🌸
🌸
"Buat apa nomer ponsel, kamu mau teror aku?" dengan curiga Gaharu menatap Syakila tajam.
Syakila mendelik, dia bertolak pinggang seraya berkata"hey om, bisa nggak sih nggak selalu negatif thinking sama aku. Gini-gini aku istri kamu, biar cuma diatas kertas"
Pletak..
"Aww.....sakit om!" pekik Syakila sambil mengelus dahinya yang kena sentilan dari suaminya.
"Jangan berisik, sudah aku mau mandi" Gaharu berbalik.
"Hey, tulis dulu nomor ponselnya" Syakila memegang lengan Gaharu erat. Ponselnya terulur ke depan wajah Gaharu.
"Mandi dulu, badanku sudah gerah"
"Ayolah om"
"Nanti saja"
"Om..."
Gaharu sudah tidak bisa menahan kesal, kemudian dia meraih tengkuk istrinya dan segera me***at bibir yang sedari tadi tak berhenti mengomel.
Sontak Syakila membelalak, di tepuknya dada Gaharu, saat dia merasa pasokan udaranya hampir habis.
"Kalo kamu berisik terus, aku akan hukum kamu lebih dari ini"omel Gaharu setelah dia melepas ciuman panasnya. Merebut ponsel dari tangan Syakila dan segera mengetik sederet nomor ponselnya.
"Nih, jangan berisik lagi" Gaharu menyerahkan ponsel Syakila kembali. Kemudian dia masuk ke kamar.
Syakila masih betah mematung, dia meraba bibirnya yang sudah diperawani oleh suaminya.
Kok rasanya aneh gini ya, hiss, om Gaha nyebelin, harusnya kan kalo mau cium tuh bilang-bilang, biar aku ada persiapan. Syakila terus mengomel dalam hati.
Kemudian Syakila ikut masuk ke dalam kamar, dilihatnya Gaharu masih berada di kamar mandi. Dengan cepat dia berlari dan melompat ke ranjang. Dia masih malu bila harus berhadapan dengan Gaharu. Mungkin bagi dia itu sudah jadi hal yang biasa, secara dia kan menyandang sertifikat perdudaan sudah lama.
Syakila menarik selimut, dan menutup seluruh tubuhnya kecuali mukanya. Terdengar suara pintu kamar mandi, dan Syakila bisa mencium aroma sabun yang segar saat Gaharu mulai keluar dari kamar mandi.
"Kamu sudah tidur?" tanya Gaharu.
Syakila mengintip dari balik selimutnya, dia melihat Gaharu sedang memakai baju di depan lemari besarnya.
"Ya..." Syakila kemudian duduk dan menyandar pada kepala ranjang. Mengamati pergerakan suaminya yang sedang menyisir rambut cepak nya di depan kaca rias.
"Ini masih sore, kamu sudah mau tidur aja" ucap Gaharu lagi.
Eh,kenapa dia peduli ya, mau aku tidur sore kek, malam kek, terserah aku kan?
"Nggak ada yang bisa dikerjain"guman Syakila.
"Mau aku kasih kerjaan?"Gaharu berbalik dan berdiri memandang Syakila.
"Hahh..."
"Pijit aku"
"Dih, ogah.."Syakila merengut.
"Katanya pengen ada kerjaan?" Gaharu tersenyum kecil, tidak tau mengapa melihat gadis itu cemberut membuatnya merasa senang.
"Ya tapi nggak disuruh mijit juga kali, eh, gimana kalo kita ngobrol om"
"Aku capek" kata Gaharu, dia ikut naik ke atas ranjang dan duduk menyandar juga seperti Syakila. Ditangannya memegang ponsel dan berniat mengecek pekerjaannya di ponsel.
"Om, belum ada anak kan?" Syakila tak peduli, dia terus saja mengajak ngobrol.
"Belum, kenapa? kamu mau ngasih aku anak?" tanya Gaharu tanpa menoleh kepada Syakila.
"Hiss,kalo om mau jalanin pernikahan dengan wajar dan norman, aku bisa ngasih om anak selusin"
Gaharu menoleh, dan tepat pada saat itu Syakila juga sedang memandangnya. sesaat mereka saling bersitatap, dan keduanya merasakan ada yang berdesir di dalam dada.
"Serius?"
"Iya.."
"Selusin?"
"Iya...eg.... kebanyakan itu, nggak jadi selusin deh, dua atau tiga saja ."Syakila menaik turunkan alisnya, menggoda Gaharu.
"Aku bisa punya anak biarpun tanpa menikah"
"Hah, nggak boleh om, itu dosa."
"Aku sudah tidak bisa percaya dengan wanita" ucap Gaharu tegas. Netranya menyorot tajam ke mata wanita yang baru dua hari menjadi istrinya itu.
"Mana bisa seperti itu?"
"Kenapa nggak?"
"Jangan memukul rata semua wanita sama seperti mantan istri om. Belum bisa move on ya?"
"Jangan sembarangan bicara!" seru Gaharu, wajahnya mulai memerah.
"Aku cuma nanya om, nggak bicara sembarangan" Syakila membela diri.
"Tidak usah mencampuri kehidupanku"tegas Gaharu.
"Tentu saja aku harus mencampurinya, ingat aku istrimu" Syakila seperti mengingatkan Gaharu.
"Oh ya? kamu paham tugas istri seperti apa?"tanya Gaharu sinis.
"Tentu saja, mama sudah memberi les private sebelum aku menikah dengan om"
"Kalo aku mau minta hakku sekarang? apa kamu bisa memberikan?"
Syakila tertegun, dia mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut suaminya.
"Kamu tidak berani kan? makanya jangan sok-sokan jadi istri yang baik" kata Gaharu meremehkan. Dia kembali fokus kepada ponselnya.
"Apa jaminannya kalo aku mau?"
Gaharu menoleh, kemudian tertawa kecil.
"Jaminan apa maksud kamu? dalam arti kamu mau menjual diri kamu?"
"Bisa nggak sih kalo ngomong jangan pedes kayak gitu?"
"Sudahlah, kita hidup masing-masing saja"
Syakila kemudian merebut ponsel yang dipegang suaminya, tanpa diduga dia duduk dipangkuan pria itu, membuat Gaharu melotot tak percaya. Kenapa gadis ingusan ini jadi berani seperti ini.
"Lakukan om"
"Kamu yakin?" Gaharu memegang pinggang ramping istrinya. Dia menegakkan tubuhnya.
"Yakin, aku sudah menjadi istrimu, apa yang aku punya adalah milik kamu"ucap Syakila pasti. lengannya memeluk leher suaminya.
"Baiklah, aku harap kamu tidak akan menyesal"bisik Gaharu, dia meraih tengkuk Syakila dan mencium bibir tipis yang sangat manis itu.
Kali ini ciuman Gaharu begitu lembut dan mendamba. Syakila hanya bisa memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan yang di berikan pria dewasa itu.
Tangan kiri Gaharu mulai menjelajah setiap jengkal tubuh yang terbalut piyama satin dengan bahu model tali itu. Gaharu meremat satu gundukan kenyal yang begitu menggodanya, saat dia melihat benda itu pertama kali.
Syakila hanya bisa mendes*ah lirih, sentuhan dari suaminya terasa begitu memabukkan, dia merasa seperti melayang.
Ciuman Gaharu turun ke leher jenjang istrinya, menggigitnya kecil,hingga menyisakan warna merah di sana. Aroma melati yang lembut membuat Gaharu menggila, baru kali ini dia merasakan begitu mendamba seorang wanita.
Terbiasa one night stand, yang sudah pasti bisa dilakukan tanpa cinta. Bahkan Gaharu tidak pernah memberi ciuman pada lawan mainnya di ranjang.
Tangan Gaharu yang sudah pasti penuh dengan pengalaman, menurunkan tali piyama Syakila ke bawah, hingga dada yang membusung itu bisa dilihatnya di balik bra hitam yang dipakainya.
Syakila hanya bisa menggigit bibirnya saat merasakan bibir Gaharu mulai bermain di gunung kembar miliknya, pria itu membenamkan wajahnya di belahan dada yang menguarkan aroma wangi yang begitu khas dengan istrinya.
"Ahh...om" Syakila meremas rambut Gaharu saat dia merasakan semakin melayang. Dan tak tau kapan pria itu membuka bra nya, hingga tubuh bagian atasnya sudah polos.
Gaharu tertegun sejenak, sambil memandang dua bukit kembar yang terpampang di depan matanya, begitu indah dan menggoda. Ukurannya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Sangat pas menurut Gaharu.
"Kamu yakin ingin memberikannya padaku?" tanya Gaharu sekali lagi, suaranya begitu berat karena sudah menahan hasrat yang sampai diubun-ubun.
Dengan pasti Syakila mengangguk, karena dia juga sudah merasakan hasrat yang begitu menggila karena sentuhan suaminya.
"Aku harap kamu tidak akan menyesalinya" bisik Gaharu di telinga Syakila, dan dengan nakal dia menggigit daun telinga Syakila gemas.
*bersambung..
jangan lupa klik like love dan juga komen,
makasih..😍😘
🌸
🌸*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sandisalbiah
unboxing... dong.. pasrah banget Sya...
2023-09-12
0
Wie Yanah
om sbr om msih sore
2022-04-09
0
Nna Rina 💖
yaaa... gantung kyk jemuran 😆
tanda baca nya udah mulai di spasi cm ada yg masih kelewat.
semangat....
2022-02-23
1