semangat Maliqa
2022-03-20
1