Alana menghela napas beberapa kali. Kini saatnya dirinya membayar apa yang sudah Rayan lakukan untuknya. Rayan berhasil membuat Dion marah. Tapi Rayan juga membuat Dion menghinanya.
Alana menatap pantulan wajahnya di cermin. Sudah bersih tanpa sapuan make-up. Pandangan Alana turun ke tubuhnya sendiri. Baju tidur sexy berbahan satin yang di kenakanya begitu jelas memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Alana rasanya tidak berani keluar dari kamar mandi. Alana malu karna tidak terbiasa berpakaian seperti itu apa lagi di depan orang lain.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Alana menelan ludahnya. Bingung tapi juga sedih. Sempat berpikir untuk melarikan diri tapi Alana tidak tau akan kemana. Ibunya pasti akan memberitahu Rayan jika dirinya lari kesana. Teman dekat, Alana bukan sosok yang bisa akrab dengan orang lain. Alana tidak punya teman dekat selain Dion kekasihnya juga Michelle yang katanya sahabat kecil Dion dari kecil. Mereka sudah menghianatinya. Mereka menikah di belakangnya.
Ceklek
Alana menoleh cepat saat mendengar suara pintu yang di buka dari luar. Alana mendelik. Padahal Alana sudah menguncinya tapi kunci yang tadi menggantung sudah jatuh di lantai kamar mandi.
“Bagaimana mungkin?” Batin Alana menatap horor pintu yang perlahan mulai terbuka hingga akhirnya sosok tampan Rayan terlihat begitu jelas.
Alana tersudutkan sekarang. Alana tidak bisa mundur. Posisinya berada tepat di depan wastafel.
“Bisa anda sopan sedikit?” Tanya Alana dengan sisa keberanian yang masih bisa Alana pertahankan sebelum benar benar menghilang dari hati dan pikiranya.
Rayan tersenyum miring. Pria itu menatap dari atas sampai bawah penampilan Alana. Baju tidur sexy berwarna pink lembut pemberianya begitu pas melekat di tubuh langsing istrinya. Dan lagi lagi Rayan berpikir Alana adalah Sakura.
“Kamu cantik.” Lirihnya memuji.
Rayan kemudian mulai melangkah mendekat. Hal itu membuat Alana benar benar takut sekarang. Alana sudah setuju untuk menyerahkan tubuhnya pada Rayan sebelum ke pesta tadi sore. Tapi sekarang Alana merasa tidak rela. Alana takut Rayan benar benar akan menyentuhnya.
Rayan berdiri dengan begitu gagah di depan Alana yang terpaku di tempatnya. Rayan bertelanjang dada membuat Alana semakin yakin bahwa pria itu memang berniat menjamahnya malam ini.
“Anda..”
“Tolong panggil saja aku Rayan. Aku bukan tuan-mu. Aku suamimu. Dan juga, hilangkan bahasa formalmu padaku Alana.”
Alana menatap tepat pada kedua bola mata coklat bening Rayan. Entah kenapa Alana merasa pria di depanya seperti sedang sangat lemah.
Rayan menghela napas pelan. Kedua tanganya dia daratkan di meja wastafel melingkupi Alana sehingga Alana merasa pria di depanya begitu besar dan kuat.
Alana semakin merasa ciut sekarang.
“Aku tau kamu gadis yang baik. Aku juga tau kamu tidak mungkin melupakan kesepakatan kita tadi sore.”
Rayan berkata sangat pelan. Wajahnya begitu dekat dengan wajah Alana sehingga Alana bisa merasakan napas hangat Rayan menerpa wajahnya.
“Aku sudah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.. Sekarang..”
Ucapan Rayan terhenti.
“Sekarang jadilah istri yang baik dan patuh. Layani aku..” Bisik Rayan tepat di depan bibir Alana.
Alana tidak tau harus bagaimana sekarang. Alana sudah menyetujui kesepakatan itu tadi sore. Ketakutan kini menguasai hati juga pikiranya. Rayan akan menguasai semuanya.
Rayan tidak memaksa Alana, Rayan hanya menagih imbalan apa yang sudah dia lakukan untuk Alana pada Dion.
Malam itu Alana lewati dengan hasrat yang menguasainya. Rayan begitu kuat menggagahinya. Pria itu mempesona juga memperlakukanya dengan penuh cinta.
“Sakura.. Aku mencintaimu, Aku merindukanmu sayang..”
Bisikan Rayan mengakhiri aktifitas panas mereka di atas ranjang. Bisikan itu juga membuat Alana langsung tersadar dari semua yang sudah Rayan lakukan padanya. Rayan menjamahnya namun menyebut nama orang lain setelah merasa puas. Sakura, nama itu semakin membuat Alana penasaran. Namun di sisi lain Alana juga merasakan denyutan ngilu di hatinya.
Keesokan harinya Rayan sudah tidak ada begitu Alana membuka mata. Alana meringis saat hendak bangkit dari ranjang. Seluruh tubuhnya terasa sangat pegal juga lemas. Rayan benar benar mengambil alih pikiranya semalam.
Alana menghela napas. Dia bukan lagi seorang gadis sekarang, Alana sudah menjadi seorang wanita, seorang istri dari Rayanza Gilbert.
Alana mengumpulkan sisa tenaganya kemudian menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya. Alana bangkit turun dari ranjang dan melangkah menahan rasa ngilu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai membersihkan dirinya Alana mengambil pakaian di lemari baju. Alana tidak perduli milik siapa semua baju baju itu. Menurut Alana jika barang itu ada di kamarnya itu adalah miliknya.
“Ya tuhan...”
Alana menatap pantulan tubuh polosnya di cermin. Alana tidak menyadarinya saat mandi tadi, tanda merah kebiruan begitu banyak menodai kulit tubuhnya. Di leher, pundak, dada, bahkan sampai dibagian pahanya.
“Brengsek !” Umpat Alana kesal.
Alana tau itu perbuatan Rayan. Dan Alana pikir Rayan sengaja mengerjainya dengan meninggalkan bekas kepemilikanya disekujur tubuhnya.
“Awas saja kamu tuan muda, akan ku sunat milikmu nanti.”
Alana merutuki Rayan yang entah berada dimana pagi ini. Pria itu menghilang begitu saja setelah malam panas mereka lalui bersama.
Alana berjalan kembali menuju lemari bajunya. Alana mencoba mencari baju yang mungkin bisa menutupi seluruh tanda merah kebiruan itu di tubuhnya seraya terus menyumpahi Rayan.
Setelah menemukan baju yang pas Alana keluar dari kamar. Alana menuruni anak tangga dengan sangat hati hati. Rasa tidak enak itu masih sangat terasa.
Ketika sampai di meja makan Alana mengeryit. Rayan tidak ada disana.
“Dimana tuan muda kalian?” Tanya Alana membuat 2 pelayan yang sedang menata hidangan di meja makan tersentak. Mereka buru buru membalikan badan kemudian menundukan kepala saat menghadap Alana.
Alana menggeleng tidak percaya. 2 Pelayan itu Alana juga mengenalnya meskipun memang tidak tau namanya. Mereka begitu ramah dan baik setiap Alana datang untuk menemui ibunya dulu. Tapi sekarang, mereka seperti tidak mengenalnya. Mereka begitu kaku padanya.
“Tuan sudah berangkat nyonya. Tapi tuan bilang akan kembali siang nanti.” Saut salah satu dari ke-2 pelayan itu.
Alana berdecak. Alana berpikir mungkin pekerjaan Rayan di luar negeri sudah selesai. Alana menatap lagi 2 pelayan itu dan tiba tiba suara purau Rayan saat menyebut nama Sakura kembali terngiang di telinganya. Alana yakin mereka pasti tau siapa Sakura yang selalu Rayan sebut.
“Emm.. bibi.. Apa kalian tau siapa itu Sakura?”
2 Pelayan itu terlihat terkejut. Alana bisa mengentarakan itu. Keduanya saling menatap sesaat seperti sedang saling memperingati kemudian kembali menunduk.
“Tidak nyonya.. Kami tidak tau.”
Alana mengeryit. Tidak mungkin jika mereka berdua tidak tau apa apa tentang tuan-nya. Mereka sudah lama bekerja di rumah itu. Alana tau itu.
“Kalau kalian tidak mau memberitahu tidak apa apa. Saya bisa mencari tahu sendiri nanti.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
di tunggu up selnjutnya
2022-02-24
1
Halimah Saadiyah
lanjuttt
2022-02-24
1
imah
lanjutt lagi dong
2022-02-24
2