Rayan mengeryit membaca selembar kertas dimana tulisan tangan Alana berjejer rapi disana. Alana baru saja memberikanya.
“Pokonya tuan harus..”
“Tidak perlu tuan. Kamu istriku. Rayan saja.” Sela Rayan melirik Alana yang berdiri di samping ranjang pengantin mereka. Alana, gadis itu sudah mengganti gaun pengantinya dengan piyama berlengan pendek milik Sakura. Begitu pas dan persis seperti Sakura menurut Rayan.
“Oke, Rayan. Anda harus memenuhi semua syarat itu jika ingin saya menjadi istri yang patuh dan baik.”
Rayan tersenyum miring. Pria itu memainkan selembar kertas yang sedang di pegangnya kemudian bangkit berdiri dari duduknya di sofa tunggal yang berada di seberang ranjangnya tepat di depan jendela kaca besar. Mungkin lebih pantas di sebut sebagai tembok kaca dari pada jendela.
“Dengar Sakura.. Eemm.. Maksudku Alana, istri yang patuh dan baik itu istri yang bersedia melayani suaminya. Bukan istri yang melarang suaminya untuk menyentuhnya.” Kata Rayan mendekat. Saat berada tepat di depan Alana, Rayan menyentuh lembut dagu Alana dan sedikit mendongakkanya.
Alana menepis dengan kasar tangan besar Rayan. Alana memang tidak sudi jika harus bersentuhan dengan pria kejam itu.
“Aku menolak syarat itu.”
Alana mendelik.
“Apa maksud anda tuan?”
“Rayan, sayang..”
“Jangan memanggil saya dengan sebutan menjijikan itu.” Kesal Alana dengan dada naik turun mulai emosi.
Rayan menghela napas kemudian melangkah sedikit memberi jarak. Pria itu menatap hamparan bintang lewat tembok kaca tebal di kamar itu. Kamar yang sengaja Rayan siapkan untuk kekasih hatinya, Sakura.
“Disini aku yang berkuasa, jangan lupakan itu.” Katanya dengan nada dingin.
Alana menelan ludahnya susah payah. Keberanianya seketika hilang. Tapi Alana tau dirinya tidak boleh lemah. Alana harus bisa melawan tuan muda kejam itu.
“Rayanza Gilbert. Anda mungkin bisa berkuasa atas segalanya, tapi tidak atas diri saya.”
Rayan tertawa pelan. Alana begitu berani padanya. Dan Rayan merasa sangat tertantang karena hal itu.
“Atas dasar apa kamu berani mengatakan itu padaku? Kamu istriku sekarang. Aku berhak segalanya atas kamu Alana.”
Alana menggeleng. Apa yang di katakan Rayan memang benar. Seorang suami berhak atas segalanya pada istrinya. Tapi menurut Alana tidak untuk hubungan mereka. Alana tidak mengenal Rayan begitu juga sebaliknya.
“Sebaiknya kamu siap siap sekarang sebelum aku berubah pikiran. Kita ke tempat ibumu sekarang.”
Rayan berlalu setelah berkata. Rayan tidak mau mendengar apapun yang keluar dari mulut Alana sekarang.
Alana berdecak. Susah payah dirinya memikirkan syarat itu tapi Rayan sama sekali tidak merespon apapun.
“Brengsek” Umpatnya.
Dalam perjalanan menuju tempat yang Rayan bilang adalah tempat baru ibunya Alana terus memutar otaknya. Alana mencoba memikirkan cara agar dirinya bisa lepas dari belenggu Rayan tanpa harus membahayakan ibunya ataupun keluarganya yang lain.
Pak Lim menghentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal baru Sari 2 hari ini.
Alana mengeryit. Itu bukan rumahnya.
“Kenapa kita kesini?” Tanyanya berani.
Rayan tidak menjawab. Pria itu hanya tersenyum sambil menggelengkan pelan kepalanya.
Saat pak Lim membunyikan klakson, seorang wanita baya langsung berlari untuk membuka gerbang. Alana tidak mengerti dimana dirinya sekarang berada.
“Apa yang anda lakukan? Dimana ibu saya?”
Alana bertanya dengan nada kesal. Alana merasa sangat gemas pada Rayan yang malah tertawa mendengar pertanyaan dengan nada penuh penekanan yang di lontarkanya.
“Wow.. Kamu benar benar istri yang hebat.”
Dada Alana mulai kembang kempis naik turun menahan emosi. Rayan benar benar sangat menguji kesabaranya.
“Itu ibumu.” Rayan menunjuk dengan menggerakkan dagu runcingnya.
Alana langsung menoleh kearah yang Rayan tunjuk. Seketika senyuman di bibirnya mengembang melihat ibunya yang berdiri di ambang pintu utama rumah berlantai 2 itu. Alana melupakan pertanyaan yang sejak tadi bersarang di benaknya tentang siapa pemilik tempat itu.
Alana menoleh kembali pada Rayan yang tersenyum padanya. Pria itu benar benar mempertemukanya dengan Sari, ibunya.
“Terimakasih, Rayan.” Katanya sebelum akhirnya turun dari mobil mewah Rayan dan berlari langsung berhambur memeluk tubuh ringkih ibunya.
Rayan terus tersenyum. Alana sangat berbeda meskipun serupa dengan Sakura.
“Jadi maksud ibu, ibu menukarku dengan rumah dan tanah yang tuan muda itu berikan sekarang?”
Sakit, kecewa itu yang sekarang Alana rasakan. Bagaimana tidak, ibunya menyuruhnya untuk menerima semua apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain ibunya juga menyuruh Alana untuk patuh sebagai istri tuan muda kejam seperti Rayan.
“Nak.. percaya sama ibu.. Tuan Rayan orang yang baik. Kamu akan melihatnya nanti.”
Alana bangkit dari duduknya di sofa mahal di ruang tamu kediaman baru ibunya. Alana tidak menyangka ibunya tidak mendukungnya kali ini.
“Sepertinya rumah dan tanah memang lebih berharga dari pada aku sekarang.” Alana merasa sangat sedih. Ibunya lebih memilih harta dari pada dirinya.
Sari tersenyum. Awalnya Sari juga merasa sangat berat. Tapi setelah mendengar cerita dari adik suaminya yang mengatakan Alana di perlakukan seperti putri di kediaman mewah itu Sari menjadi optimis. Rayan tidak akan mencelakai putrinya.
“Emm.. Ada sesuatu yang ibu mau tunjukan.”
Alana menggeleng. Ibunya pasti akan menunjukan surat rumah dan tanah yang di berikan Rayan padanya.
“Ini...”
Alana menoleh saat Sari menyodorkan sebuah undangan berwarna coklat gelap padanya.
“Apa ini?” Tanya Alana pelan.
Sari menghela napas pelan.
“Bukalah.” Titahnya.
Alana menurut. Alana membuka undangan tersebut dan terkejut saat mendapati nama kekasihnya berada disana sebagai pengantin pria.
“Bu ini..”
“Dion sendiri yang memberikanya pada ibu.. Dia bilang dia terpaksa menerima perjodohanya demi kebaikan bersama.”
Alana menggeleng. Dion selalu mengatakan akan melamarnya lalu menikahinya. Tapi sekarang, pria itu malah memberinya undangan pernikahan.
“Undangan dari siapa?”
Alana tidak bergeming saat Rayan bertanya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan kembali ke kediaman Rayan. Alana merasa tidak punya tempat lagi untuk pulang. Ibunya menolaknya tetap tinggal dengan alasan Alana sudah menjadi istri Rayan. Lalu kekasih yang sangat di cintainya menikah dengan gadis lain dan dengan sangat tidak berperasaan memberinya undangan.
Rayan penasaran. Tanpa meminta pada Alana Rayan langsung mengambil undangan berwarna coklat itu kemudian membukanya. Senyumnya mengembang. Otak pintar Rayan langsung bisa menebak dari siapa undangan tersebut.
“Aku tidak keberatan jika kamu memintaku untuk menjadi pasanganmu dalam menghadiri pesta pernikahan ini.”
Lamunan Alana tentang kemalangan nasibnya langsung pudar. Alana menyeka air mata yang membasahi pipinya kemudian menoleh menatap pria dengan kaos hitam lengan panjang di sampingnya.
“Hey, berani sekali kamu menangis di hadapanku hanya karna laki laki bernama Dion ini.”
Alana berdecak. Alana kemudian melengos. Menurutnya Rayan tidak berhak marah padanya dengan alasan apapun.
“Aku akan temani kamu. Kita tunjukan bahwa kamu tidak lemah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
neng neng
makasih thor
2022-03-28
1
Wina Yuliani
asyik nich, semua yg d lakukan seorang ibu selalu yg terbaik😄
2022-03-23
1
Arsyalom Timothy
wooowww..... keren
2022-03-20
1