Setelah mengetahui semua tentang Sakura dari mulut Rayan sendiri. Alana menjadi uring uringan sendiri. Alana tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya hanyalah seorang pengganti. Padahal jika di pikir lagi kenyataan itu juga menguntungkanya. Alana bisa membalas rasa sakit hatinya pada Dion dan Michelle.
Alana menghela napas. Sudah hampir satu bulan dirinya tinggal di rumah megah itu. Selama itu pula Rayan tidak pernah lagi menyentuhnya. Meskipun memang mereka tidur seranjang. Rayan hanya memeluknya itupun jika Alana sudah terlelap dan tersadar di pagi hari saat lengan besar pria itu melingkupi tubuhnya.
“Permisi nyonya.”
Alana menoleh dan mengeryit begitu mendapati pelayan yang paling tua di antara 4 pelayan di rumah itu berdiri tidak jauh dari kursi yang di dudukinya di taman belakang rumah megah itu.
“Ada apa?” Tanya Alana tanpa basa basi.
“Di depan ada nyonya Sari. Beliau mencari anda nyonya.”
Alana diam sesaat. Rasanya aneh sekali mendengar pelayan itu memanggil ibunya dengan sebutan nyonya. Padahal biasanya mereka hanya memanggil dengan sebutan nama.
“Eemm.. Ya. Tolong bikinkan teh hangat ya bi.. Saya akan keluar sekarang.” Alana berkata dengan senyuman dibibirnya. Alana tidak bisa membenci mereka. Karena yang bersalah disini adalah Rayan dan mungkin juga ibunya yang mau saja menerima harta dari Rayan.
Alana bangkit berdiri dari duduknya dari kursi panjang ditaman kemudian melangkah masuk ke dalam rumah untuk menemui ibunya.
“Ibu bisa jelaskan semuanya nak..”
Alana menatap tangan ibunya yang menyentuh dan menggenggam tanganya. Saat ini mereka berdua sudah berada di ruang tamu dilantai satu rumah megah Rayan dan duduk berjajar di satu sofa.
Alana juga tidak bisa sepenuhnya percaya bahwa ibunya menukarnya dengan harta pada Rayan. Hari itu ibunya mengatakan akan benar benar berhenti bekerja pada Rayan sehingga Alana datang untuk menjemput.
“Alana dengarkan ibu..”
Sari menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada siapapun disana kecuali dirinya dan Alana.
“Ibu melarang kamu kesini karna takut ini terjadi.”
Alana mengeryit.
“Ibu tau sesuatu?” Tanya Alana penasaran.
“Wajah kamu dan nyonya Sakura sama. Kalian seperti orang kembar.”
Alana diam. Ibunya memang selalu menyuruhnya untuk sembunyi setahun belakangan ini jika Alana menemuinya. Dan sekarang Alana tau alasan ibunya menyuruhnya sembunyi. Karena Rayan pasti akan menahanya.
“Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang bu?” Alana terlihat bingung juga frustasi. Alana tidak betah berada di rumah itu lama lama. Alana ingin keluar dan bebas seperti dulu. Terlebih Alana baru saja mendapat pekerjaan tetap yang mungkin sekarang sudah di gantikan oleh orang lain.
“Nak.. Kamu sudah tidak punya pilihan lain selain menjadi istri yang baik untuk tuan Rayan.” Kata ibunya sendu.
Alana berdecak. Sakura, entah kenapa dia harus meninggal sehingga kini Alana harus menggantikanya.
“Aku tidak mau menjadi pengganti Sakura bu..” Alana menatap ibunya berharap belas kasihan dari wanita yang sangat menyayanginya itu.
Sari menggeleng.
“Kamu bukan pengganti nak. Kamu anak ibu..”
“Tapi Rayan, dia memperkakukanku seperti Sakura. Dia membeli apa yang Sakura suka kemudian memberikanya padaku.”
Sari menghela napas. Rayan memang sangat mencintai Sakura. Bahkan sebulan setelah kepergian Sakura dulu, Rayan masih tetap merayakan ulang tahun Sakura.
“Bu.. tolong bantu aku.. Bantu aku keluar dari rumah ini..”
“Maaf nak.. ibu nggak bisa. Bukan ibu tidak mau. Tapi ibu tau seperti apa dan bagaimana tuan Rayan kalau sudah marah.”
Alana berdecak frustasi. Entah harus pada siapa dirinya bersandar sekarang. Ibunya terlalu takut pada Rayan.
“Bibi !!”
Seruan Rayan membuat Alana tersentak. Lamunan Alana tentang obrolanya bersama ibunya seketika sirna.
Alana menatap Rayan bingung. Ekspresinya seolah bertanya “Ada apa?” pada Rayan.
“Saya tuan?”
Pelayan tertua yang sepertinya juga sangat di percaya Rayan membungkukkan sedikit tubuhnya penuh hormat berdiri di samping kursi yang di duduki Rayan.
“Bereskan semua makanan ini.” Kata Rayan tegas.
Alana terkejut. Entah apa yang salah dari hidangan di depanya sehingga Rayan menyuruh agar bibi membereskanya.
“Kenapa? Saya belum makan apa apa.” Alana protes karna belum sedikitpun mencicipi hidangan lezat di depanya.
Rayan menatap Alana dengan wajah datarnya. Pria itu kemudian bangkit dari duduknya dan mendekat pada Alana.
“Ikut aku.” Katanya kemudian berlalu dengan langkah cepat dari meja makan.
Alana mengerjapkan beberapa kali kedua matanya. Sayang sekali rasanya melihat hidangan lezat di depanya harus di bereskan.
“Bi..” Panggil Alana pelan.
“Ya nyonya..”
“Makananya...”
“Alana !!”
Saruan Rayan membuat Alana mendesis dengan kedua mata terpejam. Alana benar benar bingung dan tidak tau ada apa dengan hidangan di depanya.
“Lebih baik nyonya segera menyusul sebelum tuan marah..” Saran bibi.
Alana menganggukan kepalanya. Dengan rasa kesal yang mulai menguasai hatinya Alana bangkit dari duduknya kemudian berlalu dari meja makan menyusul Rayan yang sudah menunggunya di depan.
“Masuk !” Perintah Rayan begitu Alana sampai di depanya.
Alana mengeryit. Dengan melipat kedua tanganya di bawah dada Alana menatap penuh berani pada Rayan.
“Kenapa saya harus mau?” Tanyanya menantang Rayan.
Rayan menyipitkan kedua matanya. Sikap tegasnya sama sekali tidak mampu membuat Alana takut padanya.
“Karena kamu istriku.” Jawab Rayan penuh penekanan.
Alana tertawa mendengarnya.
“Apa anda berpikir dengan memaksa dan berbuat semau anda, anda merasa hebat tuan?”
Rahang Rayan mengeras. Alana sama sekali tidak sedikitpun merasa takut padanya. Merasa kesal, Rayan meraih lengan Alana dan menariknya kasar membuat tubuh Alana mendekat bahkan sampai menempel padanya.
“Jangan memancing emosiku sayang. Atau aku akan membuatmu tidak bisa berjalan besok pagi.” Ancamnya menatap Alana tajam.
Alana mendelik. Bayangan saat Rayan berada diatasnya malam itu seketika langsung menguasai pikiran juga kedua matanya. Rayan begitu kuat sampai membuat Alana pasrah tidak berdaya di bawahnya.
“Sekarang masuk ke mobil dan jangan banyak bertanya. Oke?”
Rayan membuka pintu mobil kemudian memasukan paksa Alana ke dalamnya. Pria itu kemudian berjalan cepat memutari bagian belakang mobil mewahnya. Rayan masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi disamping Alana duduk.
Alana berdecak. Enggan menatap Rayan, Alana melengos bahkan sampai Rayan melajukan mobilnya sendiri keluar dari pekarangan luas kediaman megahnya.
Suasana hening saat dalam perjalanan membuat Rayan diam diam tersenyum. Alana sangat keras kepala tapi entah kenapa Rayan merasa suka. Alana begitu berani menantangnya dan itu membuat Rayan semakin merasa penasaran.
Rayan menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran yang malam itu terlihat sangat ramai. Tanpa berkata apapun pada Alana Rayan turun dari mobilnya.
“Restoran? Untuk apa dia membawaku kesini?” Alana bingung sekarang.
“Ayo turun.” Sekali lagi Rayan dengan bermurah hati membukakan pintu mobil untuk Alana.
“Untuk apa kita kesini?” Tanya Alana menatap Rayan bingung.
Rayan tersenyum. Pria itu meraih tangan Alana menggenggam dan menariknya lembut agar Alana turun dari mobil mewahnya.
“Mungkin makan malam disini akan membuat kamu sedikit senang.” Katanya.
Alana mengeryit. Entah kenapa hatinya merasa tersentuh mendengar apa yang Rayan ucapkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
yuliana
anjing 🐕🐕🐕🐕🐕🐕
2022-06-15
1
Huang jiahong
terlalu kasar cara tata Rama sama istri aja kyk maksa bawahan,,,,
2022-02-27
1
piter tefan
mau ngajak mkn mlm kow harus maksa dulu
😁😁😁😁
semangat up nya tor lnjut
2022-02-27
2