Aku Bukan Pengganti
Alana menatap bangunan tinggi menjulang dihadapanya. Gadis yang baru genap berusia 22 tahun itu menghela napas. Didalam bangunan mewah itu ibunya tinggal. Namun bukan sebagai tuan rumah, melainkan menjadi seorang pelayan. Yang Alana tau ibunya sudah sangat lama bekerja di tempat mewah itu, mungkin sudah lebih dari 20 tahun karna sejak Alana masih duduk di bangku sekolah dasar pun ibunya sudah bekerja ditempat tersebut.
“Ibu.. Mulai sekarang ibu sudah tidak perlu lagi bekerja disini..” Gumam Alana tersenyum penuh arti.
Alana hendak memencet tombol bel disamping gerbang menjulang tinggi itu saat tiba tiba ada yang membekapnya dari belakang. Kedua mata Alana terbelalak terkejut. Namun saat hendak memberontak tiba tiba Alana kehilangan kesadaranya.
“Bawa dia masuk.”
“Baik tuan.” Angguk dua orang berseragam serba hitam menuruti apa kata tuan mereka.
Tubuh lemas Alana di bawa masuk ke dalam rumah mewah berlantai tiga itu. Sedang Rayan Gilbert, tuan muda di rumah itu melangkah dengan santai mengikuti dari belakang para orang suruhanya yang membawa tubuh lemas Alana masuk ke dalam kediaman mewahnya.
“Tuan.. Saya mohon tuan jangan apa apakan anak saya.. Dia..”
Sari berhenti memohon saat Rayan mengangkat tangan kananya menyuruh agar Sari berhenti bersuara.
“Anakmu akan menjadi nyonya di rumah ini. Apa yang kamu khawatirkan?” Tanya Rayan dengan tatapan dinginya.
Sari mendadak membisu. Alana, gadis itu bukanlah anak kandungnya. Alana adalah anak dari madunya yang meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun silam bersama suaminya. Namun, Sari sudah menganggap gadis itu seperti anaknya sendiri. Sari menyayanginya layaknya menyayangi anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri. Meskipun memang Sari pernah mempunyai niat ingin membuang Alana dulu, tapi toh akhirnya segalanya Sari lakukan demi gadis itu bisa mencapai segala apa yang di inginkanya.
“Tuan tapi..”
“Sudahlah lebih baik sekarang kamu ikuti dia. Kamu akan mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan.”
Rayan melenggang masuk ke dalam rumah mewahnya setelah berkata. Pria itu dengan gampang menyuruh Sari pergi sedang Alana dia bawa masuk ke dalam kamarnya.
Sari mematung di tempatnya berdiri. Putrinya dalam bahaya, tapi Sari tidak bisa berbuat apa apa. Melawan tuan muda itu hanya akan membuatnya mati sia sia tanpa sedikitpun hasil.
Tintiiiiinn...
Sari tersentak saat supir yang juga adalah rekan kerjanya membunyikan Klakson. Pak Lim biasa pria baya itu di sebut. Dia adalah supir pribadi Rayan yang selalu setia mengawal kemanapun tuan mudanya pergi.
“Sudahlah, kamu tidak usah khawatir. Alana, dia akan bahagia menjadi istri tuan Rayan.”
Sari hanya bisa diam dan meneteskan air matanya. Sari tau putrinya sudah memiliki kekasih. Alana bahkan sudah menyiapkan masa depanya dengan pria yang di cintainya.
“Toh kamu juga mendapat segalanya Sari. Kamu mendapat rumah juga tanah. Sudahlah, nikmati saja apa yang kamu dapat. Kamu hidup berkecukupan, putrimu menjadi nyonya muda Gilbert. Kurang apa lagi coba?”
Sari menggelengkan kepalanya. Sari menyesal karna meminta izin berhenti dari profesinya pada Rayan. Sari menyesal memberitahukan bahwa Alana akan menjemputnya siang ini. Sari juga menyesal karna memajang photo Alana di kamarnya. Alana, entah kenapa putrinya bisa begitu mirip dengan mendiang calon nyonya muda di keluarga kaya raya itu.
-----
Alana meringis ketika merasakan pening di kepalanya, gadis itu perlahan membuka kedua matanya namun cahaya terang lampu membuatnya harus kembali memejamkan kedua matanya untuk beberapa detik.
“Dimana aku?” Gumamnya bertanya tanya.
Alana kembali mencoba membuka kedua matanya pelan pelan. Pandanganya langsung menyapu ke seluruh ruangan dimana sekarang dirinya berada. Ruangan luas dengan gaya elegan bernuansa coklat susu. Alana mengeryit. Seingatnya Alana berada didepan kediaman mewah tempat ibunya bekerja tadi. Tapi sekarang tiba tiba dirinya berada di dalam sebuah kamar yang Alana sendiri tidak tau kamar siapa.
Ceklek
Suara pintu yang terbuka mengejutkan Alana. Alana menoleh dengan cepat dan terkejut saat melihat 4 orang pelayan masuk ke dalam kamar tersebut.
“Kalian...” Alana mengenal wajah mereka, mereka adalah rekan kerja ibunya.
“Dimana ibuku?” Tanya Alana langsung. Alana yakin mereka pasti tau dimana ibunya sekarang.
Ke 4 pelayan itu saling menatap sesaat kemudian menghela napas.
“Nyonya.. Tuan sudah menunggu anda di bawah.”
Alana melongo. Mereka memanggilnya dengan sebutan nyonya.
“Kalian bercanda ya? Mana ibuku?”
Tidak ada jawaban dari para pelayan itu. Mereka hanya diam dengan tatapan iba pada Alana seolah Alana akan di hukum mati setelah itu.
Melihat itu Alana berdecak. Alana tidak salah mengenali wajah wajah pelayan itu. Alana selalu mengingat apapun dengan baik. Apa lagi Alana juga sering bertegur sapa dengan mereka saat menemui ibunya dihari libur.
“Nyonya sebaiknya anda segera turun. Tuan akan marah nanti jika nyonya terlalu lama membuatnya menunggu.”
Alana tertawa merasa sangat lucu dengan apa yang di katakan oleh rekan kerja ibunya. Mereka selalu memanggilnya nak bukan nyonya. Tapi sekarang bahkan mereka bersikap begitu formal padanya.
“Lelucon apa ini? Kalian memanggilku nyonya lagi? Hah.. Cukup.”
Alana berhenti tertawa. Sekarang yang terpenting adalah ibunya.
“Dimana ibuku?” Tanyanya lagi.
“Ibumu ada di tempat yang seharusnya.”
Alana mengerjapkan beberapa kali kedua matanya. Yang menjawab pertanyaanya adalah seorang pria, bukan salah satu dari ke 4 pelayan itu.
Alana terkejut saat melihat sosok tinggi seorang pria tampan muncul di belakang ke 4 rekan kerja ibunya. Alana menelan ludahnya. Alana tidak bodoh, Alana tau siapa pria tampan itu.
“Kalian boleh keluar.”
4 Pelayan itu mengangguk kompak kemudian keluar dari kamar itu meninggalkan Alana hanya berdua dengan Rayan.
“Tuan..”
“Rayan, panggil saja aku Rayan.” Selanya terus melangkah mendekat pada Alana yang terpaku di tempatnya berdiri.
“Begini Sakura..” Rayan tiba tiba berhenti bersuara. Pria itu diam begitu sampai tepat di depan Alana.
“Siapa namamu?” Tanyanya kemudian.
Alana tidak langsung menjawab. Alana sering melihat Rayan dari kejauhan. Alana juga tidak memungkiri bahwa Rayan adalah pria yang sangat tampan bahkan lebih tampan dari kekasihnya.
“Nama saya Alana tuan.. Eemm maksud saya Rayan.”
Rayan tersenyum. Alana memang sangat mirip dengan mendiang calon istrinya, Sakura.
“Sebut namaku sekali lagi.” Titahnya.
Meskipun bingung namun Alana tetap menuruti.
“Rayan..”
“Bagus. Mulai sekarang kamu tinggal disini bersamaku Alana. Kamu akan menjadi istriku.”
Kedua mata Alana melebar. Gadis itu mengira semuanya hanyalah mimpi namun saat Alana mencubit lenganya Alana merasakan sakit yang artinya apa yang terjadi sekarang adalah nyata.
“Tuan tapi..”
Belum sempat Alana menyelesaikan ucapanya Rayan sudah melenggang keluar dari kamar itu. Rayan juga menutup dan mengunci pintu kamar tersebut berjaga jaga agar Alana tidak pergi dari rumahnya.
“Kalian semua, pastikan dia tidak keluar dari rumah ini.” Katanya pada para pelayan juga body guard yang bekerja padanya.
“Baik tuan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
neng neng
mampir aah ..
2022-03-28
1
Wina Yuliani
baru menemukannmu thor👍👍👍👍
2022-03-23
1
Arsyalom Timothy
awalnya aj udh seru gmn lanjutannya yah. next....
2022-03-20
1