🌸
🌸
Gaharu dan Syakila akhirnya sampai di apartemen hampir sore hari, setelah sedikit drama karena Syakila amat susah di bangunkan, terpaksa Gaharu memakai cara ekstrim dalam upaya membangunkannya.
Tentu saja cara yang enak menurut Gaharu, tapi nyebelin bagi Syakila, apalagi setelahnya bibirnya terasa membengkak, akibat ciuman Gaharu yang sedikit ganas.
Gaharu sendiri merasa pusing, karena Hasrat sudah naik ke ubun-ubun, hampir saja dia mengerjai Syakila di kamar pribadinya di kantor showroom miliknya, dan tentu saja Syakila menolak dengan tegas, kayak nggak punya rumah saja. Begitu dia mengomel tadi.
Jadilah Gaharu cepat-cepat mengajak pulang, agar bisa cepat menuntaskan kerinduannya.
"Mas, ih sabar dulu kenapa sih?" omel Syakila, ketika dengan tak sabar Gaharu meraih pinggangnya, dan segera melabuhkan ciuman penuh hasrat. Padahal mereka baru saja sampai di kamar.
"Sudah, diam saja sayang, kepalaku sudah pusing sejak tadi" bisik Gaharu, diantara deru nafas yang kian berat.
"Mandi dulu mas" Syakila berusaha melerai pelukan suaminya yang begitu erat, ya sudah pasti Gaharu tidak bergeming, karena hasrat yang sudah membuncah.
"Nanti saja sekalian mandinya, sudahlah kamu diam saja" kata Gaharu agak kesal, karena Syakila mengganggu kesenangannya.
Ciuman Gaharu semakin panas, dan entah sudah sejak kapan pakaian keduanya sudah terlepas dari tubuh.
Dan Gaharu akhirnya bisa menuntaskan kerinduan yang terpendam, entah berapa ronde mereka mereguk manisnya cinta di ranjang besar kamar mereka.
🌸
🌸
"Aku mencintaimu sayang" bisik Gaharu di telinga Syakila, setelah percintaan mereka usah, Syakila masih terengah-engah, menikmati sisa-sisa pergulatan panas keduanya.
"Hemm" guman Syakila, matanya terpejam, tubuh polosnya masih terpampang nyata di mata Gaharu, dan dengan cepat dia menyelimuti tubuh polos sang istri, sebelum dia khilaf dan ingin menyerang lagi.
"Ayo mandi dulu" kata Gaharu, dia sudah berdiri dengan tubuh masih polos juga.
"Nanti dulu mas, masih capek" guman Syakila.
"Ayo, setelah mandi baru tidur. kita mandi bareng"
"Duluan aja sono mas, ih masih capek juga kok ,dipaksa" Syakila menggerutu, tapi akhirnya dia bangun juga, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dan segera masuk ke kamar mandi, dan ritual mandi yang seharusnya lima belas menit bisa selesai menjadi satu jam, karena Gaharu yang terus mengerjainya.
Syakila keluar dari kamar mandi dengan cemberut, bagaimana tidak, sudah tiga ronde Gaharu menyerangnya, alasan dia karena kemarin seharian tidak bisa menyentuhnya, jadi sekarang dia mau dobel.
" Jangan cemberut.." goda Gaharu.
"Mas nyebelin"
"Nggak papa, kan halal ini" kata Gaharu, dia sudah memakai baju, sementara Syakila masih memakai handuk untuk menutupi tubuhnya yang polos dan menggoda.
"Cih, alasan, nanti jangan minta lagi, bisa-bisa besok aku nggak bisa jalan lho mas" Syakila mengambil piyama di dalam lemari, dan memakainya begitu saja tanpa peduli ada Gaharu yang sontak menelan salivanya.
Di mata Gaharu tubuh istrinya sungguh begitu menggoda, kadang dia merasa malu kalo ingat dulu pernah bilang kalo tidak akan tergoda dengan Syakila, nyatanya Sekarang, dia tak pernah bisa untuk tidak menyentuh tubuh mungil tapi seksi itu.
"Nggak akan sayang, nanti malam satu ronde lagi, ok..."
"Nggak mau"
"Dosa menolak suami" Gaharu berkacak pinggang di belakang Syakila yang sedang sibuk memakai cream malam.
"Mas nyebelin.." rengeknya kemudian.
Gaharu mengalungkan kedua lengannya di leher jenjang istrinya, mengecup lehernya sekilas.
"Tapi kamu suka kan?" bisik Gaharu menggoda, menggigit daun telinga Syakila gemas.
"Ih, kok malah digigit, sakit mas"
"Salah sendiri kenapa menggemaskan seperti ini" Gaharu tergelak.
"Tapi jangan gigit juga ih" Syakila sudah menyelesaikan ritual malamnya sebelum tidur.
Kemudian dia berdiri, yang segera di sambut oleh pelukan Gaharu.
"Aku mencintaimu gadis Ingusan ku.." bisik Gaharu seraya mengecup pucuk kepala istrinya.
"Ih, masih juga gadis ingusan julukannya" Syakila merajuk, tapi malah membalas pelukan suaminya, yang memang begitu nyaman baginya.
"Karena kamu ingusan, makanya aku jadi jatuh cinta sama kamu" kata Gaharu.
"Iya kah?"
"Hemm"
"Mas, aku lapar" bisik Syakila, masih dalam pelukan suaminya.
"Ck, kamu merusak suasana saja" dengan kesal Gaharu melerai pelukannya. Wajahnya cemberut. Dan Syakila hanya bisa tertawa, melihat suaminya yang tampak marah itu.
"Lha emang lapar, ntar aku bisa sakit kalo nahan lapar, kan mas juga yang repot"
"Iya... iya, mau makan apa?" tanya Gaharu, dia duduk di bibir ranjang sambil memegang ponsel.
"Nggak masak aja mas?"
"Pesan saja, kamu capek kan?"
"Iya sih,"
"Makanya, mau makan apa?"
"Mi goreng seafood aja mas"
"Ok" kemudian Gaharu segera memesan via online."sudah, sebentar lagi juga datang"
"Ok" Syakila keluar dari kamar, lebih baik menunggu di ruang tamu aja, biar cepat bisa menyambut pesanan suaminya.
"Kamu bisa nyetir mobil?" tanya Gaharu saat dia baru menghempaskan bokongnya di samping istrinya.
"Dulu sempat belajar sih mas bentar, pake mobil papa, nggak tau masih bisa nggak" jawab Syakila, dia merebahkan kepalanya di pundak suaminya.
"Mau belajar lagi?"
"Mas mau ngajarin?"
"Kalo nggak repot aku ajarin, atau minta ajarin Gala saja, nanti kamu bisa pilih mobil di showroom kita" kata Gaharu sambil membelai rambut Syakila.
"Wow...beneran mas?" Syakila menatap suaminya tak percaya. Mata bulatnya bertambah besar karena melotot.
"Iya, masa bohong sih" kata Gaharu sambil menahan tawa, melihat ekspresi istrinya yang tampak menggemaskan itu.
"Nggak usah deh mas, nggak papa aku nggak bisa naik mobil" kata Syakila kemudian.
"Kenapa?" dahi Gaharu berkerut.
"Kalo aku bisa naik mobil, pasti mas jadi malas buat nganterin aku dong" kata Syakila.
"Nggak lah, kalo nggak sibuk pasti mau nganterin kamu"
"Ah, bohong"
"Iya sayang, sekarang kamu adalah prioritas utama mas, " Gaharu tersenyum lembut.
Wajah Syakila merona, hatinya terasa adem dan juga senang mendengar ucapan suaminya.
"Mas nggak bohong kan?"
"Nggak sayang" dengan gemas Gaharu mencubit pucuk hidung lancip Syakila.
"Makasih mas, " kata Syakila dengan wajah bersemu merah.
Terdengar bel berbunyi, Gaharu segera berdiri dan membuka pintu. Syakila bergegas ke ruang makan untuk menyiapkan piring dan perlengkapan makan mereka.
"Hemm, dari baunya sepertinya enak mas" kata Syakila seraya mengambil paper bag dari tangan Gaharu.
"Hidungmu itu ya" Gaharu hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya, tak ada yang bisa membuatnya senang selain makanan. Kalau wanita lainnya mungkin dengan mobil mewah, emas atau baju branded yang bisa membuat mereka senang, selain transferan juga sih, itu pengalaman Gaharu selama dia dekat dengan beberapa wanita pasca bercerai.
"Hehehe.."Syakila hanya meringis. Dia sudah
menuang mi goreng seafood itu ke piring masing-masing.
"Selamat makan mas" kata Syakila dengan penuh semangat. Dia segera menyuap mi mengunakan garpu, karena dia tidak menyukai memakai sumpit.
"Selamat makan juga sayang"
*bersambung.
jangan lupa, klik like, love dan komen.
makasih 😘😘
🌸
🌸*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Wie Yanah
syakila emg sedrhana
2022-04-10
1