Gala dan Chika.

🌸

🌸

Gala baru saja sampai di kediaman kekasihnya, Chika, atau nama lengkapnya jesica. Gala memang sengaja menjemput sang kekasih untuk jalan bareng ke kampus.

Setelah memarkir motor sport hitam kesayangannya, Gala bergegas mengetuk pintu, dan langsung disambut oleh gadis muda dengan rambut di kuncir ekor kuda.

"Hai sayang" sapa Gala sambil melempar senyum manisnya.

"Hai, masuk dulu atau langsung berangkat?" tanya gadis yang ternyata Chika.

Gala menaikkan lengan jaket yang menutupi jam tangannya, dan disitu menunjukkan tepat jam delapan pagi. Masih ada waktu satu setengah jam lagi buat ke kampus.

"Masuk dulu nggak papa deh, bentar aja" Gala mengekori kekasihnya yang sudah lebih dulu masuk.

"Mama dan papa nggak ada?"tanya Gala setelah menghempaskan bokong di sofa ruang tamu. Rumah Chika lumayan luas, dan berlantai dua, Chika sendiri anak tunggal, Gala mengenal kekasihnya Hampir tiga tahun, sejak Chika masih duduk di bangku SMA dan satu kelas dengan adiknya Syakila.

Waktu itu Gala mewakili mamanya untuk mengambil raport untuk Syakila, dan pada saat itulah pertama kali Gala mengenal Chika yang memang sedikit tomboy.

Berawal hanya iseng saja ternyata berlanjut hingga sekarang. Gala juga sudah mengenal kedua orang tua Chika dengan baik. Sejauh ini mereka sangat mendukung hubungan putrinya dan Gala.

"Sudah pada berangkat dong jam segini juga, mau minum apa?"

" Nggak usah deh, duduk aja sini" Gala menepuk sofa yang masih kosong di sebelahnya.

" Jangan nakal ya? nggak ada orang soalnya" kata Chika sambil duduk di tempat yang di tunjuk Gala.

"Nakal apa sih yang, memang mbak Dami kemana?" tanya Gala sambil memainkan ujung rambut ekor kuda pacarnya. Dan Dami adalah wanita 35 tahun yang menjadi asisten rumah tangga keluarga Chika.

"Lagi belanja ke pasar" jawab Chika, dan bibir Gala mendarat dengan nakal dipipi kirinya yang mulus.

"Tuh kan!" Chika memekik kesal, dia menatap tajam cowok yang malah tertawa itu.

"Cuma pipi yang, boleh dong?"

"Awalnya pipi, ntar lama-lama ngelunjak" omel Chika.

"Nggak lah, pacarmu ini tipe cowok baik-baik, nggak mungkinlah mengkhianati kepercayaan papa dan mama kamu" Gala duduk miring agar bisa memandang wajah kekasihnya yang cantik natural itu.

"Iya deh, lagian aku juga nggak bakal mau kok, kalo kamu macam-macam"

"Duh, pacarku galak"

"Biarin" Chika merengut, walau dalam hati dia ingin tertawa, Gala sangat menghargai dan menghormati dirinya sebagai seorang kekasih, tiga tahun berhubungan, tak pernah minta yang macam-macam.

Paling cuma cium pipi, kecup bibir juga pernah sih, tapi hanya sesekali saja. Chika tidak peduli dikatakan cewek kuno dan kolot, toh Gala sang kekasih tidak pernah menuntut macam-macam juga,, itu yang membuatnya bertambah sayang dengan kekasihnya itu.

"Kabar Syakila gimana mas?" tanya Chika.

"Kayaknya tambah lengket sama suaminya" Gala terkekeh.

"Oh ya, bagus dong"

"Iya sih, mungkin bentar lagi kita punya keponakan" gala tergelak, dan mendapat cubitan di pinggang dari Chika.

"Dih, mikirnya udah nyampe sana sih?"

"Lha emang kayak gitu kan prosesnya yang, nikah terus punya anak kan?"

"Siapa tau Syakila belum siap kan, dia kan baru aja masuk kuliah?"

"Iya juga, tapi suaminya kan udah dewasa banget, pastinya sudah pengen punya momongan dong"

"Ya udahlah mas, itu urusan mereka, berangkat yuk" ajak Chika, dia lebih dulu berdiri dan mengambil tas ranselnya yang ada di atas sofa yang lain.

"Ok ,siap"

Keduanya pun memutuskan untuk berangkat ke kampus, mengingat waktu yang mulai beranjak siang.

🌸

🌸

Sementara itu di kampus Syakila,dia baru saja turun dari taksi online. Hari ini dia ada kuliah agak siang jadi dia berangkat naik taksi, sedang suaminya sudah berangkat sejak pagi.

"Sya.." panggil Damar, saat melihat gadis yang diam-diam dia sukai melintas di depan ruang senat.

"Eh, hai kak" Syakila melambaikan tangan ke dalam, dimana ada damar yang sedang duduk menghadap laptop, entah apa yang dia kerjakan.

" Baru datang?" tanya Damar ketika dia sudah berdiri di depan Syakila, yang pagi itu terlihat cantik dengan soft jeans abu-abu dan juga atasan model sabrina. Jangan lupakan rambutnya yang keriting kecil, membuatnya tambah menggemaskan.

"Iya kak" jawan Syakila sungkan, sebenarnya dia buru-buru pengen ke kantin, mau sarapan dulu, karena dia belum sempat sarapan gara-gara bangun kesiangan.

Ulah siapa lagi kalo bukan sang suami, semalaman dia mengerjai istrinya hingga hampir patah pinggang. Suaminya memang sangat perkasa, Syakila yang masih pemula sampai kuwalahan menghadapi keganasan Gaharu.

"Sendiri?" Damar menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Syakila.

"Memang kenapa kak?"

"Biasanya kan sama best friend kamu tuh, siapa namanya?"

"Oh, Arum ya? nggak tau kak, kami nggak bareng kok berangkatnya, arah rumah kami kan nggak sama" jawab Syakila, sambil menahan rasa lapar di perutnya. Duh, gimana pamitnya ya, nggak enak juga mau ninggalin dia, tapi perutku juga sudah melilit minta di isi.

"Hemm, gitu ya?"

"Iya, ng...kak, aku pamit dulu ya, mau ke kantin sarapan, tadi nggak sempat sarapan soalnya." pamit Syakila Akhirnya.

"Bareng deh, kebetulan aku juga belum sarapan"

"Hah," Syakila melongo ,dan dia belum sempat bicara Damar sudah menarik tangannya ke arah kantin.

"Eh, maaf kak, jangan tarik-tarik kenapa?" tanya Syakila dengan kesal, tubuhnya jadi sedikit terseret karena langkah kaki Damar yang lebar-lebar.

"Eh, maaf ya.Spontan soalnya tadi" Damar melepas genggaman tangannya, dan dia hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali itu.

Syakila hanya diam, dalam hati dia mengumpat cowok yang namanya Damar itu. kalo status yang sekarang belum jadi istri orang, mungkin dia akan suka di beri perhatian yang bikin meleleh kayak gitu.

Karena dia sudah bersuami, sebisa mungkin akan menjaga diri.

Sesampai di kantin, Syakila segera memesan semangkok soto daging dan juga jeruk hanya. Masih terlalu pagi untuk minum es.

" Kakak nggak persen makan?" tanya Syakila heran, karena melihat Damar hanya memakan ponsel ditangannya, enak bermain game atau hanya membuka medsosnya.

"Aku sudah kenyang sih, soalnya tadi sudah sarapan di rumah" Damar meringis, membuat Syakila menjadi bertambah kesal.

Jadi kak Damar hanya ingin menemani aku ke kantin ini, huh, dasar kurang kerjaan. Monolog Syakila dalam hati.

Saat pesanannya datang, Syakila segera melahapnya dengan cepat, karena dia sudah sangat lapar.

"Aku duluan ya kak?" pamit Syakila sambil menyendok nasi ke dalam mulut mungilnya.

"Iya Sya, nambah juga boleh kok, biar aku traktir "

"Aduh, repot-repot kak, masa tiap makan di traktir sih, kan malu kak" Syakila merasa keberatan, bukan apa-apa, dia takut kalo Damar menaruh perhatian kepadanya.

"Nggak lah Sya, cuma traktir makan aja, nggak tas Gucci" setengah bercanda Damat berkata.

" Terserahmu deh kak" kata Syakila seraya memutar bola mata sebal.

Damar hanya bisa memandang sang pujaan hati yang sedang menyantap sarapannya dengan cepat dan tanpa bicara.

*Bersambung..

🌸

🌸*

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kemaren² kemana aja Damar.. giliran si Shyla udah punya pawang kamunya pepet dia, telattt bambankk..

2023-09-13

0

Wie Yanah

Wie Yanah

awas jgn trllu dkt nnt duda km cmburu

2022-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!