Pagi ini Alana bangun pagi pagi sekali dengan senyuman manis yang terukir di bibir pink-nya. Alana sengaja berdandan secantik mungkin untuk menyambut Rayan bangun di pagi hari. Meski memang Alana masih harus mengenakan kemeja Rayan yang sangat kebesaran di tubuh langsingnya.
“Selamat pagii..”
Rayan mengeryit mendengar sapaan Alana. Sebenarnya Rayan sudah bangun sejak subuh. Hanya saja Rayan merasa sangat malas untuk bangun dan memilih untuk terus memejamkan kedua matanya sembari menunggu pagi terang.
“Rayan, bangun.”
Rayan tersenyum simpul. Pria itu menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya sengaja membuat Alana kesal.
“Biarkan aku tidur 10 menit lagi.” Kata Rayan bersuara seperti orang yang masih sangat mengantuk.
Alana mendelik kesal. Alana melipat kedua tanganya di bawah dada merasa kesal karna Rayan bahkan sama sekali tidak meliriknya. Rayan malah menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Alana menghela napas kemudian mendudukan dirinya di tepi ranjang tepat di samping tubuh Rayan.
“Aku bangun pagi pagi sekali untuk kamu. Aku mandi pagi pagi menahan dingin juga buat kamu. Tapi lihat, kamu sama sekali tidak menghargai itu.”
Rayan tersenyum di dalam selimut. Alana memang sangat unik.
“Kalau kamu masih tidak bangun juga, Aku akan marah.” Kata Alana lagi.
Rayan tidak menggubris apa ancaman Alana. Pria itu malah menertawakan Alana yang menurutnya sangat tidak bisa mengancamnya.
“Rayan bangun nggak?!” Suara Alana sedikit meninggi dengan nada kesal yang begitu kentara membuat Rayan semakin merasa senang dan terhibur.
“Iihh..”
Merasa tidak sabar, Alana pun menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Rayan. Karna Rayan yang memang sengaja tidak menahan selimut itu langsung terbuka.
“Kamu nggak tidur?” Tanya Alana penuh menyelidik.
Rayan tersenyum samar kemudian menarik kedua tangan Alana sehingga wajah keduanya menjadi dekat.
“Selamat pagi juga..” Lirih Rayan menatap tepat pada kedua bola mata indah Alana.
Alana diam terpaku. Sorot mata bening Rayan seolah menghipnotisnya membuat seluruh tubuhnya terasa kaku.
“Kamu cantik. Tapi sayang kamu bawel.” Kata Rayan lagi.
Alana langsung tersadar kemudian melepaskan diri dari Rayan. Alana melipat kedua tanganya di bawah dada memunggungi Rayan yang akhirnya bangkit dari berbaringnya.
“Aku mendadak pengin udang asam manis buatan kamu..”
Alana memutar jengah kedua bola matanya.
“Bukanya udang asam manis buatan aku tidak seenak buatan bibi? kenapa nggak pengin udang asam manis buatan bibi aja?” Tanyanya sinis.
Rayan terkekeh geli. Alana merajuk padanya.
Rayan menghela napas kemudian menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Rayan memposisikan dirinya duduk disamping Alana yang masih merasa kesal padanya.
Cup
Rayan mengecup singkat pipi Alana membuat Alana mendelik karna terkejut.
“Kamu..”
“Aku mandi dulu ya.. Masak udang asam manisnya dengan penuh cinta ya biar tambah enak.” Sela Rayan kemudian bangkit dari duduknya melangkah menuju kamar mandi meninggalkan Alana yang masih di kuasai rasa terkejutnya karna ciuman tiba tiba Rayan di pipinya.
Setelah Rayan benar benar masuk ke dalam kamar mandi, perlahan senyuman di bibir Alana mengembang. Alana menyentuh pipinya yang terasa panas. Alana yakin saat ini pipinya pasti memerah seperti udang rebus.
“Dasar tuan muda nyebelin.”
Alana bangkit dari duduknya menuju lemari baju Rayan. Dengan senyuman yang terukir dibibir pink-nya Alana meraih setelan jas juga kemeja untuk Rayan. Ini adalah kali pertama selama menjadi istri Rayan Alana melakukanya.
Setelah menyiapkan baju yang akan dikenakan Rayan, Alana keluar dari kamar. Meskipun memang Rayan pernah mengatakan masakan Alana biasa saja, tapi Alana akan tetap membuatkanya apa lagi kali ini Rayan yang meminta padanya secara langsung.
“Baik Alana, saatnya menjadi nyonya Gilbert yang sebenarnya.” Gumam Alana sambil menuruni anak tangga menuju lantai 1 rumah megah Rayan.
Alana memulai aksinya didapur sendirian. Bibi yang menawarkan untuk membantu dengan halus ditolak oleh Alana. Alana ingin membuat makanan kesukaan Rayan sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Dan sesuai permintaan Rayan, Alana membuatnya dengan sepenuh hati.
“Bagaimana rasanya?”
Alana menatap Rayan yang baru menyuapkan sesendok nasi dan udang asam manis ke dalam mulutnya. Alana berharap Rayan menilai bagus masakanya kali ini.
“Eemm...” Rayan tampak berpikir membuat Alana merasa cemas sendiri.
“Apa kurang asam atau kurang manis?” Tanya Alana tidak sabaran.
Rayan mengunyah makanan dalam mulutnya dengan pelan seperti sedang menilai rasa. Pria itu kemudian tersenyum menatap Alana yang masih menunggu jawaban atas pertanyaanya.
“Hhh.. Rayan, ayolah.. Jangan membuat aku terlalu lama menunggu.”
Rayan menyendok lagi nasi dan udang asam manis buatan Alana. Sesendok nasi itu kemudian Rayan sodorkan pada Alana.
“Rasanya sangat cocok di lidahku. Sekarang kamu makan juga yah..”
Alana tersenyum mendengarnya. Alana kemudian menganggukan kepalanya dan menerima suapan dari Rayan.
“Enak kan?” Tanya Rayan tersenyum tipis.
“Ya.. Aku bahkan tidak percaya ini buatanku.”
Rayan dan Alana sarapan bersama dengan di selingi obrolan ringan. Setelah menyelesaikan sarapanya, Rayan segera mengajak Alana untuk berbelanja semua kebutuhan Alana.
“Rayan boleh tidak aku tanya sesuatu?”
Alana menatap Rayan yang kali ini memilih mengendarai mobil sendiri tanpa di supiri oleh pak Lim. Dan lagi lagi Alana merasa sangat terpesona dengan ketampanan suaminya.
“Apa itu?” Tanya Rayan tanpa menoleh pada Alana yang duduk disamping kemudinya.
“Tentang Sakura, apa kalian lama berhubungan?”
Rayan menelan ludahnya. Rayan tidak ingin membahas apapun tentang Sakura. Rayan ingin melupakan semua tentang Sakura dan belajar membuka hati untuk Alana yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya.
“Bisa tanyakan yang lain saja?” Tanya Rayan membuat ekspresi Alana seketika berubah.
Alana menelan ludahnya susah payah. Alana paham jika memang Rayan tidak ingin membahas apapun tentang Sakura. Kehilangan orang yang sangat di cintai memang tidaklah mudah.
“Maaf..” Kata Alana lirih.
Rayan tersenyum. Satu tanganya mengusap lembut bagian belakang kepala Alana.
“Aku yang minta maaf karna nggak bisa jawab pertanyaan kamu.”
Alana tersenyum tipis. Rayan benar benar berubah derastis sekarang meskipun memang masih tetap memaksa.
Rayan menghentikan mobilnya ketika sampai di pusat perbelanjaan yang sangat besar. Dan ketika Rayan turun dari mobil bersama Alana semua tatapan orang orang di sekitar langsung tertuju pada keduanya.
“Rayan..”
“Kamu harus terbiasa dengan semua ini Alana.” Bisik Rayan meraih tangan Alana menuntunya dengan lembut.
Alana menatap kesekitarnya. Hampir semua kaum hawa disana tampak sangat antusias menatap Rayan. Mereka bahkan juga mengeluarkan hp nya dan mengambil photo Rayan. Sedang Alana merasa mungkin dirinya menjadi pusat perhatian karna kemeja hitam kebesaran milik Rayan yang dia kenakan sekarang.
“Ya tuhan.. Sehebat apa Rayan ini.. Kenapa sepertinya hampir semua orang mengenalnya.”
Alana mungkin adalah satu satunya orang yang tidak tau menau tentang Rayan. Bukan tidak ingin tau sebenarnya. Alana hanya tidak punya waktu untuk memikirkan apapun selain bagaimana caranya mendapatkan uang untuk memperbaiki perekonomian keluarganya.
“Apa mungkin wanita itu kekasih tuan Rayan?”
Alana mendengar pertanyaan seorang wanita yang tidak jauh berada di belakangnya. Dan ketika Alana menoleh, wanita itu menatapnya dengan tatapan meremehkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
itu alana ke mol pake baju rayan juga kah kan alana ngga punya baju lagi
2022-03-04
1
Huang jiahong
woiii bini nya woiii,,bukan kekasih lagi,,,yg ada kekasih halal tuan raya 🤗🤗🤗
2022-03-04
1