Alana menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun mewah, elegan membalut dengan sempurna tubuh langsingnya. Gaun itu berwarna peach dengan hiasan bunga mawar bertabur berlian di bagian dadanya. Benar benar sangat memukau bahkan menurut Alana sendiri yang mengenakanya.
“Sa...”
“Alana, sekali lagi nama saya Alana.”
Rayan tertawa pelan. Lagi lagi dirinya salah memanggil Alana. Tapi bukan salahnya jika salah memanggil karna Alana memang sangat mirip dengan Sakura.
“Maaf.. Kamu cantik.”
Alana tersenyum miring. Rayan baru saja memujinya. Tapi memang benar, Alana sendiri hampir tidak mengenali dirinya sendiri.
Rayan yang berada tidak jauh dari Alana mulai melangkah mendekat. Pria itu berdiri tepat di belakang Alana menatap gadis cantik di hadapanya lewat cermin besar di hadapanya.
“Dengar baik baik Alana, aku tidak menyentuhmu bukan karna aku tidak normal.”
“Anda pikir saya sudi di sentuh oleh anda tuan?” Tanya Alana sinis.
Rayan menghela napas. Akhir akhir ini dirinya sangat sibuk. Perusahaan yang di pimpinya sedang berkembang pesat. Lelah juga bosan Rayan rasakan, tapi semua itu terbayar begitu Rayan mengintip Alana yang terlelap di malam hari. Rasanya seperti menatap kekasih hatinya yang telah lama pergi dan tentunya tidak akan pernah kembali lagi padanya.
“Sudi atau tidak kamu adalah istriku. Suka tidak suka kamu harus tetap melayaniku.” Ucap Rayan telak.
Rahang Alana mengeras. Alana tidak pernah mau menikah dengan Rayan. Alana di paksa dan itulah faktanya. Para pelayan, body guard, bahkan ibunya sendiri bisa menjadi saksi jika Alana ingin menuntut.
“Tidak segampang itu Rayan.” Alana tidak mau diam. Sebisa mungkin Alana harus melawan, itu tekadnya.
Rayan tertawa lagi. Pria itu menundukan kepalanya meniup bahu terbuka Alana membuat Alana merasakan gelenyar aneh di tubuhnya bahkan bulu kuduknya berdiri seolah di belakangnya ada makhluk tak kasat mata yang sedang mengawasi dengan kilatan tajamnya.
“Aku akan membantumu membuat Dion menyesal karna telah memilih gadis lain Alana. Tapi sebagai gantinya puaskan aku malam ini.”
Alana diam. Bisikan Rayan membuat pikiran Alana mulai bekerja. Dion memang sudah sangat keterlaluan karna menghianati kesetiaanya. Ingatan masa lalu dengan Dion langsung terbayang kembali di depan matanya. Janji janji yang Dion ucapkan padanya bahkan terngiang begitu jelas membuat Alana mengepalkan kedua tanganya merasa di hianati dan di campakkan.
Rayan yang melihat ekspresi penuh dendam Alana tersenyum penuh arti. Rayan tau Alana sedang merasa kecewa juga sakit hati.
“Bagaimana sayangku?” Bisik Rayan lagi bertanya.
Alana menelan ludahnya. Bayangan masa lalu indahnya dengan Dion langsung sirna. Alana merasa seperti terbangun dari mimpi indahnya.
“Apa anda serius?” Tanya Alana lirih.
“Tentu saja. Untuk istriku yang patuh, apapun akan aku lakukan.” Jawab Rayan.
Alana menahan napas sejenak kemudian menghembuskanya dengan kasar. Mungkin memberi sedikit pelajaran pada orang yang sudah membuatnya kecewa bukanlah dosa yang besar.
“Baiklah kalau begitu.” Angguk Alana mantap.
Rayan tersenyum penuh kemenangan. Pria itu merasa sangat senang juga puas. Rayan akan membuat Alana selamanya berada di sisinya.
“Kalau begitu mari kita berangkat. Aku tidak ingin terlambat dan melewatkan pesta dansanya.”
Sekali lagi Alana mengangguk. Membayar apa yang akan Rayan akan lakukan untuknya dengan tubuhnya bukanlah hal yang buruk. Toh Rayan adalah suaminya. Tidak akan berdosa bukan jika menyerahkan tubuh pada suami sendiri.
Dion mengadakan pesta pernikahan di alam terbuka dengan konsep yang sangat romantis. Hal itu membuat Alana tertawa. Tidak mungkin rasanya jika Dion terpaksa melakoni pernikahan itu. Itu hanya alibinya saja akan tidak kentara sebagai seorang penghianat. Satu lagi, agar Dion terlihat ter-aniaya padahal bahagia.
“Apa kamu percaya jika kekasihmu itu terpaksa menikahi gadis di sampingnya?”
Rayan bertanya dengan suara pelan. Rayan juga memeluk mesra pinggang Alana sambil tersenyum mengejek pada Alana yang enggan membalas tatapanya. Saat ini mereka berada di antara tamu undangan lain yang menyaksikan meriahnya pesta resepsi Dion dan istrinya.
“Saya tidak bodoh. Saya tau itu.” Tegas Alana.
“Ssshh.. Jangan berbicara seperti itu pada suamimu sendiri sayang. Bersikaplah romantis. Bukankah kamu ingin menunjukan bahwa kamu tidak lemah hem?”
Alana berdecak. Jika bukan demi membalas rasa sakit hatinya pada Dion Alana tidak mau begitu intim dengan Rayan.
“Ayo kita kesana, kita kasih selamat pada pengantin baru itu.” Ajak Rayan.
Alana menurut. Alana pasrah saja saat Rayan memeluk mesra pinggangnya. Mereka berdua melangkah mendekat pada Dion dan istrinya. Alana kenal betul siapa istri Dion, dia adalah michelle. Gadis yang selalu Dion bilang adalah sahabat sejak kecilnya.
Saat Alana mendekat Dion tampak salah tingkah. Pria dengan tahi lalat di dagu itu terlihat bingung harus ber-ekspresi seperti apa di depan Alana. Tapi Dion lebih terkejut lagi begitu melihat Alana datang bersama Rayan. Dion tau siapa Rayan. Rayan adalah pengusaha yang namanya sudah terkenal dimana mana.
“Dion, Michelle.. Aku ikut bahagia dengan pernikahan kalian berdua. Kalian sangat cocok.” Alana berkata dengan senyum palsunya. Sebenarnya Alana ingin sekali berteriak di depan muka Dion, bersumpah serapah, bahkan memukul wajah Dion yang membuatnya sangat muak.
“Terimakasih Alana..” Michelle menyaut. Gadis itu sangat cantik dengan balutan kebaya pink yang membalut tubuh rampingnya.
“Ya sama sama. Kenalkan ini Rayan, dia suamiku.”
Alana mengenalkan Rayan sebagai suaminya yang membuat senyuman di bibir Michelle langsung sirna.
“Apa? Suami?” Dion sangat terkejut mendengarnya. Pria itu menggeleng dengan senyuman sinisnya.
“Kamu menghianatiku Alana. Tenyata memang Michelle lebih baik dari kamu.”
Alana mengepalkan tanganya mulai terbawa emosi. Dion baru saja menyebutnya penghianat bahkan membandingkanya dengan Michelle.
“Kamu, murahan.” Tekan Dion menatap Alana sinis.
Dada Alana bergemuruh. Buku buku jarinya memutih karna kepalan tanganya semakin erat. Alana tidak terima dengan sebutan murahan yang di ucapkan Dion. Alana tidak pernah ingin menikah. Rayan yang memaksanya. Rayan yang menikahinya tanpa persetujuan dari Alana sendiri.
“Hey bisa jaga mulutmu tuan? Anda tidak ingin bukan senyuman manis di bibir pengantin cantik anda berubah menjadi tangisan karna melihat mulut anda robek?”
Dion bergidik mendengar apa yang Rayan ucapkan. Pria kaya raya itu sedang mengancamnya.
“Maafkan suami saya tuan. Dia hanya salah bicara saja.” Michelle berkata cepat tidak ingin apa yang Rayan katakan benar benar terjadi. Michelle tau bagaimana bengisnya pria di depanya jika sudah marah. Bukan rahasia lagi jika seorang Rayan Gilbert adalah pria kejam tidak berperasaan.
“Nona Michelle, saya rasa suamimu ini perlu di sekolahkan lagi. Kabari saya jika ada sekolah yang bagus untuknya. Untuk masalah biaya biar saya yang menanggung. Saya yakin suami nona tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan mulut busuknya.”
Alana hanya diam saja. Rayan sedang membelanya dan itu tidak gratis. Pria itu menginginkan tubuhnya.
“Ayo istriku, kita pergi saja dari sini. Aku muak melihat mantan kekasih brengsekmu ini.”
Rayan merangkul pinggang Alana menggiringnya dengan lembut dari hadapan Dion dan Michelle.
“Dion, lain kali jaga bicaramu di depan Rayanza Gilbert.” Marah Michelle pada Dion yang masih bisa dengan jelas di dengar oleh Rayan juga Alana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Arsyalom Timothy
gak ditabokin aj mulutnya. kesel
2022-03-20
1
Halimah Saadiyah
ditunggu lagi up nya thor
2022-02-23
1
Halimah Saadiyah
💪💪💪
2022-02-23
1